5. Kasih Semu

188 47 35
                                    

Vote! Komen!

.

"Kasih semu, bukan milikku".

.

Happy reading ♡!

Aruna berjalan kaki, seperti biasa nya, tujuan nya pulang sekolah kali ini adalah toko buku lagi.

Ya walaupun dia masih sedikit kecewa karena sudah menghilangkan pembatas buku buatan ibu nya.

Hari ini Aruna berencana akan menyelesaikan membaca dongeng kemarin.

Saat Aruna sampai di toko buku itu, tangan nya tergerak hendak membuka pintu nya.

Kring kring!!

Namun bunyi bel dari sepeda kuning di samping nya menghentikan pergerakan nya.

Saat Aruna menoleh melihat ke arah sepeda kuning itu, yang dilihat nya pertama kali adalah setumpuk bunga matahari di dalam keranjang nya, dan.. seorang murid laki-laki yang menaiki sepeda itu sembari tersenyum lebar ke arah Aruna.

Tatapan Aruna terkunci untuk beberapa saat, memandangi senyum murid laki-laki itu.

Aruna memperhatikan anak itu, kancing baju bagian atas dibiarkan terbuka, tak ada dasi, baju lengan panjang yang di lipat hingga sebatas siku, rambut yang berantakan namun aneh nya tetap enak dipandang dan.. senyum semanis bunga matahari itu.

Kring kring!!

Aruna tersadar dari pikirannya begitu anak laki-laki itu membunyikan bel sepeda lagi.

"ganteng gak?" tanya nya.

Pertanyaan yang sama dari orang yang juga masih sama, untuk ketiga kali nya.

Aruna diam saja, lanjut membuka pintu toko itu, namun perkataan Gilang menghentikan nya lagi.

"heh, gak liat ada orang ganteng lagi ngomong di sini?" tanya nya.

"gak, warna lu nyaru sama warna sepeda nya" ucap Aruna, dia kembali melanjutkan langkah nya masuk ke dalam toko buku itu meninggalkan Gilang.

Reflek menoleh melihat diri nya dari pantulan jendela toko di samping nya, "warna kulit gua gak kuning!! di pikir gua Minions apa?!" gerutu Gilang.

Dia ikut masuk ke dalam toko buku itu, menyapa pak Tanto di meja nya, "sore Pak" ucap nya, di balas anggukan saja oleh Pak Tanto.

Gilang mulai mengikuti setiap langkah Aruna dari belakang.

Awal nya Aruna tak langsung menuju ke rak fairy tail, dia menuju rak buku lain dulu karena merasa Gilang terus mengikutinya.

Tolonglah, bisakah anak ini menjauh? Aruna bahkan masih malu kalau mengingat masalah salah tuduh di toilet tadi siang.

Aruna pergi ke rak buku pertama, kumpulan cerita horor, dan Gilang masih di belakang nya, berpura-pura mencari buku di rak yang sama.

Kali ini Aruna pindah ke rak kedua, berisi buku-buku pelajaran. Aruna pikir, anak itu tak akan kemari karena ini buku-buku pelajaran.

Halo Matahari! || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang