......
"Ohh lu berdua yang tadi didepan kantor kan." Jawab cewek pemilik nama Sindy itu dengan tatapan sinis.
Rambut sebahu dengan warna dark green membuat Erika mudah mengenalinya.
" Ehh kalian udah pernah ketemu sebelumnya?" Tanya Davin penasaran.
"Yah gitu deh." Sindy memutar kedua bola matanya.
"Gw duluan ya, thanks Vin." Erika menyambar tas nya di atas meja lalu berjalan keluar.
"Gak usah sok cantik." Bisik Erika pelan sebelum melewati sindy.
"Dih emang gw cantik." Ketus Sindy.
"Gw juga duluan ya Vin." Arga berlari keluar menyusul Erika.
"Gw juga ikutan deh, woi tungguin gw." Iksan ikut menyusul Arga dan Erika.
"Woi kok jadi gini sih." Sahut Davin memperhatikan langkah Erika yang terburu-buru keluar dari rumahnya.
"Ini kenapa sih.?" Davin mengacak rambutnya.
"Yah gak tau tanya aja sama temen-temen lu itu." Sindy duduk dengan santai di sofa.
"Tunggu disini gw pengen susul mereka."
"Gak usah Vin, mending kita makan gw laper nih." Sindy menahan tangan Davin.
-------
"Rik tungguin, lu mau kemana?." Arga menarik lembut tangan Erika.
"Gw mau pulang, males disini." melepaskan tangannya dari genggaman Arga.
"lu berdua kenapa sih." Iksan mengehela napasnya ngos-ngosan.
"nanti gw ceritain." Jawab Arga singkat.
"Yaudah lah gw balik duluan." Erika bergegas meninggalkan halaman rumah Davin.
"Woi sini bareng gw." Sahut Arga.
"Gak usah gw bisa pulang sendiri." balas Erika menyahut.
"Sana lu kejar goblok, malah melongo doang." Iksan memukul kepala Arga.
"Santai dong goblok." Arga berlari mengambil motornya.
"Gw duluan ya san." tancap gas menyusul Erika.
"Yoi hati-hati bro."
"Erika naik buruan, panas banget ini." Arga memelankan motonya di samping Erika.
"Gw naik ojol aja." Jawab Erika acuh.
"Udah sini buruan." Arga turun dari motornya menarik paksa Erika agar ikut dengannya.
"Gw teriak maling nih, biar lu di gebukin orang." Erika menahan dirinya.
"Emang lu tega liat suami lu di gebukin warga."
"Dih geli." ketus Erika.
"Udah gak usah banyak bacot, sini naik." Arga dengan mudahnya mengangkat tubuh ramping Erika naik ke atas motornya.
Erika hanya tertegun saat merasakan jari-jari Arga menyentuh pinggangnya.
"Jangan lupa pakai helm nya cantik, anggap aja lu naik ojol." Arga memasangkan helmnya sembari tersenyum manis.
Erika diam seribu bahasa menatap lamat-lamat bola mata Arga yang berbinar.
"Udah siap?." Tanya Arga.
Erika masih tenggelam dalam suasana itu.
"Heyyy." Arga menjentikkan jarinya.
"Eh-iya kenapa Ga." Erika mencoba kembali fokus.
"Are u okay?." Tanya Arga sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA RENJANA "feelings and promise" (ON GOING)
Fiksi Remaja"Maaf, gw udah ngecewain lu dan udah ngabisin waktu lu buat nunggu perempuan gila seperti gw." Kalimat ringkas yang keluar dari mulut perempuan itu. Kalimat yang terdengar biasa saja namun bagi Arga adalah sebuah kekecewaan yang mendalam. semua ra...