[Coba deh puter dulu lagu di mulmed, then pahami artinya.]
Kali ini, Freya memilih untuk mengalah. Membiarkan Alpha menyiram tubuhnya lebih awal dan membilas semua sisa darah dan semua kotoran yang menempel di tubuh laki-laki itu. Sedangkan Freya menunggu Alpha sembari mengamati Lancer Assault Rifle yang tergeletak di meja. Bayonet gergajinya penuh darah. Saliva Freya terasa seperti gumpalan alot yang sulit ditelan begitu membayangkan cipta karya dari senjata mematikan ini. Dia saja merinding saat melihat bekas cipratan darah di jas yang dikenakan Alpha.
Tidak. Sepertinya tidak hanya karena itu. Tapi Freya merasa tubuhnya mendidih dan hawa di sekitarnya begitu dingin hingga membuatnya menggigil. Tangan Freya gemetar ringan dan perutnya melilit karena lapar. Dia hendak mengumpat, kapan pesanan makanannya datang?
Terdengar suara kucuran air yang berhenti lalu dua menit berselang pintu kamar mandi terbuka. Alpha menyembul keluar sembari menggosok-gosok rambutnya. Laki-laki itu hanya mengenakan bathrobe dan penampilannya yang membuat jantung Freya jatuh ke perut. Rambut basah, muka segar, serta harum sabun yang menguar memenuhi seluruh sudut ruangan. Shit.
"Freya, bajunya sudah datang?" tanyanya. Sampai kapan dia harus mengenakan bathrobe begini? Meskipun dia tidak keberatan sama sekali jika Freya mengintip sedikit sekat-sekat menggoda di perutnya atau otot-otot yang mencuat di balik lengannya.
Wanita yang duduk di balik meja itu hanya menggeleng, berusaha sekuat tenaga menutupi wajah merona bercampur jengkel yang juga sama-sama menunggu baju. Jangan sampai Freya mengumpat lagi atau Alpha benar-benar mengayunkan senjata berlumur darah ini ke lehernya.
Dia lebih memilih mengacuhkan Alpha dan berderap masuk ke dalam kamar mandi. Rencananya, dia akan mandi sangat lama, berendam sangat lama hingga Alpha berteriak jika bajunya datang. Dengan begitu, dia tidak akan berakhir konyol seperti Alpha yang hanya mengenakan bathrobe.
Untuk ukuran hotel pinggiran bintang tiga yang tampak kumuh di bagian luarnya, dalamnya tidak mengecewakan. Freya selalu menilai suatu tempat berdasarkan kamar mandinya. Baginya, jika kamar mandinya bersih dan rapi, wanita itu akan memberi penilaian bagus. Kamar mandi ini jelas tidak buruk. air hangatnya berfungsi, bathup-nya luas dan nyaman, aromanya harum dan mereka punya sabun yang disukai Freya.
Satu yang dibenci Freya saat berendam. Dia selalu mengingat kenangan yang tak pernah ingin dia ingat. Kemudian ada rasa rindu, sedih, bahagia dan sakit yang menyeruak bersama. Yang paling dominan dari semua itu adalah penyesalan dan kecewa. Sialnya, semua perasaan itu selalu bermuara pada satu nama. Nama seorang laki-laki yang saat ini sedang meneriaki namanya dari luar kamar mandi.
"Freya, pesananmu sudah datang!" teriak Alpha.
Suara Alpha menghancurkan acara relaksasi serba seadanya yang sedang Freya syukuri saat ini. Wanita itu meraup wajahnya dengan air hangat dan melangkah keluar dari bathup.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLY BY NIGHT; ENCOUNTER [On Going]
Romance[ACTION] | Some part will be delete soon. Locked for stranger, follow first for reading. ACT. 1 - Saudade (Complete) ACT. 2 - Encounter (On Going) "Bisa aku mempercayaimu? Laki-laki yang dipegang adalah janjinya." Tidak seharusnya bertemu. Tidak seh...