5. Sepotong Hati Tanpa Nama

9.4K 271 21
                                    

MISTERI IUD DI RAHIM HANA

Part 5. Sepotong Hati Tanpa Nama

#kbm_cerbung #majarani #cerbung #romantis #rumahtangga

🍁🍁🍁

Sinta menatap senja yang kian pekat, suaminya belum pulang juga padahal perjalanan seharusnya hanya memakan waktu dua jam tiga puluh menit untuk pergi dan kembali. Namun, Hanif belum juga datang.

Tangannya menyentuh layar ponsel dan menekan tombol panggil. Dia terus menunggu, tapi tidak diangkat juga. Rasa cemburu kian hadir, membayangkan mereka menikmati hari berduaan di saat seharusnya dengan dirinya.

"Mas, kamu salah. Jangan mentang-mentang kamu suami lalu seenaknya ingin meniduri istrimu yang mana saja. Hari ini waktumu bersama Sinta, maka jangan menyentuhku," tekan Hana menyentuh rahang suaminya. "Kamu mau dianggap zalim dan gak adil?"

Hanif membuang napas kasar. Ia tak melewatkan kesempatan untuk menikmati madu berwarna merah jambu di hadapannya, madu yang jarang dipoles pewarna bibir, tapi tetap terlihat ranum dan menggetarkan.

"Berjanjilah, kamu gak akan ninggalin aku, Hana."

"Seorang istri hanya akan pergi dari rumahnya atas perintah suaminya. Aku akan pergi, saat aku mengucap talak untukku," ujar Hana.

Aku yakin, bila masa itu tiba, kamu akan meninggalkanku juga, Mas. Para pecundang di rumahmu itu adalah racun yang akan terus menyebarkan bisanya padamu, sampai akhirnya kamu juga akan membenciku.

"Dan Hanif tidak akan pernah mengatakan talak atau memintamu pergi dari sisinya," bisik Hanif mengecup kening istrinya.

Hana tersenyum dengan sangat manis. Ia pun mengangguk, seolah percaya akan kata-kata suaminya. Selanjutnya, matanya menoleh ke arah ponsel Hanif di nakas, yang terus bergetar.

"Ya, Sin," jawab Hanif, "kami masih di jalan. Rehat sejenak sambil ngobrol. Sebentar lagi sampai rumah." Hanif menatap Hana yang merapikan kerudungnya dan dia melangkah ke pintu keluar. Ponsel ia matikan, lalu mengejar istrinya yang sudah berjalan menuju lift.

Hana menatap kosong, teringat bagaimana kisah cintanya dulu, saat belum menikah. Hingga sebuah pelukan mesra dari belakang membuatnya memejamkan mata.

***

"Siapa gadis itu?" tanya Hanif pada pengurus RT saat dia mengadakan bakti sosial membagikan sembako untuk warga desa.

"Oh, anaknya Abah Musa, namanya Hana Alfathunnisa."

"Bagus sekali namanya," puji Hanif, menatap Hana yang tengah membantu membagikan sembako darinya.

"Orangnya juga cantik, kembang desa Cikuya. Tapi Abah Musa gak pernah membiarkan lelaki mana pun mendekatinya," ujar lelaki paruh baya itu.

"Wajar. Hanya lelaki yang bisa menjadikan dia seperti ratu yang pantas mendapatkannya," balas Hanif hampir tak berkedip melihat gadis bernama Hana di hadapannya.

"Kira-kira siapa tuh yang bisa?" goda sang lelaki tadi pada Hanif.

"Menurut mamang, siapa?" tanya Hanif sambil tersipu.

"Taklukkan sana, pasti Den Hanif mah gak akan ditolak. Sultan," jawab si mamang dengan senyuman.

Hanif pun mendekati Hana yang tengah membagikan sembako pada warga.

"Terima kasih, sudah turut membantu," katanya dengan mata yang enggan berpaling.

Gadis berkerudung biru itu menoleh dan tersenyum sungkan. "Kebetulan diminta tolong dari majelis ta'lim. Terima kasih bingkisannya, Pak ...."

Misteri IUD Di Rahim HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang