"Hyung~" Dua pria yang duduk bersebalahan dan sama-sama fokus mengerjakan latihan soal mengangkat kepala mereka saat merasa terpanggil.
Pria dengan wajah bule nya berlari riang sambil memeluk plastik berisikan roti bungkus, favorit Soobin. Satu pria lagi masuk sambil membawa empat buah minuman botol untuk mereka.
"Baiknya adikku ini" puji Soobin mengusap kepala pria bule sayang.
Mereka lalu mendekatkan empat meja menjadi satu dan duduk melingkari meja itu. Soobin dan Beomgyu menaruh semua buku mereka di laci dan menata meja dengan makanan serta minuman yang dibawa adik kelas sekaligus sahabat mereka sejak bangku SMP, Huening dan Taehyun.
"Tadi ada ribut apa?" tanya Taehyun penasaran. Karena kelas dia dan Huening berada di lantai bawah, maka mereka tidak melihat kejadian tadi pagi, hanya mendengar suara besar Wooyoung dan Yeonjun saja.
"Sebesar apa suara mereka berdua sampai kalian juga terdengar?" kata Beomgyu tertawa atas pertanyaannya sendiri.
Taehyun mengabaikan Beomgyu yang tidak akan mungkin menjelaskan. Dia langsung melihat Soobin. Yang dilihat justru menatap keluar kelas dan terdiam, seolah baru saja melihat hantu.
Iya, tadi Soobin tidak sengaja melihat Lucid yang melewati kelasnya.
Soobin bergidik, lantas terkejut ketika melihat wajah Huening dan Taehyun sudah sangat dekat dengannya. "Kenapa kalian? Mundur mundur" katanya gugup.
"Itu kakak kelas, kejar-kejaran" jelas Beomgyu yang menyaksikan seluruh kejadian karena saat itu dia masih di koridor dan sempat melihat bagaimana Yeonjun merampas hp Wooyoung dan mulai berlari.
"Kekanakan" ejek Taehyun. Ingin membantah, tapi Taehyun lebih dewasa dibanding mereka bertiga.
"Oh, itu orangnya" kata Beomgyu menunjuk Yeonjun yang baru saja lewat bersama teman-temannya. Ketika dia mengatakan itu, suaranya sangat kecil dan hanya mereka berempat yang mendengar. Namun entah mengapa Yeonjun menoleh dan terdiam sejenak, sama halnya dengan empat pria di kelas itu.
"Mencoba kabur, hah?" kata Wooyoung merangkul Yeonjun dan membawanya pergi.
Yeonjun hanya pasrah saja diseret sahabatnya itu, walau dia kembali merasakan aneh seperti tadi pagi. Perasaan aneh itu semakin kuat ketika dia melihat mereka berempat.
Hal sama terjadi pada empat pria itu. Soobin bahkan sampai terbatuk ketika dia sadar dia menahan nafasnya tadi.
"Woah... apa barusan?" gumamnya
"Apa karena kita terlalu terpesona hingga lupa cara bernafas?" tanya Huening polos.
"Tapi seharusnya tidak semenyesakkan ini" balas Taehyun berusaha minum untuk menghilangkan beban di dadanya tiba-tiba.
Beomgyu diam saja. Dia justru merasa lebih buruk, rasanya dia ingin menangis, berteriak, dan melompat dari gudang ini.
Hembusan angin lembut masuk dari celah jendela di samping mereka. Dengan ajaib, menghilangkan perasaan sesak mereka.
Lucid yang baru saja menggunakan kekuatannya mengamati empat pria itu dan tersenyum sedih. Tidak banyak yang bisa dia lakukan, tapi dia harap bencana yang sama tidak terjadi lagi.
Tanpa dia tau, bahwa dia juga masuk ke dalam takdir bencana ini.
.
....
.
Yeonjun mengerang dalam tidurnya, dia merasa sakit yang teramat di kepalanya. Pria itu terbangun ketika sakitnya tidak bisa dia tahan lagi, dan dia terbatuk saat itu juga. Batuk yang sangat parah dan serasa membakar tenggorokannya.
Pria itu menyibak selimutnya dan melangkah pelan menuju dapur. Namun ketika dia melewati cermin di dekat pintu kamarnya, dia merasa ada yang janggal dengan tubuhnya.
Dia lantas melihat kembali ke cermin dan sangat terkejut ketika dia melihat dua tanduk ada di kepalanya. Ingin berteriak, namun suaranya tercekat.
Dengan panik dia masuk ke dalam selimut tebalnya, memeluk dirinya sendiri dan mulai menangis ketakutan.
.
....
.
"Kenapa kau?" tanya Changbin heran melihat Yeonjun yang sudah lesu saja pagi ini.
"Paling begadang main game" ejek Yeosang. Yeonjun hanya mengangkat kepalanya untuk membenamkan wajahnya, rasanya dia malas menyahuti sahabatnya itu.
Changbin melihat Yeosang yang juga melihatnya. Keduanya lalu memutuskan membiarkan Yeonjun, karena melihat wajah lelah itu.
Itu memang mimpi. Tapi entah mengapa mimpi itu terasa nyata dan membuatnya terus menerus menangis.
Yeonjun memejamkan matanya kala angin berhembus dan terasa menenangkannya. Di sana, Lucid terus menerus mengusap kepala Yeonjun dengan penuh perhatian.
.
.
.
To be continue...
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Yeonjun | Maze in The Mirror
FanficCerita tentang Yeonjun, Janji yang diingkar, Kebohongan yang telah diketahui, Mimpi indah yang memikat, dan Dunia alternatif yang dia dan sahabatnya temukan