Hyungwon berlari masuk ke dalam halaman rumah Aulaire yang ditempati bersama orang tuanya. Taksi yang di tumpanginya sempat terjebak lampu merah jauh di belakang Aulaire.
"Aulaire!!" Hyungwon yang masih berlari memanggil Aulaire yang berdiri di depan pintu rumahnya.
Aulaire berbalik, menatap Hyungwon yang berlari kearahnya. Hyungwon berdiri tak jauh di depan Aulaire dengan napas tersengal.
"Ngapain?" Tanya Aulaire.
"Aku bisa jelasin"
"Oke? Ada yang perlu di jelasin kah?"
"Yang tadi di apartemenku"
"Oh yang cewek itu? Siapa? Pacar baru?"
"Aul bukan gitu"
"Terus gimana?"
"Please, dengerin aku dulu"
"Go on, gue gak punya waktu banyak" Ucap Aulaire sambil melihat jam yang terpasang di pergelangan tangan kirinya.
Flashback on
Sekitar tiga puluh menit sebelum Aulaire datang, seorang perempuan memasuki lobby bangunan apartemen Hyungwon. Ia tersenyum lebar sambil masuk ke dalam lift dan memencet angka lima belas.
"Masih sama gak ya passwordnya sama yang waktu itu?" Si perempuan bermonolog di depan pintu unit nomor 1501 sambil menekan tombol yang ada di smart lock pintu itu. Angka terakhir ia tekan, pintunya terbuka.
"Belum di ganti ternyata" Perempuan itu masuk ke dalam unit apartemen milik Hyungwon, melihat sekitar.
"Ah jadi lebih rapi ya? By the way ini anaknya kemana deh? Gue tungguin aja kali ya disini" Ia tersenyum lalu duduk di sofa kecil ruang tengah, menyalakan televisi.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka, Hyungwon masuk dan membuka sepatunya.
"Hai" Si perempuan melambaikan tangannya kepada Hyungwon saat pandangan mereka berdua bertemu. Hyungwon masih berdiri disana.
"Lo? Kapan lo balik? Ngapain kesini?"
Bukannya menjawab, si perempuan berdiri menghampiri Hyungwon dan memeluknya.
"Lo kenapa sih? Kok tiba tiba meluk gue?"
Sang perempuan melepaskan pelukannya, lalu mencium pipi kanan Hyungwon sekilas, mengalungkan tangannya di leher Hyungwon.
"Kangen" Ucapnya.
"Gue kan-"
"Hyungwooon" Pintu terbuka, Aulaire masuk dihadiahkan pemandangan sang pacar bersama wanita lain.
Flashback off
.
.
."Udah malem banget, tidur dulu ya aku. Kalo besok kamu belum mendingan juga aku ga kerja lagi." Jeno bangun dari duduknya hendak beranjak keluar, tapi tangan kirinya ditahan oleh Rasywa.
"Kenapa?" Jeno berbalik.
"Jangan"
"Jangan apaan? Jangan kerja?"
"Bukan, jangan kesana"
"Kemana?"
"Ke kamar, disini aja. Aku pusing lagi, temenin"
"Beneran?"
Rasywa menjawab dengan anggukan.
"Yaudah aku ke kamar satu lagi dulu bentar"
"Mau ngapain?"
"Ambil bantal sama selimut, aku tidur di atas karpet aja"
"Gak usah, disini aja." Rasywa menepuk bagian kasur yang kosong di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
feelings left behind
Fiksi Penggemarwarn! harsh words, mature contents and typos.