Interlude - Tragedy

4 1 0
                                    

Suara ledakan yang kuat mengejutkan semua orang di kota. Kepulan asap terlihat dari tiap sudut kota.

"Putri!" teriak pengawal kerajaan, berlari panik menuju rumah kaca tempat Lucid selalu menghabiskan waktu.

Lucid sendiri berdiri di tengah rumah kaca, terdiam melihat orang di hadapannya.

"Kau-" katanya terhenti ketika melihat tatapan mata itu adalah tatapan mata yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Tatapan yang membuatnya takut untuk mengeluarkan suara.

"Putri!" panggilan itu terdengar lagi.

Sebelum Lucid bisa meminta pertolongan, lehernya sudah dicengkram kuat oleh orang di hadapannya.

"Akh!" seru perempuan berambut pirang itu kesakitan ketika kuku panjang mengenai kulitnya sehingga meninggalkan luka goresan. Darah segar keluar dari sana, mengenai tangan orang itu.

Ketika itu, Lucid dapat mencium bau terbakar. Darahnya dapat melukai orang itu.

Maka, dengan mengingat Daniel dan janji mereka yang tidak akan bisa ditepati, Lucid mulai mengucapkan sebuah mantra.

Ini sudah menjadi rahasia umum. Bahwa keluarga kerajaan dan beberapa orang terpilih saja yang dapat menggunakan sihir. Itu bukanlah keuntungan. Sebenarnya, itu adalah kemalangan.

Karena dengan itu, maka mereka akan menjadi sasaran empuk musuh. Seperti sekarang.

Darah dengan jumlah banyak keluar dari mulut Lucid. Sambil menangis, perempuan itu memegang kuat tangan yang masih mencengkram lehernya, bahkan dia memberikan mantra pengunci.

"Aaaaarrrggghhh" teriak orang itu berusaha melepaskan diri dari Lucid. Namun usaha itu sia-sia, hingga Lucid dan orang itu terjatuh di lantai.

Lucid melihat orang di hadapannya dan tersenyum. Dia berhasil.

Atau tidak.

Lucid membulatkan matanya melihat tatapan yang sama datang dari orang lain yang baru datang dan mengambil buku sihir kerajaan. "Ti-tidak..." bisiknya lemah.

....

Daniel memeluk erat Lucid yang sekarat saat ini. Airmata tidak berhenti keluar membasahi wajahnya.

Lucid melihat itu dengan kesedihan. "Maafkan aku..." bisiknya penuh penyesalan.

"Jangan katakan apapun" pinta Daniel semakin erat memeluk Lucid dan masih menangis.

"Karena ini semua bermula dariku, maka harus aku yang menanggungnya" kata pria itu.

Lucid mengerti apa maksudnya. Dia ingin menghentikan Daniel, namun tenaganya sudah hilang sepenuhnya.

....

Lucid membuka matanya perlahan. Hal pertama yang dia lihat adalah langit cerah di atasnya, dan dia dapat merasakan reruntuhan bangunan berada di sekitarnya.

Dia mulai menangis ketika menyadari semua ini.

Ini telah dimulai.

Penyiksaannya.

"Daniel..." bisiknya di sela tangis.

....

To be continue...

[✓] Yeonjun | Maze in The MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang