Sebutlah aku pendendam.
aku memang tidak sebaik seperti yang kalian pikirkan.
Seperti kala hujan begitu deras yang tak kunjung reda, semua menghujamiku dengan seonggok kebohongan, setitik penghianatan, beribu ribu peluru kebencian telah aku redam. Mati rasa jika mengharapkan hal indah terjadi ke ruang ujung terdalam yang belum tersentuh orang orang menyebalkan.Aku memang salah, setiap memori terus berputar berulang menghantuiku. Membuat ku enggan. Andai, dan terus berandai andai.
Aku tahu, hidup memaksaku untuk bertumbuh. menjadi pribadi yang lebih kuat. Seluruh kehadiran yang buruk menusuk relung paling dalam, oh Tuhan. Bagaimana kepercayaan itu ada? Apakah masih ada orang baik untuk membuat kepastiaan? Agar sedikit harapan muncul di kala aku bertunduk lesu memikirkan banyak doa doa sudah dijabarkan berulang kali.
Tak sedikitpun juga harapan yang telah aku langitkan. Sebab meski berulang ulang mengharapkan apapun, aku tidak akan sekuat seperti sekarang. Orang orang yang telah hadir dikehidupanku membuatku belajar banyak hal. Bahwa yang mampu menguatkan aku sampai di detik ini adalah diriku sendiri.
Dan kenyataannya aku bukanlah orang baik seperti yang aku sendiri harapkan. kenyataan membuatku rela ini memang setimpal. aku sendiri masih membenci apapun, tidak bisa menghilang. pun lebih membekas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Notes.
RandomJika ada waktu luang silahkan mampir sejenak untuk membaca. Setiap bagian mempunyai arti tersendiri untuk memaknainya, silahkan meresapi:)