"Selamat pagi semuanya"
Mingyu dan Wonwoo yang ada di ruangan tampak terkejut karena Eunseo menyapa mereka dengan nada yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya.
Wonwoo bahkan sampai menoleh ke arah pacarnya, Luda, berkata "Apa Eunseo kerasukan saat ini?"
Luda yang mengetahui penyebab berubahnya Eunseo hanya menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.
"Sesuatu yang bagus terjadi?" tanya Mingyu diakhiri dengan cengiran konyol.
"Ya, tapi hanya untuknya" kata Luda tersenyum saat Eunseo memberikannya sebuah pelukan. Wonwoo yang tidak biasa melihat hal itu perlahan mundur lalu pamit menuju ruang kerjanya.
Mingyu hanya tertawa melihat wajah ketakutan Wonwoo saat pergi.
Tidak lama, Minhyuk datang membawakan berbagai macam sarapan untuk mereka berempat. Tradisi di divisi ini adalah setiap minggu, ada yang bertugas membawakan sarapan untuk seluruh anggota. Minggu ini giliran Minhyuk.
Pria itu juga sama terkejutnya melihat Eunseo menyambutnya dengan senyuman hangat. "Kenapa kau berbahagia sekali?" tanyanya.
"Kenapa? Tidak boleh?" balas Eunseo.
"Tidak, itu justru lebih baik" kata Minhyuk lalu melanjutkan. "Tapi kulihat tadi Jaehyun tampak murung"
Senyuman di wajah Eunseo seketika menghilang. Mingyu memarahi Minhyuk tanpa suara. Namun kenapa? Minhyuk tidak tau apapun tentang hubungan Eunseo dan Jaehyun. Memang dia pernah mendengar gosip tentang mereka, tapi dia pikir itu hanya sekedar gosip yang konyol.
"Oh ya?" tanya Eunseo kemudian. Sepertinya dia harus bicara dengan Jaehyun nanti.
....
Bona mengetuk pintu ruangan Jaehyun dan membukanya sebelum mendengar respon dari dalam sana. Dia hanya bisa menghela nafas melihat wajah Jaehyun yang tidak bisa dikatakan 'baik' itu.
"Makanlah ini" kata Bona mendorong satu termos berisikan sup. Jaehyun mengangkat wajahnya, melihat dengan seksama perempuan di hadapannya.
"Maaf" katanya kemudian lalu menundukkan kepalanya.
Dalam satu waktu, dia telah menyakiti dua wanita sekaligus. Eunseo yang sejak dulu hingga kemarin dia cintai namun kini harus rela dia lepas demi kebahagiaan perempuan itu. Dan Bona yang harus bersabar menunggunya melepas Eunseo selama bertahun-tahun. Jaehyun bukannya tidak pernah meminta Bona melepaskannya, sering dia meminta Bona untuk membatalkan pertunangan mereka, namun perempuan itu tetap memilih bersamanya.
"Bukankah sekarang sudah berakhir?" tanya Bona yang kini duduk di hadapan Jaehyun. Mereka hanya diberi jarak sebuah meja, namun Bona merasa Jaehyun masih sulit digapai.
Dia jatuh cinta pada Jaehyun, dan semakin hari perasaan itu kian tumbuh. Tapi bagaimana jika kemudian kamu mencintainya selama bertahun-tahun namun dia tidak pernah menatapmu sama sekali?
Bona masih mencintai Jaehyun. Tapi dia juga lelah dengan penantian panjang yang entah akankah berakhir atau tidak?
"...Apa aku masih harus menunggu?"
....
Eunseo yang pulang terakhir berhenti membereskan dokumen di mejanya saat mendengar suara pintu dibuka. Dia melihat Bona di sana dengan senyum lemahnya.
"Aku akan beristirahat sebentar. Tolong kau jaga Jaehyun selama itu" kata perempuan itu.
"Bona, aku..." lidahnya kelu. Eunseo tidak bisa mengatakan apapun sebagai pembuktian bahwa dia tidak bersalah. Tapi memang dia tidak bersalah. Jaehyun yang masih memiliki perasaan padanya, dan Eunseo sudah lama melupakan Jaehyun dan selalu menjaga jarak darinya.
"Aku tau, dan ini bukan salahmu. Dia perlu waktu untuk menata ulang perasaannya saat ini, dan aku juga perlu waktu untuk berhenti memikirkan dan mencintainya" kata Bona.
"Selama itu, aku minta bantuanmu untuk memperhatikannya" tambah perempuan itu lalu memberikan pelukan hangat untuk Eunseo.
"Akhirnya kau menemukan kembali sandaranmu. Aku ikut bahagia untukmu. Mulai sekarang, berbahagialah, Son Juyeon"
.
.
.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Juyeon | Waktu
AcakWaktu di tempatnya seakan berhenti. Di antara kerumunan orang itu, dia hanya berdiri memberikan tatapan kehampaan