ETERNITY #4

3 1 0
                                    

Hembusan angin membuatnya perlahan membuka mata. Hal pertama yang dia lihat adalah langit yang hitam, lalu dia dapat merasakan lembutnya kelopak bunga yang dia jadikan alas tidur.

Ini dunia mimpi.

Atau mungkin dunia lain yang membawanya ke sini?

Taehyun duduk, melihat bahwa dia ada di padang bunga berwarna putih-ungu yang luas. Seorang diri.

"Yeonjun hyung?" panggilnya pelan. Dia tidak tau mengapa orang yang pertama dia sebut adalah Yeonjun.

Taehyun berdiri, kembali melihat sekelilingnya yang seperti tidak ada tempat akhir. Dia mulai melangkah, entah ke mana. Mungkin saja mengeliling padang bunga luas ini.

Hingga akhirnya dia melihat Yeonjun duduk di tengah-tengah padang luas itu, yang di mana bunga-bunga tidak berada di sekitar kakinya, seolah memberikan jarak darinya. Namun tubuh Yeonjun sudah dipenuhi bunga yang sama, terutama di bagian kepalanya dan di lehernya akar bunga itu menancap kuat.

"Yeonjun hyung!" teriak Taehyun memanggil nama Yeonjun dan segera berlari menghampiri.

Seperti ada kaca tak terlihat, Taehyun tidak dapat melanjutkan langkahnya. Dia hanya bisa menangis melihat Yeonjun di sana.

"Saatnya kami pergi" bisik seorang perempuan.

"Maafkan aku" tambahnya lalu menyentuh kepala Taehyun, memberikan ingatan Terri padanya untuk dapat mengerti apa yang terjadi.

....

Terri yang dikendalikan melangkah dengan cepat menuju Lucid berada. Perempuan itu baru saja menyadari ada yang salah ketika dia mendengar suara ledakan besar.

Itu pasti dari Ben yang tidak tahan dengan apa yang telah dia lakukan dan memutuskan untuk menghukum dirinya sendiri.

Lucid berbalik ketika merasa ada yang datang. Senyumnya menghilang ketika dia menyadari ada yang salah dari Terri.

"Kau-" tapi terlambat. Terri langsung mencengkram lehernya kuat.

Sang putri yang juga merupakan tunangan dari sahabatnya harus meninggal karena berusaha menyadarkan Terri menggunakan darahnya sendiri.

Steve datang tidak lama setelahnya, mengambil buku itu dan bermaksud melanjutkan aksi mereka -mereka yang mengendalikan Ben, Terri, dan Steve-. Namun Daniel dengan cepat datang dan langsung menghabisi Steve.

....

Taehyun membuka matanya, menyadari dia masih di tengah pelajaran. Untungnya Huening membantu menutupinya sehingga dia tidak ditegur oleh guru.

Pria itu menyembunyikan wajahnya di balik lipatan dua tangannya, karena dia mulai menangis saat ini.

Huening yang mengerti mencengkram kuat bahu Taehyun.

Ini saatnya perpisahan.

Dari takdir yang menjerat mereka selama ini.

Yeonjun sebenarnya telah pergi, karena itu mereka tidak mengingatnya. Namun Lucid berusaha membuat mereka mengingat kembali semuanya, agar Yeonjun benar-benar dapat pergi dan mereka terlepas dari kutukan itu.

....

Kai yang tidak terpengaruh itu melihat sedih bagaimana Ben, Terri, dan Steve harus terbaring tanpa nyawa di sana. Dia adalah yang pertama kali merasakan tubuhnya dikendalikan, karena itu dia langsung menghabisi dirinya sendiri tubuhnya diambil alih.

Dia kira hanya dia, rupanya semua orang mengalami hal sama. Hanya Daniel yang telah bersama Lucid saja yang belum terpengaruh.

Dan kini, dengan berat hati, Kai harus melihat bagaimana Daniel mengorbankan dirinya sendiri agar Lucid dapat kembali hidup dan menuntun mereka hingga kutukan itu berakhir.

"Maafkan aku...maafkan aku harus menyiksamu..." bisik Daniel sebelum sebuah ledakan besar membawanya pergi bersama semua orang, termasuk Kai. Menyisakan Lucid di kehampaan ini seorang diri.

.

.

.

To be continue...

[✓] Yeonjun | Maze in The MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang