Konoha.
Kantor hokage.
Hiruzen duduk kursi hokage didepannya berdiri murid nakalnya Sannin Jiraiya. Suasana diruangan tersebut terasa berat dan suram. Jiraiya tak tahu masalah apa yang terjadi dan membuat pak tua suram. Kemudian Ia membaca surat yang diberikan Tsunade pada Hiruzen.
Inti dari surat tersebut Tsunade ingin meminjam Tenzo dari Anbu.
Jiraiya jadi mengerti mengapa senseinya tidak senang. Tenzo merupakan pengguna element kayu setelah hokage pertama. Kehadirannya tentu membawa hal positive untuk Konoha. Dan sekarang Tenzo diambil oleh Tsunade. Jiraiya sendiri menjadi pusing.
"Sebaiknya kamu lupakan saja soal Tenzo, ia akan baik-baik saja bersama dengan Tsunade." Kata Jiraiya sambil meletakkan surat tersebut di meja.
Jiraiya tak memiliki solusi saat ini. Bagaimanapun Tenzo sudah ditangan orang itu. Lebih baik ia membiarkannya lagian Tsunade juga disana. Tenzo akan baik-baik saja. Mungkin.
"Jiraiya saat ini Konoha dalam keadaan krisis, diluar sana dunia shinobi terlihat damai, namun kamu tahu pasti keadaan yang sebenarnya.
Dan disaat seperti ini Tenzo ambil oleh Tsunade, yang lebih penting lagi bagaimana Tsunade bisa tahu semua yang dikerjakan Danzo Root?" Sambil menatap Jiraiya dengan tajam.
Hiruzen tak mengerti bagaimana Tsunade tahu berita tindakan Danzo. Yang ia fikirkan saat ini adalah Jiraiya karna ia adalah orang yang sangat dekat Tsunade.
"Pak tua, jangan melihatku seperti itu, aku tak pernah berkata sepatah katapun yang berhubungan dengan hal itu pada Tsunade." Jiraiya bertindak normal.
Jiraiya tidak tersinggung sedikitpun soal ini. Lagian ia sudah wajar dicurigai. Tapi didalam hatinya ia mengutuk Shisui.
Hokage dan Jiraiya tak mengerti mengapa Tsunade mengambil Tenzo. Dan ini membuat mereka penasaran. Hanya saja mereka beranggapan Tsunade cuma ingin melihat Tenzo menggunakan Mokuton. Mereka tak memiliki jawaban lain.
Hiruzen menghela nafas. Ia hanya bisa mempercayai Jiraiya soal ini.
"Tenzo merupakan hasil uji coba Orochimaru dalam experiment cell Hokage pertama, dan ini berhubungan dengan kakek Tsunade, ia melakukannya mungkin karna penasaran dan ingin melihat pengguna mokuton secara langsung." Jelas Jiraiya.
"Aku tahu itu, tapi mengapa ia tak melakukannya didesa?."
"Itu tidak akan mungkin Sensei, apa kamu berfikir Tsunade akan kembali setelah menemukan apa yang telah dilakukan Danzo pada klannya dan cell kakeknya? Tenzo masih terbilang murah untuk membayar apa yang Danzo lakukan.
Sensei, Tsunade sudah sangat baik untuk tidak melakukan apapun terhadap desa ini. Seharusnya ia bisa saja menybarkan berita itu dan menjelekkan image Konoha. Tapi ia tidak tega melakukannya, bagaimanapun jaga ini warisan kakeknya hokage pertama, Ia tak ingin melihat desa yang dibangun kakeknya berakhir ditangannya sendiri, dan ia tak ingin itu terjadi."
Jiraiya kembali mengingatkan Hiruzen tentang apa yang menimpa Tsunade dan klannya. Ia tak ingin senseinya kembali melakukan kesalahan seperti dulu lagi.
Hiruzen hanya bisa menghela nafas.
"Aku sudah sangat tua untuk pekerjaan ini, aku harap kamu bisa menggantikanku disini, Jiraiya."
"Itu tidak mungkin sensei, lagian kamu sudah tahu apa tugasku."
"Baiklah, jika kau berubah fikiran, aku akan senang hati menyerahkan kursi ini padamu."
"Harap saja hari itu datang."
"Jiraiya pergi ke tempat Tsunade dan lihat apa yang ia lakukan disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto: jiwa kedua
FanfictionSeorang Otaku mati oleh Truck-sama dan berakhir didunia Naruto sebagai jiwa kedua didalam tubuh Uchiha Shisui.