Misteri IUD Di Rahim Hana

Untitled Part 9

MISTERI IUD DI RAHIM HANA

Part 9. Mulai Ada Titik Terang

#cerbungMajarani #cerbungKBM #romantis #majarani

🍁🍁🍁🍁

Perih, tentu saja sangat perih saat cinta sudah hadir, tapi malah harus terpisah karena keadaan. Hana mencoba untuk menuruti abahnya, melupakan Hanif yang terus mengejarnya. Dia pun selalu menghindari tempt-tempat yang memungkinkan akan bertemu dengan lelaki itu.

Hanif sendiri menghadap ibunya dan meminta dilamarkan Hana. Jelas, ibunya menolak pun adik dan kakaknya. Namun, Hanif benar-benar marah.

"Baiklah, jangan harap aku mengurus lagi warisan ini. Aku lelah, aku ingin hidup dengan wanita yang kucintai," tekan Hanif, kali ini melawan.

Fatma dan dua anak perempuannya panik, mereka berdiskusi untuk mempertahankan agar anak lelaki itu tak meninggalkan mereka demi Hana. Mau tidak mau, harus dituruti.

Akhirnya, Fatma melemah dan bersedia mendatangi Abah Musa untuk melamar Hana demi anak lelakinya yang marah. Dia datang dengan Andini, karena Antika menolak dan berkeras tidak merestui.

Abah Musa dilematis, kehadiran Fatma langsung menjadi sorotan warga. Bagaimanapun, seorang ningrat pemilik perkebunan teh dan buah, datang melamar Hana, adalah sebuah hal yang luar biasa.

"Saya datang ke sini untuk melamar putri Abah untuk anak saya Hanif Adimarta," katanya dengan tenang dan sopan, tapi tetap terlihat angkuh dan anggun.

"Bah, Keluarga Adimarta datang denga kebaikan, gak pantas kalau ditolak. Tidak sopan," ujar Mang Ujang yang juga pegawai Hanif di perkebunan.

Pada akhirnya, karena sering melihat anaknya melamun dan menangis, Abah menerima lamaran itu. Meskipun dengan berat hati, karena ia tahu Keluarga Adimarta terlihat kurang bersahabat. Terpaksa, karena anak lelaki mereka memaksa.

Bahkan, saat pesta pernikahan, Abah lebih banyak menyendiri. Menyaksikan putrinya yang sangat cantik bak bidadari, tapi batinnya selalu diliputi kecemasan, melihat cara Antika, Andini dan Fatma sendiri yang kadang menatap sinis anaknya.

"Ya Allah, lindungi putriku. Mungkin ini ujian hidupnya, ujian beratnya dari pernikahan ini. Semoga Engkau ampuni segala kekhilafannya dan pernikahannya ini adalah sumber kebaikan nantinya," gumam Abah menatap putrinya yang kini resmi menjadi istri dari seorang Hanif Adimarta.

Selepas resepsi pernkahan, Abah langsung pulang ke desanya bersama warga yang hadir menemaninya. Dia pun menitipkan Hana pada Hanif agar dijaga dan dicintai sepenuh hati. Berat, melepaskan anak perempuan yang ia rawat sejak kecil, bahkan setelah ibunya pergi meninggalkan duni. Abah merawat Hana sendirian.

Kini, putrinya itu telah menjadi milik lelaki lain. Ia pasrah dan tabah, hanya mendoakan kebahagiaan untuk mereka.

Di sisi lain, bagi sepasang kekasih yang baru saja meresmikan cinta mereka, malam ini adalah akhir dari penantian kemarin. Keduanya saling tatap penuh harap, saling menunjukkan kegelisahan. Bahkan, setelah salat sunah dua rakaat, Hanif langsung membopong istrinya ke peraduan.

"Mas, haruskah malam ini?" tanya Hana dengan gelisah saat tangan itu untuk pertama kali menyentuh pipinya.

"Aku sudah meminta seluruh isi dunia atas nama kamu, Hana. Aku akan serahkan isi dunia untukmu." Hanif menyentuh bibir istrinya. Setelahnya tak ada kata lagi yang terucap, selain bertemunya muara cinta yang memabukkan.

***

Hana menahan dada Hanif dan menatap wajahnya.

"Aku ingat, Mas. Saat itu, seolah hanya akan ada aku seorang dalam hidupmu," isak Hana dan bangkit sambil menyeka sudut mata. "Kamu bilang telah meminta seluruh dunia atas namaku. Bahkan kamu bis memberikan isi dunia untukku."