*****
"Halo Deidra" sapa Ashton dengan semangat.
"Hai Ash" jawabku dengan senyuman tipis.
"De, kau akan membantuku kan? Bagaimana kalau kita mulai dari---"
Aku menutup mulutnya sehingga ucapannya terhenti.
"Kau diam saja, aku akan membantumu" jawabku pasrah.
"Hm, baiklah" sahut Ashton.
*****
Saat aku dan Ashton berjalan di lorong sekolah, kami bertemu Samuel.
"Hai Deidra" sapa Samuel sambil tersenyum manis.
"Hai Sam" akupun membalas senyumannya.
"Bisakah kau menemuiku saat pulang sekolah nanti? Aku ingin mengobrol denganmu" tanya Samuel.
"Sepertinya aku bisa, dimana?" Tanyaku.
"Di rumahku saja, nanti aku akan menjemput di kelasmu saat pulang sekolah" jawab Samuel.
"Hm, okay" sahutku sambil tersenyum.
"Bye, Deidra"
"Bye, Samuel"
Selama aku berbicara dengan Samuel, Ashton menatap Samuel dengan tatapan membunuh.
"Sebenarnya apa sih mau laki-laki itu? Tanya Ash kesal.
"Aku takut kau kenapa-kenapa karenanya, De" lanjutnya.
Ugh, Mr. Irwin, kau salah. Kau yang aneh, sebenarnya apa maumu, huh?
"Sudahlah Ash, Samuel baik. Aku akan ke rumahnya nanti" jawabku tenang.
Ashton mengambil napas panjang lalu berbicara tanpa mengambil napas lagi "Deidra, kau kan akan membantuku, seharusnya kau tidak banyak bicara dengan Samuel. Bagaimana kalau dia minta bantuanmu juga? Bisa saja dia memaksamu"
"Aku tidak tahu" jawabku sambil menaikkan sebelah alisku, lalu menatap ke arah lain.
Ashton mengerucutkan bibirnya, kecewa mendengar jawabanku.
Aku menampar pipi kanan Ashton. Sepertinya tidak sakit.
Ashton meringis sambil memegangi pipinya. Lalu dia menangkup kedua pipiku.
Tipikal Ashton. Walaupun aku kasar padanya, ia tetap memperlakukanku dengan lembut.
Aku dan Ashton tertawa bersamaan. Padahal tidak ada yang lucu.
*****
"Deidra, ayo kita ke rumahku sekarang" ajak Samuel sambil menggandeng tanganku.
"Kurasa, Deidra tidak bi---"
"Shut up, Ashton. Aku bisa ke rumahmu Sam" kataku sambil menutup mulut Ashton lalu menatapnya tajam.
"Kau dengar apa yang Deidra katakan?" Kata Samuel dengan nada meledek.
Akupun langsung menggandeng tangan Samuel menuju motornya.
Aku melambaikan tangan pada Ashton sambil tersenyum tipis.
*****
"Kau mau minum apa, Deidra?" Tanya Samuel.
"Apa saja asal kau tidak repot" jawabku sambil tersenyum.
"Baiklah, kau tunggu disini ya, atau bagaimana kalau kita mengobrol di taman? Kau bisa tunggu disana" kata Samuel sambil mengambil minuman.
"Baiklah, aku tunggu disana"
Rumah Samuel sangat unik, ya aku tahu, Dad nya seorang arsitek. Ada taman yang cukup besar berbentuk lingkaran di tengah rumahnya.
"Ini minumanmu, De"
"Terima kasih, Sam. Jadi mengapa kau mengajakku ke rumahmu?" Sahutku
"Tidak ada, aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat, kurasa kita dapat menjadi teman baik"
"Tentu saja. Kukira kau akan meminta bantuanku untuk mendapatkan dia" jawabku lalu menatap ke arah lain.
"Dia siapa?" Tanya Samuel.
"Stacey"
Eh, mengapa saat menyebut nama Stacey perasaanku menjadi aneh? Ah, dia kan sahabatku, tidak seharusnya aku seperti itu.
a/n
Sorry for typo(s) dan vomment jangan lupa ya, makasih. Please jangan ada silent readers.
![](https://img.wattpad.com/cover/34098101-288-k660185.jpg)