"Dan kau menuruti perkataan Ravi begitu saja? Tasya, apa kau sudah lupa apa yang dia lakukan padamu?"
"Benar, jika aku mengenal @yourwitch maka aku akan menghanturkan ribuan terima kasih untuknya atas kutukan Ravi itu."
Alika dan Argus telah memberikan tanggapannya atas cerita Tasya. Bagaimana pertemuan dengan Ravi kembali dan akun @yourwitch yang kini terseret dalam pusaran masalah Ravi yang mengalami disfungsi.
"Ouh, entahlah. Aku tidak tahu bahwa masalahnya akan selebar ini," balas Tasya memilih membuka sekaleng soda dan meneguknya. Ia kembali mengingat tentang bagaimana Ravi menunjukkan teror diterima oleh lelaki itu. Kebanyakan melalui gangguan telepon dan media sosial.
Alika memutar bola matanya. "Dan konyolnya lagi, masalah impotennya itu seolah sirna kala memikirkanmu?"
"Ravi tidak sedang mencari alasan bukan untuk mencoba mendekatimu lagi," tangkas Argus dalam kacamatanya sebagai pria.
Mata Tasya seketika membulat. "Najis, bahkan aku tidak tahan ketika aku satu mobil dengannya."
"Lalu apa permintaanmu kepada @yourwitch nantinya?" tanya Alika yang cukup penasaran akan akun tersebut.
"Aku belum memikirkannya. Pekerjaan kantor lebih menyita pikiranku," jawab Tasya tidak ingin menganggap serius permintaan Ravi tersebut. Ia kemudian melirik payung kuning yang masih bertengger di pintu apartemen Argus.
Pandangan Alika ikut tertuju kepada payung tersebut. "Warna payungmu mencolok sekali."
"Itu bukan punyaku, tapi milik Pak Albiru, dia meminjamkannya padaku tadi," balas Tasya malah teringat akan mobil Albiru yang berada tepat di belakangnya, ketika masih tarik ulur untuk masuk ke mobil Ravi.
"Albiru yang merebut kulit ayammu?" tukas Argus yang telah mendengar kisah pertemuan Tasya dan Albiru di restoran cepat saji.
Tawa Alika langsung pecah, karena ikut mendengar kisah tersebut. "Padahal diantara kita bertiga, kau lah yang paling sering mencuri bagian kulitnya, setiap memesan ayam goreng."
Tasya mencebikkan bibirnya. "Kurasa itu karma secara tidak langsung. Aku tidak menduga bahwa bosku itu akan mengambil kulit ayamku tanpa izin."
"Tapi dari kacamatamu, Albiru itu orang yang menarik bukan?" Alika telah bertopang dagu menatap Tasya.
Tasya mendengkus. "Aku telah bekerja dengannya hampir tiga tahun. Kuakui dia itu cerdas, bertanggung jawab, berkompeten dan ... yah tampan. Sebagai bos, dia sempurna. Selebihnya, kaku dan membosankan."
Argus tersenyum tipis. "Tapi ya Sya, biasanya orang kaku dan membosankan seperti yang kau pikirkan adalah pria yang akan membuatmu berdebar jika bersamanya."
"Aku sering mengalaminya, berdebar jika bersamanya," balas Tasya membuat Alika dan Argus terkejut, bahkan reflek mendekatkan dirinya.
"Ketika aku harus presentasi di hadapan klien, menjelaskan rencana yang kubuat untuk sebuah proyek iklan, dan saat mengumpulkan laporan mingguan atau bulanan," lanjut Tasya membuat fantasi Alika dan Argus jadi hilang. Wanita itu lalu mulai menyantap bakso bakar yang dibeli oleh Argus melalui aplikasi daring.
"Bagaimana jika ... kau buat permintaan kepada @yourwitch agar Albiru, pria kaku dan membosankan itu menjadi jatuh cinta padamu?"
Ucapan Alika seketika membuat Tasya tersedak. Buru-buru Tasya meminum sodanya kembali.
"Apa kau sudah gila? Mana ada permintaan seperti itu, lagipula untuk apa Pak Albiru jatuh cinta padaku? Ini bukanlah romansa kantor." Tasya telah bergidik membayangkan Albiru yang tiba-tiba mendekatinya dengan segala bujuk rayu, perhatian dan perkataan manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Cinta
General Fiction[16+] Diselingkuhi beberapa hari sebelum pernikahannya membuat Tasya Devanagayu menjadi kehilangan akalnya, termasuk iseng mengirim pesan kepada akun bernama @yourwitch agar mewujudkan salah satu kutukannya, yaitu membuat Ravi Ardiansyah menjadi imp...