" FIFTEEN "

8.5K 893 197
                                    

" FIFTEEN "





Haechan , pulang dengan perasaan yang bercampur aduk memikirkan apa yang terjadi pada adiknya.

Ia sangat ingin tetap di sana menjaga sang adik setelah kejadian di rumasakit tadi, tapi apa daya kini dirinya berada di bawah kekuasaan monster tampan seperti Jaemin.

Cklek!

"Kau sudah pulang"

Haechan, membelalakkan matanya sebelum tersenyum lebar dan berjalan mendekati Jaemin yang sedang duduk di ruang tengah sambil memaikan ponselnya.

"Aku lelah" ucap Haechan manja sambil naik ke pangkuan Jaemin.

Jaemin, tersenyum sambil menyingkirkan poni Haechan "gimana keadaan adikmu?" tanya Jaemin.

Bukannya menjawab Haechan malah memeluk Jaemin dan menyembunyikan wajahnya pada belahan leher Jaemin.

"Sama seperti biasa" gumam Haechan.

Cup.

"Yakinlah dia pasti akan kembali padamu" ucap Jaemin setelah memberi kecupan pada pipi Haechan.

"Na" panggil Haechan.

"Hhmmm"

"Boleh aku meminta bantuanmu?"

Jaemin, mengerutkan darinya bingung karena selama ini Haechan tak pernah meminta apapun darinya.

"Apa?"

"Bantu aku mencari pembunuhan orang tuaku" ucap Haechan, dan itu berhasil membuat Jaemin terkejut.

Haechan, yang melihat perubahan expresi Jaemin, semakin curiga ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Jaemin.

"Aku tak memaksa jika kau tak mau" ucap Haechan sambil turun dari pangkuan Jaemin.

Sedangkan Jaemin hanya terdiam tak tau harus berbuat apa karena ia tak ingin kehilangan Haechan lagi.

Haechan, berjalan menuju kamar dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.

"Hhuufff... apa yang sebenarnya terjadi" gumam Haechan sambil memandang langit-langit kamar.

Tring!

Satu pesan masuk pada ponsel Haechan yang ternyata adalah Renjun yang menanyakan kabarnya.

Haechan, kembali bangkit berniat pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum sebuah surat jatuh ke lantai dan mengalihkan perhatiannya.

"Apa ini? ahhh... surat dari suster tadi" gumam Haechan lalu melempar surat itu kesebarang arah dan seperti tak perduli, namun lagi-lagi langkahnya terhenti saat mengingat hal janggal yang terjadi pada adiknya yang mana membuat Haechan langsung mencari surat itu.

Tubuh Haechan seketika menegang dan matanya mulai memerah saat membaca isi surat itu yang ternyata di tulis oleh Jisung dan di titipkan pada suster yang selama ini membantu Jisung di saat ada kesempatan.

Kesempatan? Iya kesempatan karena ada kalanya penjagaan di ruangan Jisung lengah dan itu di manfaatkan oleh suster untuk membuang cairan yang selama ini sengaja di suntikkan pada Jisung dan membuat Jisung lumpuh.

Lalu bagaimana suster tau kalau Haechan itu kakak dari Jisung?.

Selama ini di dalam kamar Jisung di rawat terdapat foto Jisung dan Haechan yang sudah terbakar setengah di bagian bawah, hanya itu kenangan yang mereka miliki, dan dari situ suster yang di sewa khusus melayani Jisung tau kalau Haechan adalah kakak dari Jisung.

Dan surat itu Jisung tulis saat dirinya tersadar kemarin di mana dia harus mendapatkan suntikan cairan itu kembali karena ketahuan Bodyguard sewaan Jaemin yang mana membuatnya kembali terbaring kaku di atas ranjang rumasakit saat sang kakak datang.

Sewaan Jaemin? uummm, Bodyguard-Bodyguard itu berada di sana karena di sewa Jaemin dengan alibi takut terjadi sesuatu pada Jisung, adik orang yang ia cintai.

Tetapi nyatanya tidak, Bodyguard itu di sewa untuk Jisung karena Jaemin takut rahasianya terbongkar dan yang pasti Haechan akan membencinya jika tau yang sebenarnya.

Dan semua itu sudah terjadi karena sekarang Haechan membenci Jaemin setelah membaca surat yang menceritakan kejadian yang menimpa keluarganya sampai kejadian di mana Jisung harus terbaring di ranjang rumasakit selama berbulan-bukan.

Cklek!

Jaemin, melangkah masuk mendekati Haechan yang sedang terbaring dengan posisi tengkurap di atas ranjang.

"Chan~aaa" panggil Jaemin lembut dengan wajah khawatir melihat tubuh Haechan yang bergetar.

"Chan, kau tak apa?" tanya Jaemin lagi.

"Pergi Na, aku mohon pergi" ucap Haechan.

"A-apa maksudmu?"

"AKU BILANG PERGI YA PERGI! APA KAU TAK MENDENGARKU?!!

"Haechan~aaa, kau kenapa?" tanya Jaemin yang bingung saat Haechan meneriakinya saat dirinya baru masuk ke kamar.

"Kau pembunuh Na, kau membunuh keluargaku!" ucap Haechan sedikit meninggikan suaranya.

Bukan rasa bersalah yang Jaemin perlihatkan, namun malah menyeringai seperti orang gila.

"Oohh, kau sudah tau?" ucap Jaemin santai.

Haechan, yang mendengar itu terdiam tak habis pikir dengan Jaemin yang malah terlihat santai.

"A-apa maksudmu, Na?"

Jaemin, berjalan mendekati Haechan sebelum dirinya mencekik Haechan dengan satu tangannya.

"Asal kau tau Chan, aku tak akan melakukan ini kalau orang tuamu tak terlibat dalam pembunuhan eommaku" ucap Jaemin.

"Dan asal kau tau Chan, aku mencintaimu dari awal kita bertemu 15 tahun lalu di danau" lanjut Jaemin membuat Haechan sedikit berpikir mundur ke 15 tahun lalu.

Haechan, berusaha melepas cekikan tangan Jaemin pada lehernya namun itu mustahil ia lakukan karena tenaga Jaemin lebih kuat darinya.

"Uhuk... uhuk... N-Na l-lep..pas uhuk"

Melihat Haechan tersiksa Jaemin yang sudah kerasukan jiwa psyco itu malah menghempaskan tubuh Haechan ke atas ranjang dan mulai menyiksa Haechan sambil tertawa tanpa beban.


- - -ooOoo- - -

Nana 😭😭😭😭🙈

"BE MINE" {Nahyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang