......
Bel istirahat berbunyi 5 menit yang lalu. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Menyisakan Arga, Iksan, dan Alin yang masih asik mencatat materi yang ada di papan tulis.
"Lin, bestie lu kemana. Tumben lu gak diajak." Arga menunjuk tas Erika.
Alin mendongak menatap tajam Arga yang berdiri di depan bangkunya.
"bukan urusan gw Erika mau kemana." Ketus alin."Aih kalem atuh teteh." Arga menjentikkan jarinya di depan wajah Alin
"Udah deh mending lu pergi, atau gw tusuk mata lu pake pulpen." Alin mengacungkan pulpennya.
"Ih bocah freak." sahut Arga kembali ke bangkunya, memilih menjauh dari area teritori Alin.
"Temenin ke wc dong san, kebelet nih." Arga menarik lengan baju Iksan yang sedang asik menatap layar ponselnya.
Iksan menepis tangan Arga "Gak sabaran nih bocah." Berdiri dari bangkunya menyusul Arga yang berlari kecil ke luar kelas.
"Kita lewat depan perpus aja, lebih deket." Ajak Arga melewati koridor sekolah yang dipenuhi siswa yang asik mengobrol di depan-depan kelas.
"Buset baru tau gw muridnya sebanyak ini." Iksan memerhatikan sekelilingnya.
"Makanya jangan di dalem kelas mulu."
Arga memperkecil langkahnya, berhenti di depan perpustakaan
"Ehhh ntar dulu." Menempelkan wajahnya di depan jendela perpustakaan.
Iksan ikut berhenti memperhatikan Arga "Lu kenapa sih?." Tanya Iksan penasaran.
"Liat deh didalam ada siapa." Arga menarik kepala Iksan ikut menempelkan wajahnya di jendela.
"Itu Erika ama Davin kan." Iksan memerhatikan dua orang yang sedang asik mengobrol di dalam perpustakaan.
"Iyaa tapi dia ngapain ya?." Tanya Arga penasaran.
"Mungkin ada hal penting yang dia bicarain."
"Caper palingan." Ketus Arga
Iksan masih fokus mengintip di jendela perpustakaan "Woi Arga lu ngapain sih nyolek pantat gw, mesum bnget ajg." Umpat Iksan
"Lah ini tangan gw bego." Arga menempelkan kedua tangannya di jendela.
Iksan menoleh kebelakang "Terus siapa anj..." memotong kalimatnya setelah melihat siapa yang ada di belakangnya.
Iksan menarik baju Arga "Woi arga." Bisik Iksan pelan.
Arga berbalik badan "Naon sih san." Teriak Arga kesal tapi tertahan oleh keberadaan pak Harto di hadapannya.
"Ngapain ngintip di situ hah?." Tanya pak Harto salah satu staff perpustakaan.
"Hmm a-anu pak i-ini lagi bersihin jendela disuruh ibu Tari tadi." Arga menggaruk kepalanya.
"Trus kain lap nya mana?."
"I-ini pak lagi di cuci sama temen." Sambung Iksan gugup.
"ya sudah lanjutin kalau begitu, bapak mau masuk dulu." Pak Harto berjalan masuk ke dalam perpustakaan.
"Siap pak." Jawab Arga kemudian berlari meninggalkan Iksan yang masih terdiam di depan perpustakaan.
"woi tungguin anjir." Sahut Iksan berlari menyusul Arga.
------
"Kenapa lu jadi gak bersemangat gitu habis balik dari wc?." Tanya Iksan memperhatikan Arga yang sedang duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA RENJANA "feelings and promise" (ON GOING)
Teen Fiction"Maaf, gw udah ngecewain lu dan udah ngabisin waktu lu buat nunggu perempuan gila seperti gw." Kalimat ringkas yang keluar dari mulut perempuan itu. Kalimat yang terdengar biasa saja namun bagi Arga adalah sebuah kekecewaan yang mendalam. semua ra...