Hotel berbintang lima. Levi memilih tempat indah untuk melangsungkan resepsi sederhana mereka. Hanya dihadiri oleh beberapa teman dekat dan keluarga kedua mempelai.
Pernikahan siang tadi berlangsung sakral, walau sempat kacau ketika Levi di minta pidato mengungkapkan perasaannya. Pria itu malah hendak melempar mic ke arah pembawa acara dan pidato pun menjadi kacau.
Hal itulah yang membuat Petra cemberut, bahkan hingga ia memakai gaun indah pilihan Levi yang sudah ditentukan akan di pakai ketika resepsi.
Levi menggerling malas, ia merapikan dasinya sebentar kemudian berjalan ke arah jendela besar dan menatap sebagian tamu yang sudah hadir.
Kemudian, melirik Petra yang enggan melepas wajah cemberutnya itu.
"Apa yang akan tamu katakan nanti setelah melihatmu seperti itu? Mereka akan berkomentar, oh lihatlah! Pengantin pria membuat istrinya cemberut!" celutuk Levi mendekati Petra.
Ia duduk di samping kanan Petra, menatap Petra intens sehingga gadis itu bersemu tanpa sebab. Namun, wajahnya masih saja cemberut.
"Biarkan saja! Biar mereka tahu betapa buruknya kamu dalam mengungkapkan perasaanmu!"
"Ya Tuhan, Petra, kamu marah hanya karena itu? Mc-nya yang berlaku seenaknya! Aku menghabiskan banyak uang untuk membayarnya!"
"Kamu sepelit itu!?"
Levi mengaduh sakit ketika Petra mencubit pahanya gemas. Gadis itu mendengkus, kemudian memunggungi Levi dengan wajah memerah menahan emosi.
Sedangkan korban cubitan tadi hanya menghela napas berat dan menatap punggung kecil itu datar. Ia menatap jam di tangannya, seharusnya mereka sudah berada di antara para tamu yang datang.
Akhirnya, Levi memilih mengalah. Ia membuang ego dan rasa malunya ke dasar jurang.
Kemudian memeluk Petra dari belakang dan menempatkan dagu di pundak terbuka itu, sembari berkata. "Apa kamu begitu ingin aku mengungkapkan perasaanku?"
"Ck, pikirkan saja sendiri!" ujar Petra ketus.
Namun, nada suaranya tidak sejalan dengan sikapnya yang malah meminta Levi untuk mengeratkan pelukan.
Levi mendengkus geli, "Picisan. Aku tidak mau perasaanku di obral di depan banyak orang."
"Itu romantis, Levi! Romantis!"
"Sayangnya, kamu menikahi pria yang tidak romantis ini."
Petra terdiam. Pandangannya berubah sendu dan perlahan ia berbalik untuk membalas pelukan Levi. Memeluknya erat, tidak peduli si pria yang mengadu setelannya kusut.
"Dan bodohnya aku malah tidak bisa mengelak kalau aku jatuh cinta padamu." gumam Petra kemudian menghela napas berat.
Levi terkekeh, ia membalas pelukan Petra tak kalah erat. Mengusap pinggang kecil wanitanya sebelum memberi kecupan singkat di pipi.
"Apa kamu begitu ingin mendengar pernyataan cintaku?"
"Hm, setidaknya buat aku yakin kalau kamu sudah move on dari cinta pertama mu itu."
"Kamu cemburu?"
"Kamu pikir? Tapi, aku tidak khawatir lagi. Mana mau Nona Hange selingkuh denganmu!"
Tawa Levi pecah. Ia melepas pelukan sepihak dan mengecup singkat bibir tipis Petra.
"Itu pernyataan cintaku." ucap Levi tersenyum.
Petra bergeming, ini kali pertama Levi bersikap seperti tadi. Wajahnya bersemu, ia sedikit menunduk dengan jantung yang bergemuruh hebat.
"Apa-apaan itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Haiiro to Ao [√]
Fanfiction"Apakah sekarang kamu masih sama seperti saat itu?" Setelah beranjak dewasa, Levi mengingat kembali momen masa kecilnya di Kota kecil yang kumuh. Bersama dengan Hange Zoe, sahabat sekaligus cinta pertamanya yang tidak pernah terungkapkan. Di tengah...