First Kiss (18+)

233 22 0
                                    

Song : I'm Missing You - True Beauty ost

*

Sebelumnya aku mau kasih tau cara baca nama Sunoo itu Soonu yaa temen-temen. Terimakasih!

*

Mencintai seseorang yang berbeda arah tujuan dengan kita adalah hal tersulit dan tersakit yang bisa kita ambil resikonya.

*

Aku kembali ke kelas dengan bajuku yang basah. Aku tidak memiliki baju ganti selain yang kupakai saat ini. Dan hal lain buruknya adalah sekarang sudah menuju musim dingin.

Aku tidak memiliki seragam cadangan, seperti yang kalian tau, kalau seragam sekolah disini sangat mahal.

Saat berjalan di lorong sekolah, semua orang menatapku dengan tatapan aneh. Aku tidak peduli lagi dengan pemikiran mereka terhadapku. Yang aku inginkan sekarang adalah penjelasan dari Yui.

Aku membuka pintu kelas dan mencari keberadaan Yui, tapi ia tidak ada. Aku tau, setelah kejadian ini pasti ia memilih hilang. Bahkan Gia juga tidak terlihat dikelas.

"Ewh, bau apa ini?" tanya teman sekelasku.

"Lo abis dari mana sih? Kok bau apek gini? Jangan masuk kelas deh mendingan!" sahut yang lain.

"Iyaa! Ganggu!"

Aku mundur dua langkah lalu mencium rambutku yang memang sedikit bau.

Aku segera berlari kedalam dan mengambil tasku. Kulihat wajah Sunoo yang sedikit khawatir tapi aku menghiraukannya.

Aku ingin pulang. Aku tidak ingin ada disini. Dadaku terasa sesak sampai tenggorokanku terasa sakit.

Aku memutuskan akan bicara pada Yui besok. Itupun kalau ia mau bicara padaku.

Aku tidak ingin terlihat menangis di depan orang lain, jadi aku memutuskan untuk segera pulang dan tidak menemui Sunoo setelah pulang sekolah nanti.

Tidak peduli mereka akan mencariku atau tidak. Membunuhku atau tidak.

Kalaupun aku akan mati hari ini ditangan mereka, aku akan membiarkannya. Aku sudah cukup lelah dengan dunia. Aku ingin pulang dan bertemu dengan orangtuaku disana.

Tapi yang menjadi permasalahan dalam fikiranku adalah, apa Ibu dan Ayah mau menemuiku yang pergi karna menyerah dengan kehidupanku saat ini?

"Ibu, Ayah."

*

Aku menatap pantulan diriku di depan kaca. Mataku merah dan sedikit bengkak. Ini karna aku masih saja menangis dari pulang sekolah tadi. Aku ingin berhenti menangis tapi air mataku terus saja mengalir tanpa alasan.

Mungkin karna hatiku masih sedikit sakit.

"Pindah sekolah aja apa ya?" tanyaku berusaha menenangkan diri. Tapi setelahnya aku menggelengkan kepala. Tentu saja kalau aku memilih pindah, itu akan menyusahkan tanteku.

Alasan lainnya adalah Ibu dan Ayahku mengajarkan aku untuk tidak menyerah dalam kondisi apapun. Jadi aku kembali berusaha menguatkan diri sendiri agar tidak terlalu larut dalam masalah ini.

"Harus bisa ngatasinnya!" ucapku seraya menepuk kedua pipiku.

Tok-tok!

Aku menoleh karna ada yang mengetuk pintu rumahku. Aku menatap jam dinding yang menunjukan pukul 3 pagi.

DRUNK - DAZEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang