Epilogue

7 1 0
                                    

Di dunia lain, lima remaja tampak bersenang-senang di arena bermain yang terletak di lantai dua sebuah mall. "Bagus, Soobin! Serang!" seru empat remaja sementara remaja yang bernama Soobin itu dengan sekuat tenaga berusaha memenangkan permainan.

"Akh!" sebuah batu es mengenai belakang kepala Beomgyu. Semua, termasuk Soobin, menoleh penasaran ke belakang.

Namun tidak ada siapapun dengan es di sana, hanya dinding saja yang seperti membeku.

Soobin terpaksa kalah karena perhatiannya teralihkan. Dia mengacak rambutnya dan meraih koin di saku celananya. Ketika dia ingin memasukkan koin, tempat itu justru membeku.

Remaja itu mengangkat kepalanya kembali, menatap heran keempat sahabatnya.

"Ayo keluar!" perintah Yeonjun mendorong sahabatnya untuk segera melarikan diri.

Suhu yang semakin menurun membuat tubuh mereka menggigil, belum lagi daerah sekitar mereka yang membeku tanpa aba-aba, membuat mereka hampir tergelincir.

"Ke mana semua orang?" tanya Yeonjun memperhatikan sekitar.

"Stop!" teriak Beomgyu menghentikan langkah mereka. Sebuah es ukuran sedang meluncur melewati mereka entah dari mana.

"Cepat lari!" desak Huening dan Soobin, dan mereka berlima segera berlari meninggalkan tempat aneh itu, diselingi serangan es yang tiba-tiba dan untungnya dapat mereka hindari.

Ketika mereka ada di jembatan pembatas, tiba-tiba saja jembatan itu miring. Yeonjun memegang kuat pembatas jembatan dan mengulurkan tangannya yang bebas untuk menyelamatkan sahabatnya, namun usaha itu sia-sia. Empat sahabatnya terbawa hingga ke lantai satu mall.

Yeonjun melihat ke bawah, memastikan keadaan mereka baik-baik saja. Dia lantas melihat hal aneh dari mereka, di mana masing-masing dari mereka terdapat sesuatu yang tumbuh di salah satu sisi tubuh mereka.

"Hyung!" teriakan Soobin menyadarkannya.

Yeonjun menapakkan kakinya perlahan di atas tumpukan es yang mengunci ruangan di sekitarnya. Dengan hati-hati dia berdiri di atas jembatan pembatas yang telah membeku. Pandangannya fokus menatap ke bawah, tempat tujuannya melompat. Meski tidak terlalu tinggi, tapi melompat dari jarak ini jika bukan seorang ahli akan sangat fatal baginya.

"Hyung!" teriakan Beomgyu itu membuatnya sekali lagi tersadar dan tanpa sengaja tergelincir ketika dia melihat es segera menyerangnya.

Biasanya, bayangan kehidupan kita selama ini akan menghantui kita ketika kita berada di ambang kematian. Tapi, mengapa dia justru melihat kejadian yang tidak pernah dia dan sahabatnya alami?

Pergerakan mereka terkunci, mereka tidak bisa pergi ke manapun. Yeonjun mengulurkan kedua tangannya, meminta agar mereka saling berpegangan tangan saat ini, ketika perlahan es mengunci pergerakan mereka, lalu kehidupan mereka.

....

Di saat itu, Lucid yang sudah selesai mengucapkan salam perpisahan pada empat sahabat Daniel kini terbaring penuh luka di tumpukan bangunan.

Dia menangis, sekuat yang dia bisa. Akhirnya, perjalan panjangnya yang menyiksa berakhir. Sudah berapa kali dia melihat hancurnya Daniel?

Dan ini yang terakhir.

....

Di detik terakhir, Yeonjun meliht bayangan seorang perempuan dan membuatnya merasakan rindu yang sangat besar. Dia bahkan tidak mengenal siapa perempuan itu, namun kehadirannya yang sangat Yeonjun nantikan.

Airmata turun begitu saja membasahi pipinya dan mengenai es yang mengurung seluruh tubuhnya.

Es itu pecah, membebaskannya. Yeonjun melihat kedua tangannya, meraba seluruh tubuhnya yang utuh lantas melihat sekelilingnya.

Yang kosong.

Tidak ada siapapun di sana, selain dirinya.

Bahkan es yang menyerang mereka sudah menghilang.

Di tengah kebingungannya, seorang perempuan berambut pirang panjang dengan gaun putih yang telah kotor serta beberapa luka di tubuhnya menghampiri Yeonjun.

Yeonjun segera berlari menghampiri perempuan itu, memeluknya erat. "Lucid..." bisiknya.

"Daniel..." bisik Lucid yang kembali menangis.

Penantiannya berakhir. Kini Daniel berakhir bersamanya setelah kutukan itu terlepas darinya dan empat sahabatnya.

Namun itu artinya hanya ada mereka berdua di sini, atas hukuman mereka yang menghancurkan satu dunia dan satu kutukan.

.

.

.

-END-

[✓] Yeonjun | Maze in The MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang