12

599 101 33
                                    

❝ thank you, louis. ❞
- chia

° ° °

Beberapa hari kemudian.

"Chiaaa!!!" Jules berlari-lari di koridor, mengejar Chia yang sudah mendahuluinya.

"Apa??" Chia menoleh. Dia memandang Jules yang terlihat sangat tergesa-gesa. Bahkan Jules nyaris menabrak seorang siswa yang sedang berjalan santai.

"Chia! Lo udah ngerjain PR matematika gak?" tanya Jules, tampak panik.

"Hah? PR matematika?" Chia berpikir. "Oh, yang itu! Gue udah, tapi setengah."

"Masih mending. Gue belum sama sekali! Lupa soalnya." Jules meringis. "Ayo, kita tanya sama yang lain."

"Iy-hei!" Chia kaget karena Jules langsung menarik tangannya, membawanya ke kelas Matematika.

Di kelas, Jules segera menanyakan Anna, Shay, Lauren, dan Jayden soal hal yang sama.

Mereka semua sudah selesai. Jules pun meminta tolong mereka untuk membantunya mengerjakan PR.

"Sial gue hari ini. Banyak banget soalnya ya ampun!" Jules mengacak-acak rambutnya. Dia menulis dengan sangat cepat. Tulisannya pun sudah tak bisa dibaca.

"Lo udah ngerjain, Chia? Kalau belum, lihat aja nih. Waktunya udah mau habis soalnya," kata Lauren.

"Udah, tapi masih setengah."

"YAELAH CHIA! Kenapa gak dikerjain lagi, astagaaa..." Lauren menepuk dahinya.

Chia nyengir dan segera mengeluarkan bukunya. 'Setengah' yang ia maksud bukanlah sedikit, malah sangat banyak. Dua puluh soal, yang baru Chia kerjakan hanya sepuluh. Itupun masih kurang.

Chia menonton film seharian semalam. Malamnya, dia baru ingat soal PR matematikanya. Dia langsung mengerjakan soal itu.

Karena Chia sepertinya 'tak berjodoh' dengan 'belajar', matanya berat dan akhirnya Chia tertidur.

KRING! KRING!

"Yahh... kurang nih punya gue." Jules meletakkan pulpennya dengan putus asa. "Pasrah deh gue."

"Gue juga belum selesai. Tiga soal lagi." Chia menghela napas.

"Gapapa deh gue dihukum, yang penting ada teman." Jules meringis sambil memandang Chia. Chia mengangguk setuju.

Murid-murid pun masuk ke dalam kelas. Termasuk Louis dan William yang jadwal pertama mereka hari ini adalah Matematika.

Setelah hampir semua murid memasuki kelas, Mrs Kate memasuki kelas.

DEG.

Jantung Chia berdegup kencang. Ia menelan ludah.

Melihat wajah Mrs Kate yang galak saja sudah membuatnya merinding. Mrs Kate merupakan guru tergalak di sekolah ini. Hampir semua murid takut dengannya.

Mrs Kate sebenarnya cantik, jika tak galak. Rambutnya merah. Bulu matanya lentik. Matanya biru. Mrs Kate tinggi, dan berat badannya ideal. Ia memakai kacamata.

"Selamat pagi." Mrs Kate menatap seisi kelas seraya meletakkan buku-bukunya di meja.

"Selamat pagi, Mrs," jawab seluruh murid.

"Baik. Beberapa hari yang lalu, saya sudah memberi kalian PR yang harus kalian selesaikan." Mrs Kate membetulkan kacamatanya. "Ada yang sudah selesai?"

Hampir seluruh murid mengangkat tangan. Kecuali Chia, Jules, dan Louis.

Mrs Kate memandang ketiga anak tersebut. "Siapa yang sudah selesai, tolong kumpulkan bukunya ke meja saya."

Murid-murid yang sudah selesai mengerjakan PR pun maju dan mengumpulkan buku PR mereka. Anna, Shay, Lauren, dan Jayden menatap Chia dan Jules dengan prihatin saat melewati mereka.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑, 𝗅𝗈𝗎𝗂𝗌 𝗉𝖺𝗋𝗍𝗋𝗂𝖽𝗀𝖾 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang