𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 32

2.9K 498 103
                                    

Normal POV

Sudah seminggu (y/n) tinggal di kediaman Tengen, awalnya saat bangun (y/n) ingin langsung kembali ke kediamannya, tapi ketiga istri Tengen menahannya dengan alasan mereka ingin merawatnya hingga benar-benar pulih, karena (y/n) tidak ingin berdebat akhirnya ia mengiyakan keinginan Hinatsuru, Suma dan Makio.

(y/n) duduk di engawa dengan bosan, 1 jam yang lalu Hinatsuru bersama Suma dan Makio pergi ke pasar, awalnya (y/n) meminta untuk ikut tapi Hinatsuru melarangnya, ia mengatakan jika (y/n) masih harus beristirahat padahal menurut (y/n) tubuhnya sudah sangat sehat.

Seseorang duduk disampingnya, (y/n) melirik kearah orang itu, ternyata yang duduk disampingnya adalah pemilik Kediaman, Uzui Tengen, tanpa mempedulikan Tengen, (y/n) kembali memejamkan matanya menikmati angin sore yang menerpa wajahnya.

"Kau tidak ikut bersama Hinatsuru dan yang lainnya?" Tanya Tengen memecah keheningan

(y/n) kembali membuka matanya, "Tidak, mereka melarang" jawab (y/n) singkat

"Apa yang kalian bicarakan minggu lalu? Suma terus-terusan meminta agar kau tetap tinggal disini" tanya Tengen lagi

(y/n) menghela napas pelan, "Entahlah" jawab (y/n) acuh

"Kau pasti bosan, ingin keluar bersamaku?" Ajak Tengen

(y/n) menoleh kearah Tengen, "Kau yakin ketiga istrimu itu tidak protes?" Tanya (y/n)

Tengen mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan (y/n), melihat Tengen yang mengangguk (y/n) sedikit tersenyum lalu berdiri dari duduknya

"Ayo" ucap (y/n) lalu berjalan lebih dulu

Tengen sedikit terkekeh melihat (y/n) yang terlihat senang karena akhirnya bisa keluar dari Kediamannya, memang ia akui ketiga istrinya sangat membatasi pergerakan (y/n), mulai tidak boleh berlatih, tidak boleh banyak bergerak, tidak boleh mengerjakan pekerjaan rumah, yang (y/n) boleh lakukan hanya duduk melihat mereka melakukan pekerjaan rumah.

.

(y/n) menatap kagum pada padang bunga di depannya, tanpa sadar terukir senyum diwajahnya, Tengen yang juga berada disampingnya ikut tersenyum saat melihat (y/n) tersenyum, Tengen tidak lagi kagum pada bunga yang ada di depan sana, ia justru kagum pada wajah cantik (y/n) saat tersenyum.

"(y/n)" panggil Tengen

(y/n) yang merasa dipanggil langsung menoleh kearah Tengen

"Bagaimana caranya kau bisa menyamar seperti itu?" Tanya Tengen langsung

"Menyamar? Oh maksudmu melakukan Henge No Jutsu?" Tanya (y/n) balik

"Em, mungkin yang itu? Yang penting bagaimana caranya kau menyamar seperti saat itu?"

"Itu mudah, saat di Akademi kami sudah diajari menggunakan Henge No Jutsu dan Kagebunshin No Jutsu"

(y/n) menatap Tengen yang hanya diam, "Apa kau ingin mempelajari itu?" Tanya (y/n)

Tengen menatap (y/n) dengan mata berbinar, "Bisakah?"

"Kau mempunyai Chakra yang sedikit jadi Henge No Jutsu mungkin sulit untukmu, tapi kalau hanya sebentar mungkin bisa"

Tengen hanya diam mendengarkan (y/n) bicara, ia benar-benar sangat ingin mempelajari Henge No Jutsu, dari awal ia sudah kagum pada (y/n) karena bisa meniru seseorang sedetail itu, itulah sebabnya ia ingin mempelajari jutsu itu

"Pertama-tama tentukan objek yang akan kau tiru"

(y/n) mulai mengajari Tengen cara melakukan Henge No Jutsu dengan perlahan, walaupun cukup sulit untuk mengajari Tengen karena ia bukan dari Dunia Shinobi, tapi melihat Tengen yang begitu bersemangat membuat (y/n) harus bersabar.

【𝐄𝐍𝐃】𝐔𝐜𝐡𝐢𝐡𝐚 𝐈𝐧 𝐊𝐧𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang