ku tak bisa lanjutkan

19 1 0
                                    

Mark masih setia mendampingi luna setelah dokter mengatakan bahwa luna harus di rawat inap. Luna sendiri masih belum sejak 4 jam dari ia pingsan.

Terdiam dan terus menatap luna, mark terfikirkan kalimat dokter tadi yang menyarankan pemeriksaan kandungan setelah mark mengaku mereka telah melakukan sex dan tanda kehamilan yang dokter lihat pada luna. Jujur saja ia takut luna hamil

Lagi lagi mark melamun

Hingga sebuah gerakan terasa di tangan yang sedang ia genggam. Luna sudah sadar

"hei"

Luna melihat mark dan melihat sekeliling dengan linglung.

"kenapa kita di rumah sakit?" tanya luna pelan yang cenderung samar

"kau demam tinggi dan kehilangan banyak cairan. Jadi aku membawamu kamari. Maafkan aku"

"terimakasih"

Mendengar ucapan terimakasih itu membuat mark semakin kesal dengan dirinya sendiri, ia bahkan penyebab kondisi luna menjadi seperti ini.

"aku mengantuk"

"tidurlah kembali. Aku tidak akan kemana mana"

Anggukan pelan luna menjadi penutup perbincangan singkat itu karna luna langsung terlelap dengan pulas hanya dalam kurun waktu 2 menit.

Seharian itu mark habiskan untuk menemani luna, dan akan melakukan test kehamilan besok di karnakan luna masih lemas dan belum sanggup berjalan.

***

Esok pagi, setelah menunggu antrean tiba saatnya giliran luna masuk dan di temani oleh mark

Setelah di ajukan beberapa pertanyaan luna di minta untuk mengambil urin dan test darah. Ia sudah berjalan dengan baik hari ini.

"baiklah. ini hasil testnya. Maaf saya menanyakan ini. Apakah kalian sudah menikah atau..

"kami sudah menikah dok" jawab mark yang membuat luna menoleh Padanya

"ah begitu. Syukurlah"

"kalau begitu kami permisi. Terimakasih dok"

"sama sama"


Tidak tahu ini baik atau buruk, tapi saat membuka surat hasil test dokter tadi luna di nyatakan hamil. Dengan usia janin 3 hari.

Mereka yang sedang duduk di taman sama sama terdiam. Tak ada yang bicara atau ingin mengeluarkan suara. Pikiran mereka sama sama berkecamuk. Sama sama kacau. Sama sama tidak tahu harus bagaimana. Apalagi mark yang kini terus menyesali ulahnya. Andai ia bisa menahan dirinya malam itu.

"luna"

"huh?"

"maaf mangatakan ini. Tapi... Apa kau setuju jika menggugurkan janin itu?"

Luna mengalihkan netra sepenuhnya pada mark yang kini sedang menatapnya. Otaknya seketika kosong saat mark mengucapkan itu begitu mudahnya. Ia tahu malam itu kecelakaan dan luna tidak menyalahkan mark meskipun mark salah, tapi ini tetap anak mereka.
Derajat memang tak bisa bohong, ia tau dirinya hanya akan berakhir seperti ini. Menjalin hubungan dengan mark adalah kesalahan yang harusnya tidak ia lakukan

Luna berdiri dengan perlahan dan mengatakan dengan pelan.

"maafkan aku, tapi jika kau tidak menginginkan janin di kandunganku, kau bisa tinggalkan kami. Akan ku rawat ia sendiri. Aku tak masalah dengan itu"

Mark segera berdiri dan menarik luna ke dalam pelukannya. Bukan itu maksud mark menyuruh luna menggugurkan janin itu

"kenapa kau birfikir aku tidak menginginkan dia?"

hey stupid! i love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang