If someone asks
Who do you wanna meet one day?
Who is that person in your mind?-
Dan kini keduanya telah berada dibukit rahasia mereka untuk melihat bintang. Hanya keheningan yang melingkupi keduanya. Rasanya begitu asing saat tak lagi Jeffery temukan tingkah menyebalkan atau sikap cerewet dari Renjana.
Melihat Renjana yang biasanya pecicilan dan banyak omong. Rasanya begitu canggung dengan keheningan kali ini. Bahkan Jeffery bingung harus mulai dari mana dirinya untuk memulai pembicaraan dengan Renjana. Karena nyatanya, selalu Renjana yang memulai dan rasanya Jeffery baru tertampar dengan fakta itu. Renjana selalu menjadi seseorang yang bergerak lebih dahulu untuk mendapatkan atensinya dan ia hanya selalu menjadi pihak yang menerima.
"Kak," panggil Renjana akhirnya menghentikan ajang diam-diaman diantara keduanya.
"Iya Ren? Ada yang lo butuhin?" Tanya Jeffery dengan sigapnya. Untuk beberapa saat Renjana merasa asing dengan perhatian kecil yang Jeffery berikan padanya.
"E-eh ngga kok kak, cuma mau nanya. Gimana keadaan langitnya sekarang? Ada banyak bintangnya ngga kak?" Pertanyaan Renjana barusan bagaikan palu godam yang menghantam kuat kepala Jeffery. Ulu hatinya terasa ngilu saat mendengar pertanyaan dari Renjana.
"Emm, langit malam ini cerah banget Ren, bahkan ada awan -awan tipis yang mengiasi langit gelap malam ini. Dan bintangnya banyak banget, sama kayak yang terakhir kita liat"
Crap!
Jeffery Antariksa bodoh! Tidakkah kau ingat apa yang telah kau lakukan pada Renjana saat terakhir kali pertemuan kalian?! Kau memintanya untuk menyerah terhadap cintanya padamu. Kau memintanya untuk berhenti mencintaimu. Kau menolaknya malam itu. Dan dengan lancangnya mulut sialanmu itu berucap! Kau hanya semakin menorehkan luka diatas luka lama yang dimilikinya."Hmm, sayang banget Renjana ngga bisa liatnya" ungkap pria manis itu dengan lirihnya. Dan keadaan kembali hening diantara keduanya. Jeffery benar-benar dibuat mati kutu dengan keadaan nya saat ini.
Jeffery akui memang Renjana terlalu cerewet dan menyebalkan akan tetapi, saat melihat Renjana menjadi tak banyak berbicara dan lebih pediam. Ia tak menyukai opsi ini. Rasanya canggung dan lebih terasa tak terbiasa dengan situasi yang seperti saat ini.
"Kak Jeff, kata dokter Renjana ngga bakal bisa melihat lagi. Dokter bilang Renjana buta permanen. Ada jaringan dimata Renjana yang ngga bisa diobati karena akibat benturan kuat yang menyerang indra penglihatan Renjana.
Renjana kasian sama kak Dirga yang berusaha mati-matian buat Renjana. Pulang pagi terus, Renjana tau kak Dirga selalu kurang tidur karena tetep maksain buat cari cara ngobatin mata Renjana. Padahal jelas -jelas dokter spesialis nya udah bilang keadaan Renjana udah ngga ada harapannya lagi. Renjana harus menyerah sama keadaan normal Renjana, itu adalah satu-satunya pilihan yang ada. Dan mulai membiasakan diri Renjana sama keadaan yang sekarang. Tapi kak Dirga tetep keukeuh pingin balikin keadaan Renjana seperti semula.
Renjana beban banget ya, kan kak?" Jeffery yang mendengar penuturan dari Renjana hanya mampu mengepalkan jemarinya kuat. Menahan rasa gejolak menyakitkan dari relung hatinya.
Jeffery sadar maksud dari perkataan Renjana ini. Renjana harus meninggalkan segala impiannya serta dunianya dan itu bahkan jauh lebih menyakitkan dari kenyataan yang harus ia terima selama ini. Segalanya direnggut dengan paksa dari hidupnya. Dan pria manis itu hanya mampu berpasrah dengan segala hal menyakitkan yang menimpanya.
"Renjana ngga mau nyusahin kak Dirga lebih dari ini. Kak Dirga harus menjalani hidupnya sesuai keinginannya. Kak Dirga ngga perlu bertanggung jawab atas semua yang menimpa Renjana. Itu malah membuat Renjana semakin menyesali keadaan Renjana saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/270931978-288-k148256.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Rasi Bintang | Jaeren
Conto[short movie] Renjana tak pernah tahu bahwa dunianya akan menjadi segelap ini. Warn: lokal universe! BXB! Harsh word! Crackpair! If you homophobic DLDR!