PUTIH BIRU || 17

23 6 0
                                    

"Biar abang aja yang anter kamu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biar abang aja yang anter kamu ya." ucap Raka disela-sela sarapan pagi keluarga Anton Wijaya.

"Tumben abang mau anterin adeknya ke sekolah, waktu Putih SMP gak pernah mau tuh." sahut Melati yang duduk di samping suaminya, Anton.

"Soalnya temen SMP Putih pada centil bun, selalu godain abang." jelas Raka pada Melati.

"Abang aja yang suka tebar pesona bun, makanya pada kecentilan." balas Putih menjelaskan yang sebenarnya.

"Udah ayah tebak." ucap Anton menatap anak lelakinya itu dengan tajam.

"A-ayah serem ih kalo gitu, ayo Put berangkat! Ntar kamu telat loh." Raka bangkit dan menuju ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil.

Putih lantas mencium tangan kedua orang tuanya dan berpamitan.

------

"Belajar yang bener, dapet nilai 100 abang beliin permen deh." Raka menghentikan mobilnya di depan sekolah Putih.

"Putih bukan anak TK bang, ngapain di beliin permen." tolak Putih.

"Terus maunya apa?"

"Emm cotton candy  yang warna pink, sama es krim vanila yang banyak banget." ucap Putih dengan antusias, sampai poni tipis di kepalanya ikut bergerak kesana-kemari.

"Sama aja bocah, itu makanan anak TK!"

"Beda ih, pokoknya pulang sekolah abang harus beliin Putih itu titik!"

Lihat, sisi manja dalam diri Putih keluar ketika dirinya bersama Raka. Putih keluar dari mobil dan melambaikan tangannya ketika mobil Raka mulai bergerak menjauh.

Ia masuk ke dalam kawasan sekolah, namun di koridor ia berpapasan dengan Biru dan juga Meira, orang saat ini sangat ia hindari.

Putih hanya menatap lurus ke depan tanpa menatap keduanya, meski ia masih dapat melihat dari ekor matanya jika Meira tersenyum kepadanya.

Bukannya sombong, ia hanya tak ingin membuat mood nya rusak di pagi hari hanya karena melihat keduanya. Setelah keduanya sudah cukup jauh darinya, ia membalikkan badannya untuk melihat punggung dua insan itu yang mulai menghilang.

"Harusnya Putih yang ada di samping Biru, bukan Meira." gumamnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Hei! Liat apaan sih?" Nathan datang dengan tiba-tiba dan tentu saja membuat Putih terkejut.

"Ah enggak." dustanya lalu tersenyun tipis.

Ia kembali melangkah, diikuti Nathan di sampingnya. Lelaki ini, entah mengapa sealau datang saat Putih sedang bersedih. Dan kadang juga membuat Putih melupakan sedikit masalahnya dan membuatnya merasa lebih baik.

PUTIH BIRU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang