ETERNITY #2

4 0 0
                                    

Soobin menatap sekelilingnya, merasa aneh melihat bangunan-bangunan runtuh di sekitarnya. Dia melihat empat sahabatnya berdiri menatap reruntuhan tanpa ekspresi di hadapannya.

Buku sihir yang Beomgyu temukan di perpustakaan itu berada di tangannya, dan Soobin merasa dia sangat sedih ketika memegangnya saat ini.

Dia melangkah, mendekati Yeonjun yang berdiri paling depan dan mungkin mengetahui sesuatu.

"Hyung" panggilnya sambil menyentuh pundak Yeonjun pelan. Pria itu berbalik, membuat Soobin dengan panik melangkah mundur ketika melihat wajah penuh darah itu.












"HA!" sentak Soobin yang tiba-tiba membuka kedua matanya dan menemukan dia berada di kelas. Beomgyu di samping meliriknya heran namun tidak mengatakan apapun.

"Di mana Yeonjun hyung?" tanya Soobin teringat akan mimpi buruknya.

Beomgyu menatapnya aneh, lalu dengan tawa kecil berkata. "Di mana lagi selain di kelas, ini masih jam pelajaran, ketua kelas"

"Apa?"

Sebuah penghapus mengenai kepalanya. Soobin melihat ke depan, panik karena guru yang mengajar menatapnya tajam. "Saya tidak mempermasalahkan kamu tidur di jam pelajaran saya. Tapi, bisa jangan ganggu yang lain?"

"Ma-maaf, pak" sesal Soobin berdiri untuk mengembalikan penghapus tadi dan segera izin keluar untuk mencuci mukanya.

Sengaja dia memilih jalan memutar agar melewati kelas Yeonjun. Dilihatnya dari kaca kelas Yeonjun dan Wooyoung sedang mengganggu Changbin yang diam-diam makan di tengah pelajaran.

Merasa ada yang memperhatikan, Yeonjun menoleh lalu melambaikan tangannya. Namun Soobin merasa bahwa bukan dia yang ditatap Yeonjun, melainkan sosok perempuan bergaun putih di sampingnya.

"Siapa?" tanya Wooyoung penasaran.

"...adik kelas" jawab Yeonjun yang mengarahkan Soobin di luar sana dan berdiri di samping Lucid yang tidak terlihat oleh yang lain.

"Kenapa dia tegang begitu? Kau mengancamnya?" tanya San tertawa meledek.

"Aku hanya melambaikan tanganku" kata Yeonjun pura-pura tidak bersalah. Dia tau apa yang membuat Soobin tegang saat ini, itu pasti karena dia akhirnya bisa melihat dengan jelas Lucid.

"Atau dia sedang melihat hantu perempuan itu" kata Yeonjun santai, berbeda dengan reaksi sahabatnya yang mendengarnya, terutama Changbin yang jadi tersedak dan membuat guru yang tadi tertidur membuka mata mereka.

"Pelan-pelan saja makannya, Seo Changbin"

Seisi kelas tertawa, heboh meledek Changbin yang dengan percaya diri mengangkat kotak bekalnya dan menghabiskan makanan di sana. Mereka sudah lupa dengan Soobin yang juga sudah pergi mengikuti Lucid.

Yeonjun sudah tau. Dia sudah mengingat semua kejadian di hari itu.

"Jangan ganggu" ancam Yeonjun yang lalu memilih untuk tidur di tengah kegaduhan ini.

Dia lelah.

....

Di ambang kematiannya, dia melihat jelas sepasang kaki mendekatinya dengan tenang. "Steve..." panggilnya lemah.

Steve menaikkan satu alisnya mendengar namanya disebut, namun kemudian dia menyeringai yang membuat Lucid kehilangan harapan.

'Bahkan Steve juga'

Lucid memejamkan matanya, airmata jatuh ketika dia melakukannya.

Sedangkan Steve yang seperti dikendalikan mengambil buku sihir di lantai. "Kami menang" katanya sambil menyeringai.

Sebuah tusukan yang dalam hingga menembus tubuhnya membuat buku sihir terjatuh. Steve yang dikendalikan berbalik, melihat wajah Daniel yang sudah menangis tanpa suara di belakangnya.

"Tidurlah" bisiknya melepaskan pegangannya pada pedang yang masih menembus Steve. Pria itu jatuh, sedangkan yang mengendalikan tubuhnya menghilang karena terkena pedang yang rupanya sudah diberi mantra oleh Daniel.

....

Soobin membuka kedua matanya, merasakan nyeri di tempat yang sama Steve terkena pedang. Namun hatinya terasa lebih sakit. Dia tidak menyangka kejadian sebenarnya seperti itu.

"Kau sudah bangun?" tanya Lucid lembut.

Soobin mulai menangis, sekencang yang dia bisa. Sebuah penyesalan besar dia rasakan, dan itu tidak akan menghilang dengan cepat. Justru akan semakin besar tiap harinya.

Karena sebentar lagi, kutukan yang mengikat mereka itu akan menghilang untuk selamanya.

Bersama Yeonjun dan Lucid.

.

.

.

To be continue...

[✓] Yeonjun | Maze in The MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang