03. Misi

769 155 44
                                    

"Mereka terlalu lunak untuk menjadi penjahat."
- (Full Name)
─────────


"Tidak."

"Maksudmu?"

Mikey sedikit menoleh kepada (Name).

"Kau diterima."

(Name) cengo dan kemudian terkikik geli, "Semudah itu?"
Tentu dia mengucapkan hal ini di dalam hati.

"Tunggu, apa alasannya karena aku adalah wanita?" Nada suara (Name) rendahkan, "Karena itu kau tidak bisa melawanku?"

Mikey diam, ia hanya menatap (Name) tanpa bersuara. Hingga kemudian kontak mata diantara mereka terputus sebab ucapan si sulung Haitani.

"Wah, selamat datang di Bonten, nona (Name)!" Ran mengulurkan tangannya bermaksud untuk berjabat tangan sebagai rekan kerja, "Ku harap kita bisa bekerja sama dengan baik."

(Name) tersenyum manis dan menjabat tangan Ran, "Ya, yoroshiku!"

Ketika Ran ingin menarik kembali tangannya, (Name) justru mengeratkan jabatan tangannya sambil menatap Ran penuh semangat.

"Ide bagus tuan rambut rapi!" Kemudian Sang Hawa kembali mendekat pada Sang bos besar meninggalkan Ran yang tengah cengo sebab perkataannya.

"Bagaimana kalau aku mengambil semua misi Bonten untuk hari ini?"

Nampak semua anggota kaget, tapi tidak dengan Mikey yang masih menatapnya malas.

"Tidak perlu." Tolak Kakucho.

"Bos, kau lihat itu? Bahkan semua anggota menolakku." Ucap (Name) dengan nada kecewa, ia juga sengaja menekankan kalimat terakhir.

"Wajar saja, aku orang baru disini." Nada bicara (Name) berubah sendu, "Tapi tatapan mereka tidak pantas untuk seorang wanita se-usia ku."

"Meskipun aku selesai menyelesaikan misi, tatapan mereka mungkin tidak bisa berubah. Tapi ini satu-satunya cara..." Sang Hawa menunduk seolah menyiratkan kesedihan.

".....menemukan kembali rumahku."

"Sepakat!" Sahut Kokonoi setelah menjentikkan jari.

Kakucho sontak menoleh ke arahnya meminta penjelasan.

"Kenapa? Lagipula uang kita tidak akan berkurang." Jawaban Kokonoi membuat Kakucho mendecak.

"Cowok matre!!"

"Kurasa sebutan 'rumah' tidak cocok untuk wanita cantik sepertimu nona (Name)." Komentar Ran seolah menyadarkan satu-satunya wanita dimarkas Bonten tentang tempatnya berpijak.

"Kenapa? kita menatap langit kejahatan yang sama." (Name) tersenyum manis tapi pandangannya ke arah Takeomi dan Mikey yang sedang mendiskusikan sesuatu.

Ah tidak, lebih tepatnya Takeomi lah yang berbicara sedangkan Mikey hanya mengangguk satu kali sebagai respon.

"Misi Kanto, akan diserahkan padamu." Ucap Takeomi, "Mochi, tidak masalah?"

"Hm." Jawab singkat Sang lawan bicara.

"Baiklah dengar, curi data personal di dalam bank pusat nanti dan jangan lupa pasang ini di komputer utamanya." Takeomi menunjukkan sebuah flashdisk yang berisi virus.

"Hanya itu?" Tanya (Name).

"Jangan anggap hal ini mudah. Setiap pekerjaan tidak ada yang namanya mudah."

(Name) antusias mengangguk, "Okay."

"Rindou akan menemanimu!"

Pria berambut mullet refleks melotot pada Ran yang mengusulkan hal yang tidak bisa Rindou terima. Raut wajahnya seolah mengajak saudaranya berperang batin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen of Mafia | Sano ManjirouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang