dengan dirinya

18 1 0
                                    

3 hari kemudian mark datang di rumah sementara luna, ia sendirian. Luna masih belum pulang. 3 hari lalu adalah hal cukup berat untuk mark. Banyak hal yang menancap di fikirannya, belum lagi urusan perusahaan yang mulai ia urus sejak semester kemarin. Ini juga bujukan luna yang menasehati mark tidak ada salahnya ia membantu ayahnya.

Tapi hal itu hanya semakin buat stress di tambah ke inginan ibunya kemarin.

Pintu terdengar terbuka..tapi mark masih sibuk melamun di sofa. Luna yang melihat itu diam di ambang pintu, memperhatikan mark. Benar, idiot itu sama sekali tak menyadari kehadirannya. Sepertinya ada yang tidak beres. Makhluk hiperactive seperti mark melamun untuk waktu yang cukup lama adalah hal aneh.

Luna berjalan menuju sofa dan duduk pelan pelan di saping mark

"hei" colekan pelan di pipi mark membuat mark tersadar

"astaga! Sejak kapan kau di sini?"

"sejak kau sibuk melamun"

Mark tersenyum tipis melihat luna dan mengusap rambut luna. Ia terfikirkan perjodohan yang di rencanakan ibunya. Bagaimana bisa mark melepas luna untuk wanita yang sama sekali tidak di kenalnya. Itu tidak mungkin. Tidak masuk akal

"ada apa denganmu?"

"tidak ada. Kau sudah makan?"
Luna menggeleng lalu menjawab sudah. Malah terlihat lucu di mata mark

"mana yang benar. Sudah atau belum?"

"sebenarnya aku tidak ingat"

Lihatkan bagaimana menggemaskannya luna..

"ayo kita makan. Aku belum makan"

"kau ingin makan apa?"

"apa saja."

"baiklah. Tunggu sebentar"

Luna memanaskan makanan di kulkas yang sudah ia masak tadi pagi. Mark datang menghampiri luna tepat sebelum luna menyalakan kompor lalu memeluk wanita itu

Ntah mengapa, pelukan mark terasa berbeda dari biasanya. Luna melepas pelukan mark. Menangkup wajah pria tinggi itu.. Seperti ada banyak hal yang ingin di sampaikannya. Tapi tak bisa terucap

"apa kau akan meninggalkanku?"

Pertanyaan random. Hal yang ada di luar kebiasaan mark

"kenapa bertanya begitu?"

"tidak apa apa"

Luna memeluk pria di hadapannya ini. Mencoba memberi ketenangan lewat pelukan.

"terjadi sesuatu?" tanya luna lembut dengan usapan di surai mark

Mark terdiam sebentar

"tidak ada. Aku hanya merindukanmu"

Bohong

Tapi luna tidak ingin menekan mark dan memaksa pria ini bercerita sekarang juga.

"baiklah. Kali ini kau boleh memelukku sepuasmu. Aku tidak akan mengomel"

Mendengar itu mood mark kembali naik perlahan
"yang benar?"

"ya"

"baiklah"

Mark benar benar memeluk luna hingga ia puas. Masalahnya adalah idiot ini tidak pernah puas. Bahkan luna makan di atas pangkuan mark.

"kau yakin dengan hal ini?"

"tentu saja. Dan aku ingin suapi"

Luna mengalah. Ia akan menepati janji untuk tidak mengomel kali ini. Tak apalah luna di perlakukan bagai boneka hidup, selagi ia tak melihat wajah murung mark. Untuk orang sesensitif luna, hal itu terasa menyebalkan dan membuat tidak nyaman

hey stupid! i love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang