First Line

5.3K 447 45
                                    


Ini hanyalah sebuah cerita. Sebuah cerita yang di imajinasikan Bluu. Cerita tentang. Bagaimana jika. Cerita Naruto dan Sasuke semasa kecil tidak seperti itu ? Bagaimana jika mereka memiliki jalan cerita yang berbeda sewaktu mereka kecil ?

Ini hanyalah cerita masa kecil yang berbeda dari Sasuke dan Naruto.

Yang mungkin... kalian inginkan juga ?

Jadi.. bagaimana kalau kita segera melihat bagaimana dan dari mana cerita itu terlihat berbeda ?
.
.
.
.
.
Semua warga Konoha menunduk sedih di depan pemimpin desa mereka yang sudah merenggang nyawanya bersama istrinya. Mengorbankan nyawa mereka untuk melindungi desa dari penyerangan Kyuubi si rubah ekor sembilan yang mengamuk. Memporak porandakan desa mereka di saat istri dari pemimpin mereka baru saja selesai melahirkan buah hati mereka.

Buah hati ? Para warga menatap penuh kebencian pada seorang bayi yang sedang menangis meraung di dalam buntalan kain yang ada di antara kedua orang tuanya. Kenapa mereka menatap penuh kebencian ? Padahal itu hanyalah seorang bayi yang baru saja di lahirkan beberapa menit yang lalu. Yang bahkan baru merasakan pelukan Ibunya beberapa menit yang lalu. Belum sempat mengecap Asi dari Ibunya. Belum sempat di dekap sang Ayah. Bahkan kedua matanya belum terbuka, dia hanya bisa menangis dengan suaranya yang sudah mulai serak. Tapi tidak ada yang mau mendekat. Karena mereka tau, pemimpin mereka, Sang Hokage telah menyegel monster rubah berekor sembilan yang telah menghancurkan desa mereka ke dalam tubuh anaknya itu. Mereka... hanya tidak bisa menerimanya. Fakta bahwa monster yang membunuh orang terkasih mereka juga pemimpin mereka.. harus di masukkan ke dalam tubuh mungil itu.

Hokage ke tiga yang tidak tega melihat bayi berambut pirang itu segera menghampirinya. Mengambilnya dan menggendongnya. Ia tau, ia mengerti. Perjalanan hidup anak ini kelak akan berat. Tidak akan seindah apa yang kedua orang tuanya harapkan.

"Hokage-sama." Seorang pria berambut hitam maju. "Sepertinya bayi itu sedang kelaparan, istri saya.. sedang menyusui juga, jika Anda mengizinkan.."

Sarutobi Hiruzen, sang Hokage ketiga menoleh pada pria itu. Ia mengangguk dan menyerahkan bayi dalam gendongannya pada Uchiha Fugaku, kepala klan Uchiha juga ketua divisi patroli Konoha.

"Jika kau tidak keberatan, aku sangat berterima kasih." Ujar Sarutobi, "dan.. Minato sudah menitipkan namanya. Nama anak ini adalah ... Naruto"

"Naruto..." Fugaku bergumam. Ia mengangguk, kemudian Fugaku menatap Naruto yang sudah terdiam semenjak ia menggendongnya, sepertinya ia tertidur karena terlalu lelah menangis sedari tadi. Ia lalu membawa Naruto untuk mendekat pada tubuh Minato dan Kushina.

"Minato. Aku akan menjaga Naruto untukmu. Jadi Tenanglah di sana, dia akan aman bersamaku" ujarnya. Dia dan Minato adalah sahabat karib sekaligus rival, yang saling menyanyangi namun juga gengsi untuk menunjukkan hingga hanya saling ejek yang keluar dari mulut mereka. Meski begitu, mereka tetap teman baik. Para istri mereka tau itu. Mereka berdua hanya terlalu ... tsundere.

ia lalu bangkit dan berpamitan pada Sarutobi dan lainnya. Ia akan mengantar Naruto ke tempat istrinya dan anak-anaknya berada baru ia akan kembali untuk membantu mengurus pemakaman Minato dan Kushina juga shinobi lainnya yang gugur dalam penyerangan malam ini.
.
.
.
.
"Anata, kau tidak papa ?" Tanya Mikoto panik saat ia melihat Fugaku dengan sisa darah di sisi wajahnya, ia sedang membantu beberapa pengungsi yang mengungsi ke daerah Uchiha.

Fugaku mengangguk. "Kau pulanglah ke rumah," ujar Fugaku sembari memberikan Naruto yang tertidur dalam gendongannya.

"Dia ... siapa ?"

"Naruto. Anak Minato dan Kushina." Jawab Fugaku singkat. Jawaban Fugaku sudah cukup membuat Mikoto mengerti apa yang sudah terjadi. Dengan mata berkaca-kaca, ia menggendong Naruto, memeluknya erat kemudian segera pulang ke rumahnya, dimana Itachi dan Sasuke anak mereka bersembunyi. Sementara Fugaku kembali ke tempat Hokage berada, untuk membantu shinobi lainnya.
.
.
.
.
.
"Kaa-san, ini siapa ?" Tanya Itachi sembari mendekat kearah Ibunya yang baru pulang dengan air mata yang mengalir dan menggendong seorang bayi pirang yang tertidur.

Different StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang