TAERIN STORY ✓

Beloved Brat (Part 2)

Yerin meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku setelah seharian ini bekerja, lagi dan lagi.

Yerin dengan perlahan berjalan menuju kursi yang berada di taman samping kafe lalu duduk di sana, melakukan peregangan pada pergelangan kakinya yang pegal.

Yerin mengenakan dress putih dengan kembang bunga kuning, rambutnya dia biarkan tergerai indah. Meskipun Yerin hanya gadis sederhana tidak dengan pakaian mahal, namun dia cukup pintar untuk merawat diri dan memperhatikan pakaiannya.

Setidaknya meskipun dia lemah di dalam, penampilannya bisa sedikit menyembunyikan kelemahannya.

"Yerin"

Yerin mendongak dan tersenyum hangat membalas senyuman wanita cantik di depannya, Bae Irene.

"Unnie" lirih Yerin ketika Irene duduk manis di sampingnya

"Mengapa kau ada di sini?" Tanya Yerin

"Untuk apa lagi jika tidak ingin menemuimu" balas Irene

"Ayo kita makan malam bersama" ucap Irene menarik lengan Yerin namun segera ditahan oleh Yerin

"Aku tidak bisa unnie, jam 7 aku harus sampai di restoran" ucap Yerin membuat Irene duduk kembali menatap Yerin dengan lekat

"Kau tidak lelah?" Tanya Irene

"Kau nyaris tidak memiliki waktu istirahat yang cukup. Terus bekerja sambung menyambung dari pagi hingga malam, makanmu juga tidak teratur dan kau tidak bisa hanya sekedar menikmati makananmu" ucap Irene membuat Yerin tersenyum lemah

"Aku harus melakukannya jika ingin bertahan hidup" ucap Yerin

"Malam ini kita makan malam bersama oke? Aku tidak mau tahu, malam ini lupakan pekerjaanmu itu dan bersenang-senang. Aku akan mentraktirmu makanan yang lezat" ucap Irene menarik Yerin untuk berdiri

"Tapi unnie..."

"Aku sudah mengatakan pada Seokjin untuk mengatakan pada bossmu di dapur, jadi tenang saja" ucap Irene mengedipkan matanya pada Yerin

"Aku kehilangan gajiku lagi?" Tanya Yerin dijawab kekehan oleh Irene

"Dasar mata duitan"

...

Setelah makan malam bersama di restoran bergaya Itali, Irene berbaik hati mengajak Yerin ke SPA untuk melakukan perawatan wajah dan juga pemijatan karena merasa Yerin akhir-akhir pasti lelah dengan pekerjaannya. Tentu saja Irene tahu meskipun Yerin tidak pernah mengeluh secara langsung padanya.

Setelah itu, membawa Yerin ke salon untuk perawatan rambut dan membawanya ke mall untuk berbelanja banyak pakaian untuknya dan Yerin.

Yerin menolak namun dia tidak akan bisa menang jika itu Irene, jadi dia hanya mengikuti dan menerima semua perlakuan Irene.

Kini mereka sudah berada di depan rumah sederhana Yerin.

"Unnie mau mampir sebentar?" Tanya Yerin menenteng tas belanjaannya

"Tidak, aku akan pulang ke rumah orang tuaku setelah ini" ucap Irene membuat Yerin hanya mengangguk

"Unnie terima kasih untuk hari ini, aku benar-benar merasa segar" ucap Yerin dibalas senyuman oleh Irene

"Tentu, berapa kali kubilang tidak perlu sungkan padaku" ucap Irene mengelus rambut Yerin

"Masuklah, di luar akan semakin dingin"

Yerin mengangguk pelan, melambaikan tangan lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya. Sementara itu, Irene hanya menatap dengan sendu. Di matanya, Yerin benar-benar wanita yang mengagumkan.