"Berdasarkan hasil sidang, hakim menyatakan terdakwa Freya Josiane terbukti bersalah melakukan tindak pemerasan, pencucian uang, pencurian, penggunaan senjata secara illegal serta pembunuhan sebagaimana telah diatur dalam dakwaan Pasal. Maka, hakim menjatuhkan pidana terhadap Freya Josiane dengan pidana penjara selama tiga puluh dua bulan dengan denda sebesar dua puluh juta dollar. Hukuman pidana penjara telah dikurangi dengan masa tahanan sementara serta pengabdian penangkapan kasus penyelundupan narkoba."
Tiga puluh dua bulan. Dua tahun delapan bulan.
"Tahanan nomor 6130!" panggil seorang wanita dari luar jeruji besi. "Kau bebas hari ini."
Wanita yang merasa terpanggil segera bangkit dari duduknya. Pintu jeruji besi terbuka dan dia berjalan santai saat digiring melewati sel-sel kanan kirinya. Rasanya dia ingin tersenyum selebar mungkin dan bersorak sekencang mungkin. Tiga puluh dua bulan harus mencium baru karat dan makan makanan hambar, rasanya dia seperti hutan yang bertemu musim hujan setelah dilanda kemarau panjang.
"Hei! Keparat! Jalang sialan!" teriak salah satu tahanan dari balik jeruji yang dia lewati. "Freya Rhou!" panggilnya sekali lagi.
Sipir penjara ikut berhenti saat Freya menghentikan langkahnya. Panggilan itu sukses mengusiknya. Bukan karena teriakannya tapi embel-embel namanya. Rhou? Freya menoleh ke samping dan menarik salah satu sudut bibirnya.
"Ular sialan! Kau menjual keluargamu untuk bersama laki-laki brengsek sepertinya! Sekarang apa? Masa kurunganmu dipangkas seenaknya!" teriak wanita itu seperti kesetanan. "Keadilan macam apa ini?!"
Sipir penjara memukulkan tongkatnya pada jeruji besi sambil berteriak, "Tahanan nomor 4750, diam atau kau dapat detensi tambahan!"
"Kau! Kau! Wanita licik sialan!" raungnya tidak mengindahkan sipir penjara. Suaranya sudah menarik beberapa pasang mata untuk mengerubungi mereka dari balik jeruji.
"Lama tidak bertemu denganmu, Sza Rhou." Freya menampilkan sederet giginya dan senyum manis yang dia punya.
Kalimat itu terasa benar, meskipun mereka ada di lapas yang sama, Freya hampir tak pernah sekalipun berpapasan dengan Sza. Mungkin ini pengecualian karena wanita itu digiring ke rute yang lebih dekat oleh si sipir penjara. Takdir sepertinya memisahkan mereka apapun situasi dan kondisinya. Tapi jelas nama Sza dan Freya sudah tidak terasa asing di telinga para penghuni lapas ini. Satu dua kali, Freya sering mendapat laporan jika Sza berusaha menemuinya. Mungkin menagih ganti rugi.
Sza, kakak tirinya, mungkin jika dia punya senjata, dia akan mengiris jeruji besi ini dan mencakar habis muka Freya. Ekspresinya sudah seperti anjing liar kelaparan. "Beraninya dirimu ...."
"Kau perlu tahu jika masa kurunganku berkurang karena aku mengikuti pelatihan dan menjalani pengabdian, Sza sayang."
"Bullshit! Kekasihmu yang brengsek itu sudah mengatur semuanya, damn."
KAMU SEDANG MEMBACA
FLY BY NIGHT; ENCOUNTER [On Going]
Romance[ACTION] | Some part will be delete soon. Locked for stranger, follow first for reading. ACT. 1 - Saudade (Complete) ACT. 2 - Encounter (On Going) "Bisa aku mempercayaimu? Laki-laki yang dipegang adalah janjinya." Tidak seharusnya bertemu. Tidak seh...