Past
"Semuanya, tenang"
Keramaian di kelas langsung menghilang ketika wali kelas mereka masuk bersama seorang pria dengan seragam yang berbeda dengan mereka.
Kepala pria itu tertunduk, ditambah dengan rambut panjang yang menutupi kedua matanya, tidak ada yang bisa melihat jelas wajah pria itu.
Eunseo mengangkat kepalanya saat teman sebangkunya berbisik, "Dia punya aura aneh"
"Ya, sangat aneh" sahut Eunseo ketika melihat teman sekelas baru mereka. Dia yang terbiasa memotret itu mengarahkan kamera kesayangannya ke arah sang murid baru yang tiba-tiba mengangkat kepalanya.
Suara shutter terdengar jelas karena keadaan kelas yang hening.
"Ekhem! Son Juyeon!" tegur wali kelas. "Temui saya jam makan siang nanti"
Eunseo mengeluh, namun tidak bisa protes banyak karena ini juga salahnya. Dia tiba-tiba terkejut ketika bertemu pandang dengan murid baru. Di balik lensa kameranya, Eunseo dapat melihat jelas tatapan dalam si murid baru yang membuatnya tanpa sadar menekan tombol shutter.
"Silahkan perkenalkan dirimu"
Murid baru itu menunduk sejenak lalu dengan suara tenang berkata, "Saya Lee Juyeon"
"Whoa!" seru salah satu murid dan seluruh teman sekelas langsung menatap Eunseo dan Juyeon bergantian.
"Benar-benar berbeda" kata salah satu murid lainnya yang langsung disetujui.
Benar. Sangat berbeda.
Pria dan Perempuan. Si ceria dan si pendiam. Cahaya dan bayangan.
Begitulah mereka menggambarkan dua Juyeon di kelas 3-2 saat itu.
....
Ruang rapat yang hanya memuat maksimal sepuluh orang itu sudah diisi penuh dengan empat ketua divisi dan satu ketua editor mereka.
Saat ini majalah Generation Z yang tengah hangat dibicarakan orang-orang tengah sibuk membahas tema majalah mereka untuk bulan depan.
Setelah pembahasan panjang, tema 'Mirror' sudah mereka tetapkan sebagai tema bulan depan. Tiap-tiap divisi sudah diberi tugas untuk mencari bahasan yang sesuai tema. Semua, kecuali Eunseo sudah memberikan ide mereka sedangkan Eunseo masih larut dalam pikirannya.
Tugas divisinya adalah meliput public figure yang masih memiliki pengaruh terhap kaum muda, sesuai dengan target pemasaran mereka. Sebenarnya, dia sudah memiliki kandidat kuat untuk itu, namun ragu untuk mengatakannya.
"Masih membutuhkan waktu?" tanya Jaehyun memecah pikirannya.
Eunseo menggeleng, "Tidak, maaf"
Jaehyun mengangguk mengerti, tampak juga dia sudah setuju dengan ide Eunseo padahal belum perempuan itu katakan. Tapi dia bisa menebaknya, dari keraguan perempuan itu.
Siapa lagi yang bisa membuat Eunseo seperti ini selain dia dan pria itu?
....
Luda melihat sebuah foto yang Eunseo kirim pada tabletnya, lalu dengan ragu menatap sahabat sejak kuliahnya itu. "Kau yakin?" tanya perempuan mungil itu.
Eunseo mengangguk mantap, tanda dia tidak menerima penolakan. Mingyu dan Minhyuk bergabung karena penasaran siapa yang membuat Luda bereaksi seperti itu.
Juyeon, anggota termuda dari BERMUDA, grup model yang terdiri dari tiga orang dan berada di bawah naungan agensi model THE BOYZ. Selain menjadi model, dua anggota lainnya terkenal sebagai aktor pendatang baru, sedangkan Juyeon sendiri fokus di dunia balap mobil bersama sepupunya yang juga bekerja sebagai model dan pembalap, Leeknow.
Alasan yang membuat Luda ragu adalah selain wawancara bersama, Juyeon tidak pernah mendapatkan tawaran wawancara. Itu karena pernah sekali dia diwawancarai sendiri, dia sama sekali tidak dapat menjawab dengan baik pertanyaan itu. Berakhir dengan dia yang dianggap kurang baik untuk dijadikan bahan liputan bagi kebanyakan reporter.
"Aku yang akan turun tangan" kata Eunseo dengan tenang melihat Mingyu dan Minhyuk yang juga sedikit ragu akan pilihannya.
Ketiga anggota divisinya mengangkat kepala mereka bersamaan, heran untuk kedua kalinya karena pernyataan dari Eunseo yang biasanya tidak ingin memberikan wawancara pada siapapun.
"Dia teman satu sekolahku, aku bisa menanganinya" jelas Eunseo.
Ketiga anggota itu sekali lagi secara bersamaan memasang wajah terkejut mereka.
Lucu.
....
"Ini gawat..." tiga pemuda dengan wajah di atas rata-rata itu menoleh ketika Sangyeon mengatakan itu dengan nada lemas.
"Kenapa? Salah menentukan jadwal?" tanya Younghoon kemudian tertawa kecil melihat wajah Sangyeon yang menurutnya lucu saat ini.
"Iya..." jawab Sangyeon lemas.
"Apa itu?" tanya Hyunjae penasaran.
"Wawancara dengan majalah Generation Z"
"Bukankah itu sedang ramai dibahas? Kurasa mengabaikan satu hari untuk syuting tidak masalah" kata Hyunjae tenang. Younghoon yang juga sesama aktor mengangguk setuju.
"Aku bahkan lebih bisa, syuting dan promosi sudah berakhir, jadi ini masih waktu liburku" tambah Younghoon. Dia lalu melihat Juyeon yang diam saja menonton pertandingan sepupunya saat ini.
"Kau ada pertandingan dekat-dekat ini?"
Juyeon mengangkat kepalanya, heran melihat wajah panik Sangyeon yang lebih ditujukan padanya itu. "...tidak" katanya kemudian.
"Hanya Juyeon" bisik Sangyeon.
"Hah?"
"Mereka hanya meminta Juyeon" sontak tiga pemuda itu saling pandang, Juyeon lebih terkejut dibandingkan yang lain. Setelah kesalahannya waktu itu, masih ada yang mau menerimanya?
Kecuali orang itu.
.
.
.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Juyeon | Waktu
RandomWaktu di tempatnya seakan berhenti. Di antara kerumunan orang itu, dia hanya berdiri memberikan tatapan kehampaan