Vote nya ayo!!
Happy reading ♡!
Sore, jam pulang sekolah sudah berbunyi. Para murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing.
Aruna, Ira, Ara, dan Jazz juga baru keluar dari kelas mereka, saat itu lah mereka melihat ke gedung seberang, wah kelas itu terlihat ramai entah apa alasan nya.
"ada apaan tuh, kok rame banget?" tanya Ira.
"itu kelas Raja, samperin yuk" aja Ara.
"gass" setuju Jazz, namun Aruna diam saja.
"gue gak ikut ya, biasaa" pamit Aruna.
"lu betah banget di situ, baca apaan sih?! Gak baca buku sehari gak akan buat lo bego" cerca Ara.
Iya, Aruna memang terbiasa pergi ke sebuah toko buku tua di sekitaran sekolah mereka. Tak jauh, hanya butuh berjalan kaki sepuluh menit.
"Ara, kita aja ya" Ira menengahi sebelum Aruna membalas perkataan Ara, bisa panjang urusan nya kalau Aruna membalas dan Ara tersulut emosi lagi.
"kalian berdua aja, gue nemenin Runa" balas Jazz merangkul Aruna.
"gak usah, mau sendirian" tolak Aruna, dia melepaskan rangkulan itu, hey.. Aruna pergi untuk membaca buku.. tak enak kalau ada orang yang mengganggu.
"serius gak usah?" tanya Jazz.
"iya" singkat Aruna, "duluan ya!!" lalu gadis itu berlari ke arah tangga, lalu ikut turun dengan beberapa murid lain nya.
"huh si kutu buku itu, baca apa sih dia betah banget di situ" cerca Ara lagi, Ara memang sedikit kasar dalam berkata-kata, maklumi saja.
"udah, mau nyamperin pacar lo gak?" tanya Ira.
Ara tersenyum lalu berlari lebih dulu meninggalkan Jazz dan Ira, "RAJAAA!!" panggil nya.
Ira hanya menggelengkan kepalanya, tersenyum heran, bagaimana adik nya yang kasar itu bisa manja pada Raja?
"ayo" ajak Jazz, lalu dia merangkul Ira.
.
.Aruna berjalan menuruni tangga dengan banyak murid lain nya, mereka kembali berjalan melewati pinggir lapangan.
Melihat ke sisi gedung kelas sepuluh, ah Aruna teringat kejadian tadi pagi lagi.
Menggelengkan kepalanya, menyadarkan diri nya, "okeh! Lupain, Aruna! Lupain aja, okay!" tekan nya pada diri sendiri.
Dia kembali berjalan keluar dari gerbang sekolah nya. Ramai di sini, ada banyak orang tua murid yang menjemput, juga beberapa pedagang yang menjual makanan.
Banyak juga murid yang menunggu jemputan masing-masing sembari mengobrol. Ada juga yang langsung pulang berjalan kaki atau naik kendaraan umum.
Ah.. suasana nya masih lumayan sejuk karena hujan baru berhenti mengguyur Palembang siang tadi.
Melihat jam di pergelangan tangan nya, sekarang pukul tiga sore, baik lah seperti biasa Aruna akan melanjutkan jalan nya lagi.
Berjalan di trotoar itu, semakin lama semakin sepi karena jarak nya meninggalkan sekolah juga semakin jauh.
Suasana berjalan kaki di sini yang Aruna suka, dia menikmati kesendirian dengan pepohonan di samping trotoar jalan itu yang melindungi nya dari terik matahari, sungguh kalian harus mencoba nya!
Sekitar sepuluh menit Aruna berjalan, akhirnya dia sampai, dia menatap sebuah tempat yang bagi nya mirip rumah.
Sederhana saja namun nyaman, karena bisa di bilang toko buku atau mungkin perpustakaan kecil ini sudah tua dan menggunakan interior rumah kayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Matahari! || Lee Haechan
Fanfic- Halo Matahari, Halo Gilang! - ; Love Story, angst, parenting. Gilang Heksana Bagaskara. Punya arti matahari yang bersinar terang. Panggil aja dia Gilang, anak pertukaran pelajar. Pindah jauh-jauh ke kota yang asing sendirian buat belajar sekaligus...