4

164 16 2
                                    

Ruangan yang begitu gelap kini terasa semakin dingin membuat pemuda yang meringkuk duduk semakin mengeratkan pelukan pada dirinya sendiri berharap cara itu dapat menghalau rasa dingin yang seperti ingin menguliti kulitnya saat ini.

Ia ingin bertanya berteriak atau setidaknya mengeluarkan sedikit suara agar menghilangkan kebingungan dalam kepalanya,namun bibirnya seakan bungkam hingga akhirnya ia hanya dapat bertanya pada batinya dimana kakaknya yang membawa kue sambil tersenyum lebar,dimana alunan nyanyian ulang tahunya dan dimana keramaian dan kehangatan yang melingkupinya tadi kenapa sekarang hanya tersisa kesunyian dan rasa dingin.

Ia takut sungguh ingin menjerit ataupun  menangis meraung meluapkan rasa sakit yang ia rasakan,ia benci sendiri,ia benci kesunyian dimana kakaknya yang selalu memeluknya dan dimana sahabat yang selalu meramaikan harinya kenapa disini hanya gelap dan sunyi.

Angin mulai berhembus kencang menyalak galak dan menyabit tanpa henti tubuh jimin yang kini  penuh darah, tubuhnya bergetar hebat merasakan sakit yang teramat mulai menjalari seluruh tubuhnya.bahkan hingga genangan lebar bewarna merah menyelimutinya angin itu tetap tak berhenti mengoyak tubuhnya yang terbujur tak berdaya sekarang.

mata yang dikuatkan untuk tetap terbuka kini hampir terpejam namun sebelum itu terjadi tubuhnya seakan tertarik hingga kesadaranya kembali.matanya bergulir kearah kanan dan kiri menatap hamparan bunga luas yang terbentang luas disetiap sisi,bahkan luka disekujur tubuhnya hilang entah kemana perginya ia seperti tertarik kedimensi lain namun tetap hanya gelap yang masih setia menemani dengan rasa tenang yang menyejukkan hati.

Perlahan kakinya mulai menyusuri tempat ini entah karna apa tapi seperti ada yang menariknya hingga dapat dilihat oleh retinanya seekor makhluk hitam mulai menuju kearahnya dengan setiap kepakan sayapnya bunga bunga disana mulai bersinar bewarna ungu hingga menerangi jalan setapak yang ditempati olehnya.namun belum sempat sampai padanya tubuh makhluk berwujud kupu kupu itu meledak membuat jimin  jatuh tersungkur akibat bunyi dan ledakan yang tercipta.

"Apa aku sudah benar benar mati,tapi kenapa tidak sakit apa  mati memang tidak sakit"gumam jimin masih setia menutup matanya hingga pipinya merasakan usapan lembut dipipinya.tepat disampingnya kini ada seorang wanita yang tiba tiba saja hadir setelah bunyi ledakan.

"Si-siapa,apakah k-kau malaikat maut jika iya bawa saja aku tapi aku tak ingin membuka mataku,jujur saja kata taehyung wajahmu hancur eh t-tidak hanya sedikit jelek iya j-jangan tersinggung"lirih jimin sambil masih setia menutup matanya namun sedetik kemudian terdengar suara kekehan membuat jimin bertanya tanya bagaimana bisa malaikat maut tertawa begitu atau ini malaikat stress bisa jadi kan karna padatnya jadwal pengambilan nyawa jadi dibangun rumah sakit jiwa untuk para malaikat dan disampingnya ini malaikat stress yang berhasil kabur yah kenapa tubuhnya terasa gamang begini.

"Buka matamu sayang dan lagi tidak ada rumah sakit jiwa untuk malaikat"eh bentar kenapa ia bisa tau fikiranya omg ia dipanggil sayang dan dari suaranya sepertinya ia perempuan memilih berani,kini dibuka kedua matanya yang berhasil membuatnya mengangga lebar.

Bagaimana tidak jika disampingmu ada wanita cantik dengan beground bunga bewarna ungu yang menyala membuat kesan cantik pada wanita yang tersenyum hangat padamu.matanya asik meniliti wajah wanita yang tengah berdiri dihadapanya hingga suara lembut membuatnya tertarik menuju dunia nyata.

"Bunda tidak mengira  kak hoseok berhasil membesarkanmu menjadi semenggemaskan ini"blank hanya itu yang dapat terlihat dari wajah jimin sedari tadi.dan apa yang wanita ini maksud dengan menyebut dirinya bunda juga dari mana ia tau nama kakaknya ah mengingatnya ia jadi merindukan atensi kakaknya.wajah yang awalnya aneh kini berganti menjadi raut sedih terlihat kontras sekali.

Namun  usapan sebuah tangan di lenganya berhasil menarik kesadaranya wanita yang menyebut dirinya bunda kini telah duduk disampingnya.jujur saja hatinya menghangat dan entah naluri dari mana yang seakan menyuruhnya memeluk wanita itu sedari tadi,hatinya begitu sesak seakan rindu yang dipendamnya sekian lama dapat terobati dengan atensi wanita didepanya,apa mungkin benar wanita ini  ibunya tapi kenapa hatinya memang berharap iya meskipun ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya memang sudah meninggal.

MILPUERTAS (Opening Of The Dimensional Gate) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang