6. Tanda Lunturnya Cinta

9.3K 284 19
                                    

MISTERI IUD DI RAHIM HANA

Part 6. Tanda Lunturnya Cinta

#kbm_cerbung #majarani #cerbung #romantis #rumahtangga

🍁🍁🍁

Hana segera masuk kamar, tapi dia tidak pernah mengunci kamarnya karena takut suaminya masuk. Terpaksa, dia membawa ponsel Antika ke dalam kamar mandi, lalu menguncinya. Begitu dinyalakan, langsung dia matikan jaringan paket data dan wifi-nya.

Tangannya gemetar membuka laman percakapan whatsapp di ponsel Antika. Hana mengetik nama dr. Maria, langsung muncul dan dia buka isi percakapannya. Isinya hanya seputar konsultasi saja, tidak ada bahasan soal IUD maupun dirinya.

Hana pun, menatap nama-nama di sana. Dia tak tertarik membaca obrolan Antika dengan orang lain, kecuali sebuah grup yang aneh menurutnya.

Beautiful Family.

Dengan gemetar Hana membuka grup tersebut, ada empat orang saja di sana. Fatma, Andini, Antika dan Sinta.

"Astaghfirullah, maafkan aku, Ya Allah, aku harus mencari tahu obrolan mereka." Hana menyandar dengan berusaha menguatkan hatinya. Dia membaca satu per satu obrolan dari bawah hingga atas. Hanya seputar mereka menggoda Sinta yang melakukan malam pertama, dan itu sangat menjijikan. Saat Sinta mengatakan Mas Hanif sangat hebat.

"Astaghfirullah," gumam Hana lagi, semakin hilang saja seleranya pada sang suami. Ia terus membaca hingga ke atas dan akhirnya menemukan Andini yang juga berkata buruk tentangnya.

"Andini tak sebaik yang kelihatan, aku harus mendapatkan ponselnya. Dia bisa saja pura-pura baik untuk menusukku," katanya dengan mengangguk dan napasnya cepat, "oke, Antika aman."

Hana memutar musik ponsel Antika dengan suara sangat pelan, sengaja menghabiskan baterai agar saat ditemukan dalam keadaan mati dan tidak mencurigakan. Setelah tinggal 1 persen, dia nyalakan lagi jaringan dan langsung mati seketika.

"Alhamdulillah," katanya tersenyum. Dia berjalan ke  pintu kamar mandi dan terdengar suara dari dalam. Dia pun segera menyembunyikan ponsel Antika di tempat yang jarang disentuh Hanif, yaitu rak tempat mengisi handuk di atas besi menyangga handuk bekas pakai.

Setelah itu, dia keluar dan melihat Hanif tengah mengambil sesuatu dari laci meja rias.

"Mas," sapa Hana.

"Lama banget di kamar mandi," ujar Hanif heran.

"Iya, lagi gak nyaman."

"Sakit perut lagi?" tanya Hanif menoleh dengan cemas, di tangannya ia memegang parfum.

Namun, Hana berusaha tak peduli dengan parfum yang dibawa suaminya. Untuk apalagi? Jika bukan untuk membuat tubuhnya wangi saat melebur bersama Sinta, bukan?

"Biasa lah," balas Hana lemah.

"Coba ke dr. Maria minta pendapat harus gimana lagi? Apa masih bisa diobati penyakit rahim kamu ini?" ujar Hanif cemas, ia memasukkan parfum ke saku celana dan menatap istrinya.

"Gak usah, aku sudah ikhlas dan pasrah, Mas. Mungkin ujianku memang seperti ini, insyallah ini jalan syahidku. Melawan penyakit sambil dipoligami," ujar Hana dengan tersenyum.

Hanif seketika terperanjat. Sungguh, dia merasa lelaki paling zalim sedunia. Miris, membayangkan perasaan istrinya yang sedang sakit tapi harus berbagi suami. Benar, kenapa tidak dia pikirkan sebelumnya. Sayangnya, sekarang sudah terlambat, toh dia sudah menyentuh Sinta dan tak mungkin dia ceraikan begitu saja.

"Hana ... aku minta maaf jika jadi suami yang buruk buat kamu," katanya mendekati Hana dan merangkulnya. 

"Syahid itu masuk surga, Mas. Doakan saja ini memang demikian. Kelak, saat aku pergi dan kamu sudah punya pengganti, aku juga gak cemas."

Misteri IUD Di Rahim HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang