ten

12 2 0
                                    

warn! ada slight spicy scene. Skip if uncomfortable.

Jeno masuk ke dalam kamar setelah mengetuknya terlebih dahulu. 

"Gimana? Udah mendingan?" Jeno menaruh sebuah nampan di atas nakas dan duduk di samping kasur.

Rasywa menjawab pertanyaan Jeno dengan sebuah anggukan "Udah mendingan pusingnya, tapi belum ukur suhu. Itu apaan?" Ucap Rasywa yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan.

"Sup daging, makan dulu abis itu minum obat lagi." Jeno mendekat ke arah nakas lalu membuka salah satu lacinya, mengeluarkan sebuah thermometer gun. 
"Sini, ukur dulu suhunya" 

Rasywa bergeser, Jeno mendekatkan thermometer gun tersebut ke arah dahi Rasywa.

"Udah agak turun, makan dulu" Jeno menaruh kembali thermometer itu ke tempat sebelumnya.

"Banyak banget, kok ada dua?" 

"Ya aku juga makan lah"

"Disini?"

"Iya, kenapa? Mau makan sendirian aja? Kalo iya aku keluar"

"Eh bukan gitu, nanya doang. Disini aja temenin ngobrol"

Akhirnya Jeno tidak jadi beranjak, ia menemani Rasywa makan dan mengobrol. Rasywa sakit sejak tadi pagi, kepalanya pusing, suhu tubuhnya naik. Jeno sudah siap berangkat ke kantor tadi pagi saat masuk ke kamar Rasywa bermaksud membangunkannya untuk sarapan. Jeno memanggil nama Rasywa yang tak kunjung di jawab, akhirnya ia mendekat. Jeno yang melihat Rasywa berkeringat langsung menanyakan "Ada apa?" Rasywa menjawab "Pusing" lirih, hampir tidak terdengar. Jeno langsung mengajaknya ke dokter saat itu juga dan tidak jadi berangkat kerja, harus menemani Rasywa ucapnya saat meminta izin.
.
.
.

Aulaire berdiri mematung melihat pemandangan di depannya sekarang, pacarnya bersama wanita lain, ia tersenyum.

"Ah, jadi ini alesannya" Aulaire berbalik lalu keluar dari unit apartemen milik Hyungwon, berlari masuk ke lift dan menangis, ada seorang pria di dalamnya.

"Aul! Tunggu dulu!" Hyungwon berteriak memanggil Aulaire. Ia berlari menyusul pacarnya itu, meninggalkan si wanita sendirian.

"Loh, Aulaire? Kenapa anjir?" Itu Dino, ia tinggal di unit seberang milik Hyungwon.

"Gausah tanya-tanya gue lagi badmood" Jawab Aulaire galak.

"Anjir iya iya sorry. Kena semprot dah gua" Setelah mendapat jawaban dari Aulaire, ia hanya diam dan sesekali melirik Aulaire yang masih menangis. Sampai di lantai dasar, pintu lift terbuka, Aulaire langsung berlari keluar.

"Itu anak kenapa dah?" Monolog Dino kepada dirinya sendiri, lalu keluar dari lift. Saat itu juga pintu lift disebelahnya terbuka, Hyungwon keluar pandangannya kesana kemari, mencari.

"Lo, Dino! Ngeliat pacar gue kagak?"

Dino mengangguk "Iya, tadi se-lift bareng gua, nangis anaknya. Lu apain bang sampe nangis gitu? Gua nanya malah digalakin anjir apes dah"

"Terus kemana sekarang dia?"

Dino menggedikkan bahunya "Entah, tadi lari. Coba lu susulin ke depan semoga orangnya masih ada, belum jauh gitu"

"Oke, thanks Din" Hyungwon menepuk bahu kiri Dino lalu berlari menjauh.

"Haah, masalah orang pacaran" Dino kembali bermonolog dan menggelengkan kepalanya.
.
.
.

Candice.
Ra, kata gue mah ya lo sekarang bangun, terus ke rumah pacar lo deh.

Hah?
Soonyoung?

feelings left behindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang