Catatan:
Part ini akan lebih baik jika dibaca sembari mendengarkan alunan piano "If I Could See You Again" dari Yiruma. Selamat membaca.***
Seisi sekolah tampak heboh hari ini. Terutama mereka yang merupakan anggota klub musik. Papan pengumuman sekolah baru saja memberitahukan bahwa tiga bulan lagi akan ada Tokyo Music Festival. Itu adalah kompetisi musik tingkat nasional paling bergengsi di Jepang. Di sana akan berkumpul seluruh pemusik terbaik dari Jepang. Dan, dari mereka semua, hanya akan ada satu pemenang utama yang akan mendapatkan predikat sebagai The Best Musician of the Year.
Mata Mitsuko masih setia memandangi papan pengumuman yang menunjukkan tata cara pendaftaran untuk mengikuti Tokyo Music Festival. Ini adalah kompetisi yang dahulu sangat diimpikan Haruki. Bermain di Tokyo Bunka Kaikan dan ditonton oleh dua ribu orang lebih adalah impian terbesar setiap musisi di seluruh Jepang, termasuk Haruki.
"Kau tidak ke kantin, Mistuko-san?"
Mitsuko tersadar dari lamunannya tentang masa lalu. Akhir-akhir ini, sepertinya ia jadi lebih sering teringat segala hal tentang Haruki. Mitsuko memaksa diri untuk tersenyum.
"Ah, aku sedang tidak lapar, Natsumi-san. Kau duluan saja. Nanti aku akan menyusul jika ingin."
"Baiklah."
Natsumi melambai padanya sebelum melangkah ke kantin. Mitsuko memalingkan wajah dan memperhatikan papan pengumuman lagi. Pasti Haruki sudah dinobatkan sebagai The Best Musician of the Year jika saja ia masih di sini. Tiba-tiba, mata Mitsuko basah. Cairan bening mengalir di pipinya. Ia buru-buru menghapusnya sebelun ada temannya yang melihat atau yang lebih ia takutkan, para sensei.
Pulang sekolah, Mitsuko tidak langsung kembali ke rumah. Hari ini adalah jadwal latihan untuk klub musik. Seperti biasa, Mitsuko sudah ada di ruangan setengah jam sebelum yang lain datang. Kebiasaan lama. Dahulu, ia dan Haruki sering meminjam grand piano di ruangan musik untuk mereka mainkan bersama. Haruki yang sejak kecil mengajarkannya bermain piano.
Jemari lentik Mitsuko mendarat di atas grand piano hitam di ruang musik. Sejak kepergian Haruki, ia nyaris tidak pernah lagi menyentuh piano. Rasanya terlalu menyakitkan karena berdekatan dengan piano sama dengan membuka kembali kenangan bersama Haruki. Matanya kembali sendu.
Perlahan, Mitsuko duduk di atas kursi. Matanya terpejam, berusaha menikmati rasa sakit yang kembali memenuhi dadanya. Luka di hati akibat kepergian Haruki masih segar seolah baru kemarin lelaki itu pergi. Masih ada banyak mimpi yang belum mereka wujudkan. Masih ada banyak hal yang belum mereka lakukan. Jika saja Mitsuko bisa melihat Haruki sekali lagi. Jika saja ia memiliki kesempatan sekali lagi.
Air mata Mitsuko kembali mengalir. Jemarinya menekan tuts dengan lembut. Alunan "If I Could See You Again" dari Yiruma mulai memenuhi ruang musik yang masih sepi. Suaranya seolah menggema ke seisi ruangan. Jemarinya tidak lagi seaktif dahulu saat menekan tuts. Namun, siapa pun yang mendengar alunan musik itu pasti akan menitikkan air mata.
Mitsuko bermain dengan penuh emosi. Ia meluapkan segala kerinduan terhadap Haruki pada setiap tuts yang ia tekan. Air matanya masih mengalir, matanya terus terpejam. Bayangan senyum Haruki saat lelaki itu memainkan piano atau saat Haruki memeluknya dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja selama mereka bersama kembali merebut paksa tempat-tempat dalam ingatan gadis manis itu.
Lima menit berlalu, lagu yang dahulu sangat ia sukai telah selesai ia mainkan. Tanpa Mitsuko sadari, permainan pianonya didengarkan oleh seluruh anggota ekskul musik yang berdiri di depan ruangan. Mereka mengurungkan niat untuk masuk karena tak ingin mengganggu Mitsuko. Mereka merasakan betapa perihnya hati Mitsuko saat mendengar alunan pianonya. Seolah kesedihan yang selama ini hanya Mitsuko rasakan sendirian, kini bisa dibagi pada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Time
Teen Fiction"Mou ichido, kimi to sakura o mite hoshii." Sebagai pengidap monokromasi, Mitsuko terbiasa dengan kehidupan yang kelabu, selama Haruki berada di sebelahnya. Haruki adalah alasan di balik semangat dan keinginan Mitsuko untuk menekuni musik, khususnya...