PUTIH BIRU || 12

49 15 2
                                    


Typo bertebaran⚠️

❤HAPPY READING❤

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT NYA><


Putih turun dari kamarnya dan bergabung dengan Ayah dan Bunda nya yang sudah menunggu di meja makan untuk sarapan bersama.

"pagi ayah bunda!" sapanya dengan riang dan tersenyum sangat manis.

"pagi anak ayah yang paling cantik." balas Anton.

"ini susunya diminum mumpung masih anget." Melati meletakkan susu coklat hangat yang baru saja dibuatnya di depan Putih.

"makasih bunda."

Setelah acara sarapan selesai, Putih pun pamit kepada kedua orang tua nya.

"Putih berangkat dulu Yah, Bun, assalamu'alaikum." pamit Putih.

"waalaikumsalam, hati-hati!" jawab Melati dan Anton bersamaan.

Keduanya melihat kepergian putri mereka dengan senyuman hangat. Masih tidak menyangka jika Putih yang manja dan cengeng dulu kini sudah remaja, bahkan sudah SMA.

"gak kerasa, Putih udah SMA ya bun."

"iya yah, Putih udah dewasa sekarang."

"Ayah terlalu sering keluar kota, jadi gak bisa saksiin langsung pertumbuhan anak-anak kita."

Wajah Anton berubah sendu, jika putri kecilnya sudah menganjak dewasa itu artinya ia tak bisa bebas seperti dulu lagi. Ia yang terlalu sering meninggalkan keluarganya jadi merasa sedih karena tak bisa langsung menyaksikan pertumbuhan anak-anaknya, terlebih lagi putri kecilnya Putih.

"gak papa Yah, lagipula ayah kerja ke luar kota kan juga buat kita." Melati mengelus punggung suaminya guna menenangkan.

Anton pun tersenyum dan merangkul istrinya yang sangat cantik walau sudah tak muda lagi.

------

Putih bersama Raya, Tani, juga Zia sedang berada di kamar mandi untuk berganti baju olahraga. Hari ini jadwal olahraga dan kebetulan Putih sedang datang bulan, perutnya sakit sejak tadi tapi ia memaksa ikut olahraga meski sudah di larang oleh Raya dan Tania.

"Put, muka lo pucet banget. Gak usah ikut ya ntar biar gue yang izinin ke pak Saka." ucap Raya prihatin dengan keadaan sahabatnya.

Putih yang sedang menyimpan seragamnya di loker pun menoleh, wajahnya benar-benar pucat. Ia juga terlihat lemas. Hari pertama mens memang sangat menyiksa.

"nggak Ray, gue gak papa kok bentar lagi juga ilang sakitnya." alibinya dengan tersenyum tipis ke Raya, agar sahabatnya itu tidak khawatir.

"tapi nanti materinya lay-up Put, bakal loncat-loncat gue khawatir lo makin sakit." Tania juga menghawatirkan keadaan Putih.

"gue kuat kok Tan, jangan khawatir."

"kalo gak kuat bilang, nanti istirahat di uks aja." Zia ikut bersuara, meski dingin dan cuek Zia sangat peduli kepada sahabat-sahabatnya.

"iya Zi, thanks."

"yaudah yuk buruan ke lapangan." -Tania.

"yuk!"

Mereka berempat pun menuju ke lapangan yang sudah ada banyak teman sekelas mereka, untungnya saat ini mereka berada di lapangan indoor jadi tidak panas.

PUTIH BIRU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang