PUTIH BIRU || 18

17 4 0
                                    



♥Happy Reading♥


Putih turun dari motor Nathan dan sedikit membenarkan poninya yang berantakan.

"Udah cantik kok." ucap Nathan jujur.

Wajah Putih merona mendengar pujian Nathan. Nathan cukup jarang untuk memuji seseorang karena ia lebih senang memuji dirinya sendiri. Aneh memang, tapi itulah kenyataannya.

"Ih kok merah gitu pipinya, kenapa Put? Lo sakit?" tanya Nathan dengan wajah polosnya.

Putih mencebik kesal, jelas-jelas Nathan sendiri lah yang membuatnya seperti ini. Tapi dia sendiri tidak merasa bersalah sedikitpun.

"Nggak, gue gak sakit!" jawab Putih sedikit sebal.

"Oh kirain."

"Udah gih pulang sana." suruh Putih seraya mengibaskan tangannya.

"Belom juga bilang makasih, udah ngusir aja." sahut Nathan.

"Makasih Nathan." ucap Putih dengan senyuman yang dibuat-buat.

"Kepaksa bener senyumnya."

"Udah ih Nath, mau ngapain lagi?" bukannya Putih ingin mengusir Nathan, tapi ia hanya tak mau Raka melihat Nathan. Yang ada nanti ia akan diejek habis-habisan oleh abangnya itu.

"Iya ini gue pulang. Jangan rindu ya, berat kamu gak akan kuat. Biar aku saja." ucap Nathan dengan suara yang dibuat-buat agar mirip dengan suara Dilan.

"Ogah, lo bukan Dilan."

"Iya tau, gue kan calon imam lo."

Wajah Putih semakin bersemu, dan tentu saja itu tak baik untuk kesehatannya. Jantungnya juga ikut berdebar. Ia bingung, apa mungkin ia suka dengan Nathan(?). Kita lihat saja nanti.

"PULANG NATH!"

Habis sudah kesabaran Putih, jika Nathan berlama-lama disini mungkin wajahnya akan semerah tomat cery. Dan ia tak mau itu terjadi.

Tanpa menunggu Nathan pergi terlebih dahulu, ia langsung masuk ke rumahnya  meninggalkan Nathan yang masih diam di atas motor.

"Itu namanya salting bukan sih?" gumam Nathan.

Tapi gemes juga liat Putih salting kaya gitu. Apa gue bikin dia salting tiap hari aja kali ya?. Boleh deh, kan lucu juga hihihi.
~Batin Nathan tertawa tidak jelas~

Nathan pun melajukan motornya meninggalkan kediaman Putih. Bibirnya terus menyunggingkan senyum dibalik helm full face nya.

Baru saja Putih melangkah memasuki rumahnya, ia sudah dikejutkan oleh kedatangan abangnya.

"Hayoloo! Yang tadi siapa? Boleh juga tuh, abang setuju kok." ucap Raka.

"Ih abang, kaget tauk. Yang tadi? Temen kenapa?"

"Yakin temen? Setahu abang adek abang gak punya tuh temen cowok selain Biru. Terus tadi siapa?"

"Y-ya itu kan dulu, sekarang udah punya lah. Kan Putih udah SMA."

"Abang ketinggalan banyak ya tentang kamu, gak nyangka adek abang udah gede sekarang." Raka seketika berubah serius dan itu membuat Putih tak nyaman.

"Kok jadi melow sih, Putih gak suka ah. Oh iya mana es krim Putih yang abang janjiin tadi pagi." Putih mengalihkan pembicaraan.

"Tuh ada di kulkas."

"Asik! Putih keatas dulu ya bye!"

Putih berlari kecil meninggalkan Raka yang diam ditempat dan menatap kepergian adiknya dengan tersenyum tipis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUTIH BIRU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang