1. Utusan Tuhan Katanya

588 69 25
                                    

Hai! Ayo mulai semua nya dari awal, ayo mulai dari chapter pertama.

Happy reading ♡!

Hari senin, mimpi buruk bagi sebagian orang, termasuk Aruna. Hari di mana kau memulai lagi segala kegiatan mu yang melelahkan.

Berjalan dengan tas ransel navy tersampir di bahu nya, gadis dengan rambut tergerai itu tampak masih mengantuk.

Aruna berjalan memasuki gerbang sekolah nya, dia berjalan sendirian walau sekeliling nya ramai.

Tidak, Aruna bukan antisosial. Dia hanya tak mengenali orang-orang di sekeliling nya ini.

Melewati pinggir lapangan yang tepat di samping nya ada gedung kelas sepuluh, Aruna tampak biasa saja.

Namun orang-orang di sekelilingnya mulai menghindar, memperhatikan nya seakan Aruna orang aneh.

Hey, ada apa? Ada yang aneh? Aruna tak salah pakai seragam kan? Tak ada yang aneh kan di wajah nya?

"ARUNA AWAS KEPALA!!!" Teriakan dua gadis dari gerbang sekolah sontak membuat Aruna terkejut, dia reflek menatap ke atas sembari menutup kepalanya dengan dua tangan nya.

Saat itu juga Aruna baru sadar gedung kelas sepuluh sedang di renovasi dan merupakan area yang harus di jauhi kata kepala sekolah.

Dari lantai dua gedung itu Aruna melihat ada sebuah kaleng cat yang hendak jatuh ke arah nya, kejadian nya begitu cepat Aruna tak akan sempat menghindar.

Aruna panik, dia nunduk sambil nutup kepala nya pakai dua tangan nya, fix bakal sakit dan Aruna udah siap-siap.

Tapi tidak seperti perkiraan Aruna, ternyata ada orang yang masih baik mau nolongin dia! Ada orang yang narik lengan Aruna di waktu yang tepat banget!

Dan kaleng cat itu beneran jatuh tepat di tempat Aruna berdiri tadi, untung ada yang nolongin! Orang-orang di lapangan pada kaget ngeliat kaleng itu jatuh.

Ah iya, Aruna sekarang masih menutup mata nya, tapi dia ngerasa kok aneh ya?

Perlahan Aruna membuka mata nya, "kok gelap?" tanya nya.

Tadi Aruna beneran selamat kan? Kenapa ini kok gelap? Aruna gak bangun di alam lain kan?

"gak apa-apa?" tiba-tiba ada yang bersuara.

Shit! Aruna baru sadar dia sedang dipeluk seseorang.

Reflek melepaskan pelukan itu, "gak apa-apa, makasi!!" Aruna malu banget diliatin satu lapangan pelukan sama cowok, ya dia langsung lari ngibrit ke kelas nya tanpa liat dulu siapa cowok itu.

Sama dengan dua gadis di gerbang sebelumnya, mereka juga ikut berlari mengejar bahkan memanggil Aruna namun Aruna enggan berbalik.

Dia malu, kalau bisa teleportasi udah teleportasi nih Aruna!

.
.

Pagi ini kota Palembang diguyur hujan, hari senin menjadi tak berjalan seperti biasa nya, pasalnya upacara bendera tak di adakan.

Padahal tersebar rumor akan ada pengumuman penting saat upacara bendera nanti, namun lihatlah upacara nya bahkan tak  jadi di adakan karena hujan.

Semua murid sudah masuk ke kelas masing-masing menunggu jam pertama selagi hujan mengguyur, Aruna juga sudah berada di kelas nya.

Tempat duduk Aruna itu di ujung tepat di samping jendela, jadi dia dapat melihat hujan turun dengan derasnya.

Kaca jendela mulai memburam karena dingin nya udara akibat hujan, Aruna hanya diam menatap nya saja.

Halo Matahari! || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang