PART 6 : Aneh

17 5 3
                                    

*Syeira pov*

Sudah seminggu aku berada di Jakarta. Dan aku juga sudah mendapatkan pekerjaan kemarin. Walaupun hanya bekerja di toko bunga, gajinya juga cukup besar. Hanya berbekal ijazah SMA, sangat sulit mendapatkan pekerjaan disini. Dan aku bersyukur mendapatkan pekerjaan ini.

Sekarang aku bersiap berangkat kerja. Jam sudah menunjukkan pukul 07.20 dan aku segera berangkat. Jarak kontrakan dan toko bunga tidak terlalu jauh, sekitar 20 menit berjalan sudah sampai.

"Assalamualaikum mbak Dena" salamku pada mbak Dena. Dia pemilik toko bunga ini. Dia wanita yang sangat baik.

"Waalaikumsalam Syeira. Eh, kamu kok sudah datang?, padahal belum ada jam 8" tanya mbak Dena.

"Iya mbak, aku sengaja berangkat lebih awal biar bisa bantu-bantu sebelum buka" mbak Dena tersenyum mendengar jawaban dariku.

"Yaudah, kalau gitu kamu bawa bunga ini ke depan ya" sambil menyerahkan satu keranjang bunga.

"Oke mbak" aku mengambil keranjang berisi bunga tersebut dan menatanya di luar. Aku tersenyum melihat bunga-bunga yang indah ini. Baunya juga harum sekali.

Saat akan kembali masuk, aku seperti melihat seseorang yang bersembunyi dibalik pohon besar seberang jalan dari pantulan cermin jendela. Orang itu memakai serba hitam. Saat membalikkan badan aku tidak melihat siapapun. Rasa penasaranku seketika muncul.

"Apa itu orang yang sama dengan orang yang telah membantuku ya?" aku bertanya-tanya dalam hati. Aku berjalan menuju pohon itu. Tetapi saat sampai disana ternyata tidak ada siapa-siapa.

"Apa aku salah lihat ya?, tapi aku beneran lihat ada orang disini. Mungkin aku yang salah" aku bergumam sendiri. Tiba-tiba ada ya memanggilku.

"Syeira" dan ternyata itu mbak Dena. Aku menghampirinya. Kulihat dia sedang tergesa-gesa.

"Ada apa mbak?"

"Syei, kamu jaga toko dulu ya, mbak ada urusan. Nanti kalau waktunya tutup mbak akan datang kok" aku mengangguk mengerti.

"Iya mbak. Hati-hati mbak"

"Iya. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" setelah melihat mbak Dena sudah pergi, aku segera masuk dan membuka tokonya. Memang jalan disini sepi, tapi banyak pelanggan yang datang kesini.

"Aku masih penasaran sama orang tadi. Siapa sebenarnya dia?, kenapa banyak sekali orang yang tidak aku kenal yang aku temui" aku melamun memikirkan itu semua.

Saat sedang melamun, aku terkejut mendengar suara lonceng yang menandakan ada pembeli. Alisku berkerut saat melihat penampilan wanita itu. Make up menor dan baju seperti ibu-ibu. Ingin sekali rasanya aku tertawa tapi itu tidak mungkin kan.

"Ada yang bisa saya bantu nyonya?" sebenarnya aku bingung mau memanggil siapa. Dia seperti sudah ibu-ibu atau cuma make upnya saja yang berlebihan.

"Heh kamu panggil saya apa tadi?, nyonya kamu bilang?, saya ini masih muda ya, enak saja kamu panggil nyonya" tiba-tiba dia marah-marah.

"Eh, maaf mbak saya tidak tahu. Mbak mau beli bunga yang mana?" aku juga jadi bingung sendiri.

"Saya mau bunga mawar merah sepuluh tangkai. Dan ingat ya harus rapi membungkusnya. Jangan lama-lama" jawabnya dengan ketus.

"Iya mbak tunggu sebentar" aku segera membungkusnya. Setelah selesai aku menyerahkannya kepada perempuan itu.

"Ini mbak. Semuanya seratus dua puluh ribu rupiah"

"Nih uangnya. Dasar orang miskin" aku menerima uang tersebut.

"Astaghfirullah, kok ada sih orang kayak gitu?" aku kembali ke dalam. Dan mencatatnya di buku.

The MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang