Tasya mencoba menenangkan dirinya. Kemarin dirinya mendapat tumpangan gratis pulang dari Albiru dan pagi ini ketika mengunjungi kafe sebelum masuk kantor, ia mendapat traktiran segelas latte dan dua potong oreo cheesecake dari lelaki yang sama. Kebetulan yang sekian kalinya yang membuat Tasya bertemu dengan Albiru.
"Nikmatilah ini di kantin, daripada mejamu akan kotor atau bisa ketumpahan latte itu."
Tasya juga mengingat jelas ucapan Albiru akan bagaimana cara aman menikmati menu sarapannya itu. Bahkan ia mengartikannya sebagai saran yang cukup manis.
"Ini benar-benar sudah terasa sangat aneh," ujar Tasya di tengah kunyahannya. Bagaimana mungkin Albiru bisa bersikap seperti itu padanya?
"Jangan bilang ... karena pemintaanku pada @yourwitch?" Tasya sulit mempercayai hal seperti itu, namun hanya itu alasan terkuat yang dimilikinya sekarang. "Tidak, tidak. Ini pasti hanya kebetulan semata yang berlanjut tanpa sengaja."
Tasya berusaha terus berpandangan wajar akan sikap Albiru tersebut. Meski pikirannya juga sudah berkelana ke mana-mana. Ia pun berakhir memandangi wadah sarapannya yang telah kosong dan sukses memenuhi perutnya.
Tidak ingin berada dalam kerisauan seorang diri, menjadikan Tasya menceritakan hal tersebut kepada kedua sahabatnya. Alika dan Argus melalui group chat mereka bertiga.
Tasya : Pak Albiru hari ini traktir aku kopi sama kue, kemarin antar pulang waktu hujan turun. Menurut kalian gimana?
Tasya mengetukkan jarinya menunggu balasan dari keduanya. Ia meletakkan ponsel di atas meja yang tak lama kemudian layarnya menyala menampilkan sebuah notifikasi pesan telah masuk. Balasan akan pesan yang dikirimnya tadi.
Argus : Wah asyik dong.
Mata Tasya menyipit melihat balasan Argus yang kelewat santai, padahal ia sudah merasa tidak enak.
Tasya : Itu terjadi setelah aku mengirimkan pesan permintaan kepada @yourwitch agar Pak Albiru jatuh cinta padaku!
Argus : Kau benar-benar melakukannya?
Balasan pesan Tasya dengan cepat datang.
Alika : Hahaha ... ternyata kau lakuin juga. Bagus dong, Pak Albiru itu sudah paket lengkap.
Tasya : Belum pasti juga sih, siapatahu itu hanya kebetulan semata. Bisa saja Pak Albi memang sedang baik padaku.
Alika : Aduh Tasya, bos mana antar pulang bawahannya dan besoknya beliin kopi sama kue, kalau nggak suka lalu apa? Apa dia juga traktir karyawan lainnya?
Argus : Walau dia hanya ingin berbaik hati, tidak perlu berbuat sejauh itu. Ucapin semoga sampai tujuan saja sudah cukup.
Tasya mendengkus pelan membaca balasan kedua sahabatnya yang penuh rasa optimis. Sebelum ia membalas pesan-pesan itu, matanya tanpa sengaja menangkap jarum jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan lewat beberapa menit.
Tasya : Nanti kita bicara lagi, aku harus ke ruanganku sekarang. Oh ya, besok Tisha sudah akan pulang ke Jakarta.
Langsung saja Tasya meninggalkan area kantin dan menuju elevator. Dalam hati ia menggerutu, karena sudah telat beberapa menit untuk absen yang telah terintegrasi dalam bentuk elektrik sidik jari, sehingga otomatis akan tercatat pada sistem.
"Tasya?"
Tasya mendapati Dinaya yang berada di dalam elevator. "Mau ke mana?" tanya melihat wanita itu turun dari lantai atas. Ia kemudian memilih masuk terlebih dahulu.
"Bertemu dengan pihak salah satu stasiun televisi," jawab Dinaya, menepuk bahu Tasya sebelum keluar dari elevator.
"Hati-hati di jalan," balas Tasya yang diberi gestur OK oleh Dinaya dengan jari wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Cinta
Ficción General[16+] Diselingkuhi beberapa hari sebelum pernikahannya membuat Tasya Devanagayu menjadi kehilangan akalnya, termasuk iseng mengirim pesan kepada akun bernama @yourwitch agar mewujudkan salah satu kutukannya, yaitu membuat Ravi Ardiansyah menjadi imp...