Vote dan komen nya!!
Happy reading ♡!
Jazz menjalankan motornya pelan menyusuri jalanan, dengan Ara ikut bersama nya.
Iya, hari ini Ara pulang dengan Jazz, bukan dengan Raja.
Saat Jazz mencoba menghubungi Raja di kelas sepulang sekolah tadi, Raja tak menjawab panggilan telepon dari nya, entah di sengaja atau tidak.
Mereka menunggu di kelas lumayan lama, dengan harapan Ara bahwa Raja akan menghampiri nya.
Namun hasilnya nihil, percuma mau ditunggu sampai malam juga Raja gak akan datang.
Karena saat mereka ke parkiran sekolah pun motor Raja sudah tak ada, mungkin sudah pulang lebih dulu. Membuat Ara semakin lesu dibuatnya.
Jadi karena melihat keadaan Ara yang sepertinya tak bisa dibiarkan pulang sendirian, akhirnya Jazz memutuskan untuk mengantar Ara pulang saja.
Toh satu arah juga dengan rumah nya.
Sedangkan Ira tak usah di tanya lagi pulang nya dengan siapa, ya pasti nya dengan Jo.
Namun mereka berpisah di persimpangan jalan karena beda tujuan, Ira dan Jo bilang mereka ada urusan berdua, jadi mereka berpisah dengan Jazz dan Ara.
Dalam perjalanan ke rumah Ara, Jazz mencoba memulai percakapan, "Ra" panggil Jazz, namun tak ada sahutan dari Ara.
Melirik Ara dari kaca spion motor nya, Ara memeluk nya, bersandar di punggung Jazz, gadis ini tertidur.
"tidakkah ini berbahaya?" Pikir Jazz, bagaimana kalau Ara terjatuh? Bahaya kan?
Akhirnya Jazz memutuskan berbelok lagi saja ke jalan Gajah Mada, dia berencana mengajak Ara makan saja sebelum pulang.
Karena Jazz juga tak yakin Ara makan saat istirahat di sekolah tadi, gadis ini terlalu sibuk melamun.
Mungkin Ara akan lebih segar dan tak mengantuk juga kalau sudah makan nanti, jadi tak akan berbahaya lagi seperti sekarang ini pikir Jazz.
Namun saat Jazz memasuki jalan Gajah Mada, sebuah motor yang melaju berlawanan arah dengan nya menarik perhatian nya.
Itu Gilang dan Aruna, tampak Gilang tertawa dan ekspresi kesal Aruna yang lalu tergantikan dengan tawa juga. Dua orang itu tak menyadari Jazz melihat nya.
Saat motor mereka berpapasan, Aruna baru melihat Jazz dan Ara, tawa nya perlahan memudar. Dia bertukar tatap untuk sepersekian detik dengan Jazz setelah itu kedua motor itu terus melaju berlawanan arah saling menjauhi.
"Aruna sama Gilang?" gumam Jazz, dia melirik dari kaca spion nya memastikan.
Karena setahu nya tadi, Aruna kan ke toko buku, dan Gilang sudah pulang duluan.
Namun mau dilihat berkali-kali pun itu memang Aruna dan Gilang.
Di lihatnya Aruna memeluk Gilang, sangat erat kelihatan nya.. juga bersandar di punggung Gilang, persis seperti dia dan Ara sekarang.
Hei, kenapa Jazz tiba-tiba merasa tak enak begini? Ada apa ini?
Terutama saat melihat Aruna tertawa karena Gilang tadi, kenapa rasanya seperti.. sakit?
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Matahari! || Lee Haechan
Fiksi Penggemar- Halo Matahari, Halo Gilang! - ; Love Story, angst, parenting. Gilang Heksana Bagaskara. Punya arti matahari yang bersinar terang. Panggil aja dia Gilang, anak pertukaran pelajar. Pindah jauh-jauh ke kota yang asing sendirian buat belajar sekaligus...