First Mission

2.7K 296 31
                                    

Different Story (5)

5 tahun kemudian.

Naruto mengikat hitai ate di kepalanya. Hari ini, ia dan Sasuke sudah resmi menjadi shinobi tingkat Gennin. Dan hari ini juga ia dan Sasuke akan bertemu dengan guru wali mereka yang akan menemani mereka melakukan misi. Dia dengan semangat segera menuju ruang makan, dia sudah menyiapkan sarapannya tadi, jadi sekarang Sasuke dan Papanya pasti sudah menunggu.

Naruto dan Sasuke, berusia 12 tahun sekarang. Sasuke tumbuh menjadi remaja tampan. Tidak heran, gen Uchiha sangat kental dalam darah anak itu. Sementara Naruto, tumbuh menjadi remaja manis dengan pipi gembilnya yang di hiasi tanda berbentuk kumis kucing. Dengan balutan bajunya yang berwarna orange di dominasi hitam, membuatnya tampak seperti anak yang sangat ceria. Kebalikannya dengan Sasuke, anak itu memilih biru gelap sebagai warnanya.

"Papa tidak mengantar kami ??" Tanya Naruto saat memakai sepatu ninjanya di genkan.

"Kalian sudah besar. Masih harus ku temani ?" Tanya Kakashi malas.

"Mou, bilang saja Papa malas" dengus Naruto. Kakashi hanya mengangkat kedua bahunya sembari menggaruk bagian belakang kepalanya.

"Kalau begitu kami berangkat ~" seru Naruto, ia berdiri dan menggandeng tangan Sasuke.

"Ittekimasu --" serunya dan Sasuke bersama. Hari ini mereka sudah resmi menjadi seorang genin.

"Ha'i ha'i~ itterashai ~" Kakashi melambaikan tangannya. Setelah pintu kembali tertutup dia mengangkat kedua tangannya dan merenggangkan tubuhnya. "Saa ~ saatnya memberi kejutan ~"
.
.
.
Haruno Sakura adalah teman satu tim mereka. Sedari tadi dia mencuri-curi pandang ke arah Naruto yang duduk anteng di samping Sasuke. Membaca buku, juga Sasuke yang hanya diam saja, menatap keluar jendela. Mereka sedang menunggu guru pendamping mereka. Yang sudah terlambat 20 menit lebih.

"Sakura-chan, apa ada sesuatu di wajahku ? Kau terus menatapku sedari tadi" tanya Naruto akhirnya. Rasa-rasanya risih juga kan kalau kau di tatap seperti itu ?

"Uhm.. ah. Ano... ughhh" Sakura tampak bingung harus bagaimana mengatakannya. Satu dia malu, dua, aura yang di keluarkan Sasuke cukup mengerikan.

"Hm ? Kenapa ? Bilang saja, aku tidak akan marah" ujar Naruto.

"Bo.... bolehkah... aku menyentuh.... pipi mu ?"
Tanya Sakura pelan.

"Eh ?"

"Ah ! Tidak ! Tidak usah di pikirkan! Aku.. aku hanya -"

"Ii yo." Naruto meletakkan bukunya. "Tidak papa kok, aku tidak keberatan" lanjut Naruto dengan senyum lebarnya.

Sakura menjerit dalam hati. Dengan segera dia menghampiri Naruto. Tangannya terangkat dengan ragu. Tapi hati sudah mantap. Jadi tanpa ragu lagi ia segera mengusap pipi Naruto.

'Aaaa~ fuwaa fuwaa~'

Naruto sendiri hanya terkekeh. Dia sudah biasa, orang-orang memang suka menyentuh pipinya. Yugao Nee-chan, Ino, Ibunya Shikamaru dan Choji. Jadi dia biasa saja. Tapi tidak dengan Sasuke. Aura gelap Sasuke makin menguar. Tapi Sakura bodo amat. Selama tangannya bisa menyentuh pipi bulat menggemaskan punya Naruto dia tidak peduli. Dari dulu memang dia selalu ingin punya Adik laki-laki yang menggemaskan seperti Naruto. Tapi sayang, dia tidak bisa mendapatkannya. Jadi, bisa satu tim dengan Naruto adalah sebuah kebahagiaan untuknya.

"Ehem" sebuah suara deheman menghentikan kegiatan Sakura yang sedang mengusap gemas pipi Naruto, dan menyadarkan Sasuke yang hampir melepaskan Chidorinya. Mereka semua menoleh ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Papa !" Naruto berseru senang saat melihat Kakashi yang datang. Ia segera menghampiri Kakashi dan memeluknya. Seakan sudah lama tidak berjumpa. Padahal baru tadi pagi mereka berpisah.

Different StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang