1. first meet

317 64 17
                                    

"sebuah epilog tanpa prolog"
Kisah yang tak pernah di mulai, namun sudah berakhir tanpa kata selesai.


°°°°°°°°

             

6 tahun yang lalu....

"Atas nama Arga Renjana dan Erika Anandita silahkan menuju ruang kantor." Suara dari aula sekolah memecah kebisingan para remaja yang ramai dilapangan sekolah, disusul seorang remaja cewek masuk kedalam kantor sekolah.

Itu dia remaja yang akrab disapa Erika, perawakannya putih, cantik, imut, rambut ikal sepinggang berwarna dark brown menjadi ciri khasnya.

Tak lama seorang pemuda dengan tubuh tinggi, muka tirus, dan kulit putih menyusul masuk kedalam kantor sekolah. Yap, itu dia lelaki pemilik nama Arga.

"Silahkan duduk!." Ucap seorang wanita paruh baya sambil menyuruh Arga dan Erika duduk.

"kalian berdua pacaran ya?." Lanjut wanita itu bercanda sesekali memperhatikan wajah dua remaja yg ada di depannya.

Wajah Erika dan Arga terlihat kaget mendengar kalimat itu, pasalnya mereka berdua belum pernah berkenalan maupun sekedar menyapa.

"hah..?." Seru Arga dan Erika bersamaan dengan muka yang sedikit awkward.

"Eww.. kenal aja gak bu." Ucap Erika dengan tatapan sinis ke Arga.

"Siapa juga yang mau kenalan ama lu?." Balas Arga dengan wajah yang datar.

"Dih apaan sok asik bnget deh." Erika kembali menatap Arga dengan tatapan sinisnya seakan ingin menjambak rambut acak-acakan Arga.

"Sudah..sudah.. kok malah berantem sih, ini berkasnya udah ibu periksa sisanya tinggal menunggu hasil pengumuman, silahkan di bawa pulang kembali." wanita itu terkekeh geli memberikan berkas ke Arga dan Erika.

"Makasih bu." Ucap Arga dan Erika sebelum mereka keluar dari ruangan.

Erika keluar dari ruangan kantor dengan anggunnya membuat semua mata tertuju padanya, dan dibelakangnya disusul Arga dengan wajah datarnya dan tampilan yang membosankan.

Mereka berdua kembali ke kerumunan hingga benar-benar hilang di tengah kerumunan remaja yang ada di halaman sekolah.

"Pengumuman diadakan secara online jam 8 malam, terimakasih." Suara dari aula sekolah kembali memecah kebisingan.

Satu persatu anak-anak remaja meninggalkan halaman sekolah untuk bergegas pulang.

Terlihat Arga di tengah-tengah kerumunan berjalan keluar melewati gerbang sekolah.

"Woy Arga tungguin gw napa." Teriak seorang cowok seumuran Arga yang tengah berlari membelah kerumunan remaja yang hilir mudik di halaman sekolah.

Spontan Arga menoleh kebelakang mencari dari mana sumber suara itu.

Terlihat dari jarak 10 meter Iksan yang sudah ngos-ngosan setelah mengejar Arga. "Iksan" begitu Arga menyebutkan namanya.

Ia adalah sahabat karibnya sejak SMP, sekaligus teman curhatnya. Perawakannya hampir mirip dengan Arga, dengan badan yang tinggi. gayanya yang sedikit cool menjadi pembeda antara ia dan Arga

"Ehh lu san, gw kira siapa tadi yang manggil hehe..." Ucap Arga cengengesan menepuk pundak sahabatnya.

"Yee bego, gw udah ngos-ngosan ngejar lu dari tadi. Lu budek apa gmna." Ucap Iksan kesal.

"Sorry bro tadi gw lagi serius nyari sesuatu, makanya gw ga denger suara lu."

"Yaelah lagi nyari apaan sih?." Iksan tertawa mendengar kalimat Arga.

ARGA RENJANA "feelings and promise" (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang