Namaku Luna Anaversia. Aku anak tunggal yang sekarang tinggal seorang diri di Asrama sekolah. Umurku 17 tahun dan aku sekarang kelas 2 SMA di SMA Night School.
Ayah dan Ibuku sudah meninggal dua tahun yang lalu karna kecelakaan pesawat. Aku seharusnya tinggal bersama tanteku, Melly, tapi karna tante Melly memiliki keluarga kecil, aku memutuskan tinggal sendiri di asrama.
SMA Night School ini cukup luas. Dia berada di wilayah tertutup, Amerika. Kira-kira letaknya ditengah hutan yang hampir tidak ada yang mengunjungi hutan ini. Ini karna jumlah penduduknya yang sangat sedikit dan dekat daerah pegunungan.
Dan yang lebih menarik perhatianku adalah sekolah ini selalu diadakan pada malam hari.
Alasan aku memilih sekolah ini, karna aku memiliki tipe yang berbeda dengan yang lain. Aku lebih cepat memahami materi ketika belajar dimalam hari. Makanya aku memutuskan masuk SMA ini.
Dan sesuai dugaan ku. Nilaiku selalu diatas rata-rata. Dan aku masuk ke sekolah ini juga karna aku lulus ujian beasiswa.
Aku tidak sombong, tapi Ayah dan Ibuku memiliki IQ yang tinggi dan menurun padaku.
Sekolah ini memiliki sekolah dasar sampai universitas. Didalamnya hanya orang-orang yang mampu saja dan beberapa dari golongan anak biasa yang masuk melalui jalur beasiswa seperti diriku contohnya.
Untuk anak yang hanya mengandalakan kepintaran seperti diriku memang cukup sulit. Ini karna kami hanya menadapat biaya sekolah yang gratis dan beberapa baju musim dingin.
Jika musim panas, sudah dipastikan kami hanya mengenakan kemeja putih biasa dengan rok hitam biasa yang kami punya. Berbeda dengan seragam musim panas milik sekolah yang terlihat sangat mewah.
Kenapa kami tidak membelinya saja? Ini karna harganya yang cukup tinggi.
Kemejanya senilai 10 juta, rompi senilai 11 juta dan rok senilai 8 juta.
Lalu bagaimana? Tentu saja orang-orang disekolah ini akan mudah mengenali kami dari kalangan rendah atau kasta yang tinggi hanya melalui baju seragam sekolah.
"LUNA!" aku menoleh dan tersenyum kearah Yui. Temanku.
"Gimana? Kencan butanya lancar?" tanyaku dengan wajah menggoda.
Kulihat mendadak ia cemberut. Sudah dipastikan gagal.
Yui mengirim pesan padaku kemarin malam kalau ia akan melakukan kencan buta melalui aplikasi karna ia sudah cukup bosan tidak memiliki pasangan.
Tipikal yang tidak bisa kalau tidak ada pacar.
"Gagal." Jawabnya seraya menyamakan langkah kakiku. Oh ya, aku sedang menuju sekolah sekarang.
"Ngomong-ngomong lo liat berita gak semalem?" Tanyanya mengalihkan topik pembicaraan awal.
Yui juga tipikal yang jika ia tidak suka dengan topik pembicaraan, maka ia akan langsung mengubah topiknya.
Angin malam yang cukup kencang meniup rambutku, sampai poniku ikut terbuka lebar. Buru-buru aku merapihkan rambutku dan menggeleng, menjawab pertanyaan Yui.
Yui mendekat dan berbisik. Seolah tidak ingin ada yang mengetahui informasi ini. "Ditaman queen, banyak hewan yang tiba-tiba mati."
"Mati?"
Yui mengangguk-angguk. Ia terlihat sangat antusias dengan topik pembicaraan yang sedikit berat. Dia memiliki tipe kepribadian INTJ. Yang selalu tidak senang basa-basi tapi kalau diajak berbicara topik yang berat ia akan sangat menyukainya.
Aku menghela nafas. "Mungkin karna keracunan. Atau pola ekosistem hewan yang lagi keganggu disini kan?"
Yui menggeleng dengan cepat. "Kabarnya, setiap hewan yang mati disana, ada bekas gigitan di leher. Dan hebatnya lagi, cuma ada dua lubang bekas gigitan. Manusia mana yang cuma punya dua gigi kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DRUNK - DAZED
VampireRank 2 - Heeseung 25 Agustus 2021 Rank 4 - Heeseung 2 September 2021 Kukira vampire hanya ada didalam dongeng yang penduduk queen katakan. Tapi ternyata kami manusia sudah memasuki new era. Dimana vampire dan serigala bisa hidup berdampingan dengan...