" NINE "

10K 1K 76
                                    

" NINE "













Haechan, hanya bisa melihat adiknya yang masih terbaring dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya dari balik kaca penyekat ruangan itu dan di mana Haechan berdiri sekarang.

"Na" panggil Haechan lirih.

Jaemin, yang sedari tadi berdiri samping Haechan pun mendekat dan meraih bahu Haechan agar lebih dekat dengannya.

"Apa dia akan sadar?"

Jaemin, mengusap lembut punggung Haechan agar Haechan lebih tenang "yakin lah dia akan segera sehat" ucap Jaemin.

Haechan, menoleh ke arah Jaemin dengan wajah yang sudah basah karena airmata "tapi kapan?" tanya Haechan.

"Kita berdoa aja ya" ucap Jaemin sambil mengusap air mata Haechan menggunakan kedua ibu jarinya sebelum membawa Haechan pada pelukannya.

Tak selang berapa lama, Haechan dan Jaemin memutuskan untuk pergi dari depan ruangan di mana sang adik Haechan di rawat.

"Kenapa kita ke sini?" tanya Haechan saat Jaemin memberhentikan mobilnya pada basement salah satu Mall terbesar di Seoul.

"Hanya ingin mengajakmu jalan-jalan, kau pasti bosan 24 jam di rumah" ucap Jaemin sambil melepas seatbelt miliknya dan Haechan.

Mereka berjalan layaknya sepasang kekasih dan keluar masuk ke beberapa toko brandet yang ada di Mall itu guna membelikan beberapa pakaian untuk Haechan.

"Na~" panggil Haechan dengan nada manja.

"Uummm"

"Udah ya belanjanya, ini udah banyak" ucap Haechan.

Jaemin, yang berjalan di depan Haechan kini tersemyum dan berjalan menghampiri Haechan.

"Capek ya?" tanya Jaemin yang langsung di angguki oleh Haechan.

Jaemin, meraih kantong belanjaan dari tangan Haechan sebelum dirinya berjongkok di hadapan Haechan.

"Cepat naik" ucap Jaemin.

Sedangkan Haechan celingukan melihat sekitar dengan kedua pipinya yang sudah memerah.

"Na, gak usah aku bisa jalan sendiri" ucap Haechan.

"Gak ada penolakan ya, atau kau ku tinggal di sini" ancam Jaemin membuat Haechan mau tak mau naik ke punggung Jaemin.

"Kau ini kalau di rumah makan gak sih? kenapa ringan banget" ucap Jaemin sambil berdiri dari jongkoknya dengan Haechan di punggungnya.

Dan Haechan hanya bisa menyembunyikan wajahnya pada belahan leher Jaemin karena malu menjadi pusat perhatian pengunjung Mall lainnya.

                                              - - -ooOoo- - -

Haechan, terbangun dari tidurnya setelah tidur beberapa jam karena kecapean.

"gghhh" lenguh Haechan melihat sekitar dan ternyata dirinya sudah berada di kamar.

Haechan, terduduk sesaat mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari ranjang guna mencari keberadaan Jaemin yang ia yakini berasa di rumah karena tak mungkin Jaemin kembali ke kantor di saat jam sudah menunjukkan pukul 21:45pm.

"Na" panggil Haechan sambil menuruni tangga.

"NANA!" teriak Haechan lebih kencang sambil mengecek semua ruangan mulai ruang tv, ruang tamu sampai dapur.

Tapi hasilnya nihil karena Haechan tak menemukan Jaemin di manapun.

"NANA!" panggil Haechan sekali lagi berharap kali ini Jaemin menyahuti panggilannya.

"Kemana sih" kesal Haechan sambil menghentak-hentakan kakinya.

Haechan, yang merasa lapar akhirnya memutuskan untuk memasak sesuatu sembari menunggu Jaemin.

22:30pm.

Satu jam berlalu bahkan Haechan sudah menyelesaikan makannya dan masih tak ada tanda-tanda Jaemin kembali.

"Nana kemana sih" gumam Haechan yang mulai khawatir.

Pranggg!!!

Perhatian Haechan seketika teralihkan pada kamar di sudut mension yang memang terlihat dari dapur di mana Haechan berdiri sekarang.

Perlahan kaki mungil Haechan melangkah mendekati ruangan itu.

"Maaf jika aku lancang, tapi sungguh aku penasaran apa yamg ada di dalam sini" gumam Haechan mengarahkan tangan mungilnya pada gagang pintu.

Cklek!

Dekat jantung Haechan berdetak dua kali lebih cepat saat mengetahui pintu dari kamar itu tidak terkunci.

Perlahan Haechan menarik pintu itu dan baru terbuka beberapa senti bau anyir (bau darah) sudah menyengat menusuk Indra penciumannya.

"Astaga ini ruangan apa kenapa bau sekali" gumam Haechan yang tiba-tiba ragu untuk masuk, namun rasa penasaran itu semakin memuncak.

"HAECHAN~AAA!!"

Brak!"

Dengan cepat Haechan kembali menutup kamar itu dan berlari menghampiri Jaemin yang sedang meneriaki namanya.

"Nana"

"Darimana kamu?"

"Mencarimu"

Jaemin, tersenyum dan berjalan menghampiri Haechan yang berdiri tak jauh darinya.

Cup.

"Maaf aku keluar tak izin karena tadi kamu tidur, Nih" ucap Jaemin sambil menyodorkan kotak ponsel pada Haechan.

"Setelah ini kalau kamu mau mencariku tinggal telfon saja, tak usah berkeliling mansion" ucap Jaemin.

"Uummm, makasih" ucap Haechan.

"Aku lapar"

Haechan, tersenyum dan menarik tanhan Jaemin menuju dapur.

"Apa yang kau sembunyikan Na" batin Haechan saat tak sengaja melihat bercak merah pada celana Jaemin.


                                              - - -ooOoo- - -

Penasaran gak..??

Sama aQ juga 🤣🤣🤣🤣

"BE MINE" {Nahyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang