dr. Diah dan Hana menceritakan ulang apa yang terjadi. Mereka membeberkan bukti IUD dan menyebutkan dokter yang menangani Hana. Sesungguhnya, jika ini benar maka dr. Maria telah menyalahi sumpah dokter, karena ini termasuk malpraktik. Hanya saja, mereka butuh bukti kuat untuk menyeret mereka.
"Saya sudah mencoba membuka ponsel salah satu keluarga, Antika, kakak dari suami saya. Tidak ada percakapan dengan dr. Maria. Berarti tersangka tinggal tiga. Adik ipar saya, ibu mertua saya dan suami saya sendiri," papar Hana dengan serius.
Adrian mengangguk dan mencatat dengan baik.
"Anda kenal dokter kandungan itu?" tanyanya pada dr. Diah.
"Kurang, tapi mungkin pernah bertemu," jawab sangd dokter jujur.
"Kita harus mendapatkan data rekam medis Bu Hana, lalu kita samakan dengan rekam medis terbaru bahwa rahimnya baik-baik saja. Hanya saja, ini sedikit sulit. Kalau kita langsung lapor polisi, kemungkinan dr. Maria akan langsung memberitahu pelaku utama dan menghilangkan bukti sebelum rekam medis Anda diambil polisi," papar Adrian dengan saksama.
"Jadi menurut Pak Adrian harus gimana?" tanya Hana cemas. "Saya sangat ingin pelaku ditangkap . Supaya jadi efek jera buat siapa pun."
"Tentu. Kita gak akan biarkan kejahatan menang, Bu Hana. Kita akan bermain cantik," katanya dengan tersenyum.
Secantik Anda.
Adrian tersenyum menatap wajah Hana yang cemas.
"Andai gak memungkinkan, entah akan jadi apa saya setelah ini. Terhina dan-"
"Saya janji akan membantu Anda." Andrian memotong kalimat Hana.
"Bisakah kita menggunakan hacker dan membobol data rumah sakit? Atau harus rekam medis manual yang di map itu?" tanya Hana tidak sabaar.
"Sabar, kita akan pikirkan caranya. Beri saya waktu untuk mempelajari dulu," jawab Adrian.
Hana pun tersenyum dan mengangguk optimis.
"Hmm, bayarannya?" tanya Hana lagi. "Saya takut tidak sanggup dan uang saya tidak cukup nanti. Maklum, ini pun nafkah dari suami saya."
"Anda tenang saja, Bu Hana. Gini saja, saya tidak akan dibayar sampai kasus ini dimenangkan. Saya tertantang untuk menyelesaikannya," kata Adrian dengan senyuman.
Sementara itu, dr. Diah melirik rekannya, Frederik, yang menarik napas dalam dan memutar bola mata. Dia pun menahan senyum dan mengerti, sepertinya Adrian tidak hanya tertantang untuk menyelesaikan kasus, tapi juga menunggu Hana menjadi janda.
Di Mesjid Al-Furqon, Hanif keluar dari mobil yang mentereng. Semua orang menatapnya dan dia mendekati para anggota organisasi.
"Saya suaminya Hana Alfathunnisa, di mana dia?" tanyanya sopan.
"Oh, sepertinya makan, Kak. Motornya sih masih di parkiran."
Hanif menoleh ke arah motor Hana yang masih terparkir di sana. Ia pun melangkah menuju restoran dan menemui pelayan.
"Saung atas nama Hana," katanya tersenyum.
"Sebentar ya, Pak." Pelayan membuka buku tamu. "Di dalam, Pak. Saung nomor tujuh belas."
"Terima kasih," ujar Hanif sambil berlalu dan berjalan ke arah saung-saung yang berderet. Dia melihat Hana tengah melamun di sana. Sendirian.
Namun, ada tiga piring lain yang kosong. Artinya Hana tidak makan sendirian, melainkan empat orang. Pun menu yang cukup beragam, tapi sudah kosong.
"Mikirin apa?" tanya Hanif membuat Hana terperanjat dan menoleh ke arah jalan keluar dari saung, di sana terlihat tiga orang itu masih berjalan menuju lobi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri IUD Di Rahim Hana
RomanceMega best seller KBM app. Rekor pendapatan tertinggi KBM App dengan 60jt++ hanya dalam 1 bulan 🍁🍁🍁 Blurb: Dua tahun menikah tak dikaruniai juga anak, Hana terkejut saat mengetahui di rahimnya terpasang IUD. Padahal dia tak pernah merasa memasang...