Vote!!
Happy reading ♡!
Aruna, Ira, dan Ara sedang ada di kelas mereka, duduk-duduk biasa sambil ngobrol random menunggu bel masuk jam pertama berbunyi.
"Na, pinjem hp dong, mau ngaca" ucap Ira.
Aruna memberikan ponsel nya, ya.. sudah biasa Ira begitu. Penampilan nomor satu, gak boleh kacau.
Ara sedari tadi hanya diam melamun, entah apa yang terjadi dengan anak ini, pagi-pagi begini sudah melamun.
"Ra, jangan melamun pagi-pagi gini, ntar kesambet" gurau Aruna.
Tapi Ara tetap saja menatap kosong ke depan kelas, "Raja masih marah gak ya.." gumamnya.
Aruna yang mendengar itu reflek bertanya, "lo berantem sama Raja?" tanya nya.
Ara hanya menggeleng lesu, Aruna berbisik pada Ira, "adik lo kenapa tuh?" tanya nya.
Namun Ira hanya menghedikkan bahu nya tak perduli, masih berfokus menatap wajahnya sendiri dari layar ponsel Aruna.
"lo kenapa? Cerita dong kalo ada masalah, jangan di pendam sendirian" suruh Aruna pada Ara.
"gak apa-apa" balas nya, namun masih terlihat sedih.
"eh, Na" panggil Ira tiba-tiba.
"apa?" tanya Aruna, dia menoleh ke arah Ira.
"ada chat belum terbalas dari semalam" ucap Ira menyodorkan ponsel Aruna.
"hah? Perasaan gak ada deh" Aruna mengambil ponsel nya, di lihat nya pesan teratas dalam ruang chat itu.
"ngechat tengah malem begini? Penting banget?" Tanya Ira.
Aruna melihat jam saat pesan itu dikirim, jam 01.27 malam.
Aruna bingung, "ini nomor siapa?" bingungnya, pasal nya tak tertera informasi apapun yang dapat dilihat dari nomor ini.
Baik nama pemilik nya, maupun foto profil nya, semua kosong.
Dilihat nya isi pesan itu, "nanti sepulang sekolah, ke toko buku lagi kan? Ku taruh pesan senja untukmu di halaman kedua buku kemarin. –Matahari" isi pesan nya bertuliskan itu.
"Hah?" Bingung Aruna.
"CIEEEE!!!" teriak Ira yang tadi juga ikut membaca pesan pada ponsel Aruna.
Mendengar teriakan itu, Ara jadi tertarik mendekat, tersadar dari lamunan nya, dia mengambil ponsel Aruna, lalu membaca nya tanpa ekspresi dan reaksi apapun.
Ira memukul bahu Aruna, "pantes lu betah bener ke toko buku mulu! Ada ceng-cengan ternyata" Ira tertawa.
Mengusap bahunya yang tadi dipukul Ira, Aruna bingung, ini chat dari siapa?
"Ciee Arunaa!!" Teriak Ira.
Membuat Aruna tersadar, "enggak, gue gak tau itu siapa" ucapnya.
"halah bohong!" teriaknya, "HARUS IKUT GUE KE TOKO BUKU NYA!!" antusias Ira.
"gue juga" tanpa di sangka Ara juga menyahut.
Aruna hanya bisa pasrah diam.
Dia mengetikkan pesan balasan dari ponsel nya, "ini siapa?" namun nampaknya sedang tak aktif.
Namun satu hal terlintas dipikiran nya, "apa maksudnya 'pesan senja' itu adalah kertas notes kecil kemarin?".
Aruna mengingat ada kertas notes kecil saat dia menemukan pembatas buku nya di sela-sela halaman buku dongeng kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Matahari! || Lee Haechan
Fanfiction- Halo Matahari, Halo Gilang! - ; Love Story, angst, parenting. Gilang Heksana Bagaskara. Punya arti matahari yang bersinar terang. Panggil aja dia Gilang, anak pertukaran pelajar. Pindah jauh-jauh ke kota yang asing sendirian buat belajar sekaligus...