N-[14]

1.2K 287 43
                                    

始めましょう !

Meskipun udah ngelakuin banyak hal dari pagi, [name] masih belum bisa melupakan kejadian semalam dimana Nacht men-- ya itu lah.

Perempuan ini segera memegang bibir bawah nya. "Tidak suci hiks" mau gimana lagi udah berlalu, mau bilang sama julius juha takut.

Nanti Nacht jadi buronan bahaya. Ya bukan peduli sih cuman nanti pasti masalah nya bakalan jadi panjang.

"Aaaaaaa sialan" kata [name] sambil menutup muka dengan kedua tangan nya karena pipi dia udha memerah.

"[name] - san kami cari cari ternyata ada disini "

Eh? Kayak kenal.

[name] segera mengintip di melalui jari jari tangan nya, setelah tau siapa orang nya perempuan ini sontak tersenyum. "Morgen-niisan"

Morgen tersenyum sementara Yami dia memasang wajah kesal "Hanya Morgen saja yang disapa? " tanya Yami.

"Tidak kelihatan " kata [name] sambil menatap ke arah Morgen.

Yami sabar "Cih"

"K-kenapa Morgen-niisan mencariku? " Entah kenapa jantung [name] berdetak lebih kencang sekarang.

Morgen langsung mengeluarkan sebuah kotak berisi cicin itu kemudian menyondorkan nya pada [name] "Ini untuk [name] - san"

"Eh? Apa ini"

"Cincin yang diberikan oleh seorang penduduk desa karena aku telah membantu nya"

"Untuk ku? "

"Iya, karena aku bingung harus memberikan nya pada siapa"

"O-oh begitu ya"

"Tapi bila [name] - san tidak suka, kau boleh menolak nya"

[name] langsung menggeleng kan kepalanya "Tidak mungkin aku tolak, terimakasih Morgen-niisan"

Morgen mengangguk "Sama sama, semoga suka ya"

[name] tersenyum, mana mungkin gak suka. Suka lah pasti apalagi ini berkaitan dengan Morgen seseorang yang paling ia suka.

Disisi lain Nacht yang sedark tadi mengintip udah siap siap mengeluarkan Grimoire nya. Mau gelud sama Morgen dia.

Tapi mengingat harus mengikhlaskan [name] bersma Morgen dia mengurungkan niat nya.

"Cih sialan" Padahal dia yang bikang begitu, tapi kenapa dia yang kesal juga, aneh emang.

Salah satu faktor yang bikin kesal itu mungkin karena [name] tersenyum manis ke arah Morgen.

Jelas kesal lah, soalnya kan kalau sama dia [name] gak pernah senyum kaya gitu. Yang ada malah marah marah terus nuduh nuduh gak jelas.

Laki-laki ini benar benar bingung dengan perasaan nya sekarang.

"Sedang apa? "

"Eh?! "

"Kau mengintip? "

Nacht mengepalkan tangan nya "Yami sialan, kau ingin berkelahi hah?! "

"Eh? Tidak ko, aku hanya bertanya"

"Sialan! Tidak perlu mengagetkan ku juga! "

Yami memasang wajah polos nya "Aku kan bilang hanya bertanya, aneh kau menuduh ku mengagetkan "

Nacht benar benar kesal sekarang, tiba tiba nongol dari belakang terus nanya pas telinga gak kaget gimana coba.

"Kau pasti sedang mengawasi [name] ya? "

"Tidak! Jangan mengada ngada! Aku hanya lewat kebetulan "

"Benarkah? Seperti itu? " ternyata dia tidak mau mengaku, seperti Ojou-chan saja. Itu pikir Yami.

"Cih, awas saja kau lain kali akan ku hajar" Nacht pun berjalan pergi dari tempat tersebut meninggal kan Yami yang masih berdiri disana.

"Yami"

Yami membalikkan badan nya lalu menemukan [name] dan Morgen yang berjalan ke arah nya "Oh apa? "

"Bicara apa dengan Nii-san? "

"I-iya, kau berbicara dengan N-nacht-niisan kan tadi? " maklum agak gugup karena masih belum lupa apa yang dilakukan Nacht tadi malam.

"Tidak ada, dia hanya sedang lewat aku tanya lalu dia mengajak ku bertarung tapi aku tolak terus dia kabur"

[name] mengerutkan alis nya "Kabur? "

"Iya"

"Tidak biasanya, Nii-san"

"Iya, kalau begitu aku duluan mau minum" Yami pun berjalan pergi meninggalkan Morgen dan [name].

Sebenarnya Yami berbohong itu karena ingin saja, tidak ada alasan spesifik.

終わった !

Gitu. 🌚

Bad | Nacht Faust [Black Clover] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang