" TWENTY - ONE "

7.5K 715 55
                                    

" TWENTY - ONE "









Haechan, menundukkan kepalanya seolah ada hal menarik di bawah sana.

"Kenapa lagi hhhmmmm?"

Haechan, menggelengkan kepalanya masih dengan posisi kepala menunduk.

"Jika kau tak mau bercerita Hyung akan pergi" ucap lelaki itu sambil beranjak dari duduknya.

"Hyung" panggil Haechan menahan lengan lelaki itu.

"Jaemin, ingin aku pergi" ucap Haechan kembali menunduk dan lelaki itu juga kembali duduk di sebelah Haechan.

Lelaki itu meraih bahu Haechan dan sedikit menarik untuk di peluknya dan mengusap lembut mencoba memberi kekuatan untuk Haechan.

"Jaemin, pasti punya maksud kenapa dia menyuruhmu meninggalkannya"

Haechan, menoleh ke arah samping dan menyandarkan kepalanya pada bahu Hyung.

"Hyung"

"Hhmmmm"

"Jika aku pergi apa hy-"

Ucapan Haechan terhenti saat sebuah bola menyentuh kakinya dan seorang anak kecil berkepala plontos berlari ke arahnya.

"Maaf aku tak sengaja" ucapnya lucu.

Haechan, tersenyum lembut dan mengambil bola itu untuk di kembalikan "tak apa, nih bolanya" ucap Haechan sambil menyodorkan bola itu.

"Makasih Hyung" ucap si anak.

"Dia luc-"

Lagi-lagi ucapan Haechan harus terhenti saat tak menemukan Hyung di sampingnya lagi.

                                               - - -ooOoo- - -

Cklek!

"Makan dulu sayang" cup.

Jisung, memberi kecupan pad kekasihnya yang sedang sibuk sampai melewatkan jam makannya.

"Ji"

"Uummm?"

"Apa kau tau terakhir kali Haechan Hyung di te-"

Ucapan Chenle harus terhenti saat pintu ruangannya terbuka dan menampilkan sosok Haechan berdiri di ambang pintu.

"Hyung?"

Brugh!

Tiba-tiba Haechan terjatuh di lantai tak sadarkan diri tanpa sepatah kata setelah membuka ruangan penelitian Chenle dan Jisung.

Helaan nafas terdengar di satu ruangan di mana Haechan berbaring di tas ranjang sekarang.

"Ji, kau yakin tak ingin melepas semua ini?"

"Aku ingin tapi permintaan Jaemin Hyung membuatku tak berani"

"Tapi Ji, ini malah menyiksa mereka berdua"

Jisung, menatap ke arah Chenle yang terlihat begitu khawatir melihat tubuh Haechan yang terbaring di atas ranjang rawat rumasakit.

"Hyung, yang tak mau kembali" ucap Jisung dengan raut wajah sedih.

Lagi dan lagi Chenle menghela nafasnya saat melihat kekasih sekaligus rekan kerjannya itu murung.

"Ji, jangan sedih gitu aku jadi ikut sedih" ucap Chenle dengan imutnya.

"Popo"

Plak!

"Kerja!" teriak Chenle setelah menampar Jisung yang ingin minta cium.

"BE MINE" {Nahyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang